Jokowi Marahi Menteri saat Rapat Bahas Pandemi Covid-19: Apa-apaan Ini? Saya Jengkelnya di Situ

Presiden Joko Widodo atau Jokowi marahi menteri Kabinet Indonesia Maju, saat Sidang Kabinet Paripurna yang berlangsung secara tertutup, 18 Juni 2020.

Penulis: Suharno | Editor: Kurniawati Hasjanah
KONTAN/Daniel Prabowo
Presiden Jokowi 

TRIBUNJAKARTA.COM - Presiden Joko Widodo atau Jokowi marahi menteri Kabinet Indonesia Maju, saat Sidang Kabinet Paripurna yang berlangsung secara tertutup, 18 Juni 2020.

Jokowi marahi menteri dan meminta jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju bekerja lebih keras di masa pandemi Covid-19.

Presiden Joko Widodo meminta para menteri tidak mengeluarkan kebijakan yang biasa-biasa saja karena kondisi Indonesia yang sedang krisis.

Bahkan saat Jokowi marahi menteri, dirinya juga mengancam akan membubarkan lembaga hingga reshuffle kabinet.

Sederet Fakta HBKB di Jakarta, Ojek Online Bingung Antarkan Pesanan dan 43 Orang Ditindak Satpol PP

4 Armada Transjakarta Masih Diistirahatkan Hingga Pandemi Covid-19 Berakhir

Kabel Listrik PLN di Kebon Pala Jakarta Timur Terbakar, Diduga Akibat Korsleting

Ruben Onsu Ungkit Perlakuan Raffi Ahmad pada Laudya Cynthia Bella Saat Pacaran, Begini Respon Nagita

Berikut ini isi lengkap pidato Presiden Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna yang baru dikeluarkan oleh Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua.

Yang saya hormati bapak Wakil Presiden, para menko, para menteri.

Yang saya hormati seluruh ketua dan pimpinan lembaga yang hadir yang tidak bisa saya sebut satu per satu.

Bapak ibu sekalian yang saya hormati, suasana dalam tiga bulan ke belakang ini dan ke depan, mestinya yang ada adalah suasana krisis.

Kita juga mestinya semuanya yang hadir di sini sebagai pimpinan, sebagai penanggung jawab, kita yang berada di sini ini bertanggung jawab kepada 260 juta penduduk Indonesia.

Tolong digarisbawahi, dan perasaan itu tolong kita sama. Ada sense of crisis yang sama.

Hati-hati, OECD terakhir sehari dua hari lalu menyampaikan bahwa growth pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi 6, bisa sampai ke 7,6 persen. 6-7,6 persen minusnya.

Bank Dunia menyampaikan bisa minus 5 persen. Perasaan ini harus sama. Kita harus ngerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali kita.

Saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal. Lah kalau saya lihat bapak ibu dan saudara-saudara masih ada yang melihat ini normal, berbahaya sekali.

Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra luar biasa, extra ordinary.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved