Kreatif, Sejumlah Remaja di Kota Depok Hasilkan Layangan Hantu Berbentuk Kuntilanak dan Pocong
layangan hantu kuntilanak dan pocong hasil karya Maulana, Sahrul, dan rekan-rekannya di Cipayung Kota Depok.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Memanfaatkan momen school from home (SFH) imbas dari pandemi Covid-19, sejumlah remaja di Gang Gandaria I, Ratu Jaya, Cipayung, Kota Depok, menunjukan kretifitasnya dengan membuat layang-layang.
Namun tak seperti layangan pada umumnya, layangan hasil tangan Maulana (17) dan Sahrul (16) serta kawan-kawannya ini cukup unik dan menarik perhatian.
Layangan yang mereka buat, menyerupai hantu khas Indonesia seperti pocong dan kuntilanak.
Tak heran, banyak pasang mata yang tertuju pada layangan hasil tangan mereka ketika berhasil diterbangkan.
• Oknum PNS Kota Tangerang yang Lakukan Penipuan Rekrutmen CPNS Bekerja Sebagai Penjinak Api
Dijumpai wartawan, Maulana pencetus ide awal layang-layang hantu ini mengatakan ide tersebut ia dapatkan ketika bangun dari tidurnya.
"Awalnya bangun tidur, mainin handphone liat sosmed ada yang buat layangan berbentuk hantu. Saya coba buat sendiri awalnya layangan kuntilanak warna putih," ujar Maulana sambil membuat layangan berbentuk burung hasil karya terbarunya, Jumat (3/7/2020).
Lanjut Maulana, layanya pertamanya pun mendapat respon baik dari teman-temannya, yang mendukung agar Maulana menbuat layangan unik yang lainnya.
"Baru dari situ yang lain pada dukung ayo buat lagi bentuk yang lainnya," jelasnya.
• Pengamen Ondel-ondel Ketahuan Mencuri Handpone, Diamankan Warga Kebagusan Jakarta Selatan
Pernyataan itu pun dibenarkan oleh Sahrul rekan Maulana, ia berujar sudah ada lebih dari lima layangan unik yang dihasilkan oleh ia dan rekan-rekannya.
Untuk pengerjaan satu layang-layang unik, Sahrul berujar membutuhkan waktu kurang lebih dua jam tergantung tingkat kerumitannya.
"Kurang lebih dua jam, tapi itu sudah jadi bambunya. Jadi malemnya ngeraut bambu, nah siangnya baru buat. Tergantung tingkat kerumitannya juga," katanya di lokasi yang sama.
Pemilihan bambu untuk kerangka layangannya pun menjadi hal yang penting.
• Terlilit Utang dan Sakit, Pria Berupaya Bunuh Diri di Lahan Kosong di Kembangan Jakarta Barat
Bila bambu yang digunakan masih muda, Sahrul berujar ia harus mengeringkan bambunya tersebut dengan cara dijemur lebih dahulu.
"Bambunya harus yang tua, kalau muda biasanya kami jemur dulu sampai kering," tuturnya.
Hal yang penting lainnya dalam pembuatan layangan unik ini adalah tingkat ketebalan batang dan panjang bambu.
"Ngukur panjangnya harus seimbang agar stabil di udara, dan bukan cuma diraut pakai pisau, tapi di amplas juga bambunya," bebernya.
• Sekuriti Pedofilia di Pagedangan Kabupaten Tangerang, Iming-imingi Korbannya dengan Main Game
Sahrul menjelaskan, layangan hasil karya ia dan teman-temannya ini telah beberapa kali ditawar oleh peminat.
Tak hanya ditawar, mereka pun kerap diorder layangan dengan berbagai macam bentuk sesuai permintaan.
Namun, permintaan peminat ini belum bisa mereka penuhi, lantaran takut pembelinya kecewa bila hasilnya tak sesuai ekspektasi.
"Belum berani, banyak yang minta buatin ini itu, tapi kami gak mau takut ngecewain yang pesan. Terakhir ditawar Rp 100 ribu sama orang di sosmed yang layangan pocong," kata Sahrul.
• Jalan Inspeksi Waduk Pluit Longsor Belum Diperbaiki, Bina Marga DKI Jakarta: Terkendala Administrasi
Terakhir, ia berujar alasan ia dan teman-temannya memproduksi layangan "hantu" ini lantaran ingin berbeda dengan layangan berukuran besar yang lainnya.
"Mau yang unik saja, biar kalau oranh lewat tuh yang dilihat langsung layangan kami. Kan ukurannya juga besar kurang lebih dua meter ini," pungkasnya.