Lihat Tak Rapi, Prabowo Benarkan Kerah Seragam Taruna Akmil Enzo Zenz Allie

Ada momen menarik saat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu dengan Enzo Zenz Allie, pemuda keturunan Perancis.

Editor: Y Gustaman
Tangkapan layar YouTube A3N Channel
Menteri Pertahanan Prabowo membenarkan kerah seragam Taruna Akmil Enzo Zenz Allie, pemuda keturunan Perancis. Prabowo kunjungan ke Akmil di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (3/7/2020). 

Di sana keluarga ini tinggal di Cherbourg-Octeville, sebuah kota di Perancis yang terletak di Semenanjung Carentin di Selat Channel, yang memisahkan Prancis dengan Inggris.

Dalam Perang Dunia II, Cherbourg merupakan pelabuhan ketiga di Perancis dan tempat pemusatan alat-alat perang sekutu sewaktu menyerbu Perancis yang dikuasai Jerman pada 1944.

"Enzo hapal sejarah itu sampai detailnya. Dia pernah bikin karya ilmiah untuk SMA, tentang Perang Dunia II khususnya Invansi Normandia," terang Siti.

Karya ilmiah itu ditulis Enzo saat mengenyam pendidikan di SMA Pesantren Unggulan Al Bayan, Anyer, Kabupaten Serang, Banten.

 KSAD Pasang Badan untuk Enzo Zenz Allie, Ini Penjelasannya

Soal sekolah Enzo di SMA PU Al Bayan dan kesaksian guru-gurunya bisa baca di sini. 

Enzo sempat merasakan sekolah menengah pertama di Perancis tapi hanya semester satu.

Enzo saat mengikuti study tour ke Singapura dan Malaysia.
Enzo saat mengikuti study tour ke Singapura dan Malaysia. (Dokumentasi SMA PU Al Bayan Anyer)

Setelah ayahnya meninggal, Enzo ikut bersama ibunya ke Indonesia dan meneruskan semester kedua di SMP Al Azhar 27 di kompleks PT Krakatau Steel, Cilegon.

Tak main-main, Enzo sampai harus riset untuk menyelesaikan karya ilmiahnya tersebut, dibantu sang ibu.

"Saat bikin riset pendaratan sekutu di Pantai Normandia, saya ikut membantunya," lanjut Siti.

Ingin Masuk Kopassus

Menurut Siti yang berdarah Banten dan Bogor ini, Enzo sejak taman kanak-kanak sudah bulat ingin menjadi tentara, namun bukan di Perancis.

Meski tinggal di Perancis, Siti tetap menanamkan cinta Indonesia kepada Enzo, termasuk mengenalkan satuan elite TNI AD, Kopassus.

"Dia tidak pernah terpikirkan menjadi tentara Perancis. Saya cerita keunggulan tentara-tentara kita Kopassus menjadi nomor satu di dunia," ungkap Siti.

Dikatakan Siti, menjadi tentara di Perancis mudah. Sementara di Indonesia sangat sulit karena seleksinya ketat dan bertahap.

"Menjadi tentara benar-benar keinginan sendiri, karena saya orang Indonesia jadi menanamkan nasionalisme sejak dini ke Enzo."

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved