Sisi Lain Metropolitan

Kisah Gloria, Perjuangan Hidup Sang Perias Jenazah Gratis di Jakarta

Selepas kepergian suami untuk selama-lamanya pada tahun 2018, jalan hidup Gloria Elsa Hutasoit (37) berubah. Ia menjadi perias jenazah gratis.

Istimewa/Dokumentasi Pribadi
Gloria Elsa, perias jenazah saat merias jenazah 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, CONDET - Selepas kepergian suami untuk selama-lamanya pada tahun 2018, jalan hidup Gloria Elsa Hutasoit (37) berubah.

Ketika suaminya, Elco Namarubessy (37), dipanggil sang Khalik akibat penyakit diabetes dan gagal ginjal, banyak orang mengulurkan tangan untuk mengurus pemakamannya.

Ia merasa memiliki utang budi atas kebaikan itu sehingga memilih mengabdi sebagai seorang perias jenazah gratis di Jakarta.

Gloria Elsa, dengan peralatan make up untuk merias jenazah di kediamannya, di kawasan Condet, Jakarta Timur, Jakarta Timur pada Jumat (26/6/2020).
Gloria Elsa, dengan peralatan make up untuk merias jenazah di kediamannya, di kawasan Condet, Jakarta Timur, Jakarta Timur pada Jumat (26/6/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Mengurus jenazah bukan hal baru bagi Gloria. Sejak lulus bangku SMA, ia sudah membantu memandikan jenazah.

Saat itu Gloria menemani ibunya yang bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Kemampuan merias didapatnya juga saat ia masih remaja. Saat itu, Gloria memang senang merias orang. Ia belajar merias secara otodidak dan belajar di salon-salon kecil.

Sebelum menjadi perias jenazah, ia sudah kerapkali merias orang.

Baru pada tahun 2017, ia memberanikan diri merias jenazah saudara dan keluarga terdekatnya. Namun, Gloria hanya sekadar membantu saja bukan sebagai seorang profesional.

Ia awalnya seorang ibu rumah tangga sedangkan suaminya bekerja sebagai seorang fotografer.

Gloria Elsa, dengan peralatan make up untuk merias jenazah di kediamannya, di kawasan Condet, Jakarta Timur, Jakarta Timur pada Jumat (26/6/2020).
Gloria Elsa, dengan peralatan make up untuk merias jenazah di kediamannya, di kawasan Condet, Jakarta Timur, Jakarta Timur pada Jumat (26/6/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Malang menimpa keluarga mereka ketika pada tahun 2018, Elco meninggal akibat penyakit yang dideritanya.

Tekad Gloria untuk menjadi perias jenazah profesional memuncak. Panggilan hidupnya berubah begitu sang ajal menjemput Elco untuk selama-lamanya.

Sejak itu, tidak hanya sekadar bantu-bantu merias, ia benar-benar mulai menekuni pekerjaannya.

"Dia sakit gula terus mengalami kebutaan akhirnya terkena gagal ginjal sampai meninggal. Ketika kehilangan penglihatannya artinya dia juga kehilangan harapan hidup. Saat-saat itu lah justru banyak orang yang menolong hidup saya, saudara-saudara, teman-teman, keluarga, bahkan orang yang enggak saya kenal. Jadi, saya ingin bayar utang budi sama tuhan. Caranya ya dengan menjadi perias jenazah," ceritanya di kediamannya di kawasan Condet, Jakarta Timur pada Jumat (26/6/2020).

Memulai menjadi perias jenazah tidak selalu berjalan mulus. Tidak jarang ia keliru dalam menanganinya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved