Jakarta Terapkan PSBB Transisi

Apa Benar Warga Jakarta Mulai Santai hingga Percaya Diri Tak Akan Tertular Covid-19?

Hasil survei menunjukan 77 persen warga DKI Jakarta percaya diri tak akan tertular Covid-19.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Tribunnews/JEPRIMA
Sejumlah kendaraan bermotor melintas di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (3/7/2020). Arus kendaraan pribadi di Jakarta pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi memiliki persentase sama dengan kondisi normal, kendaraan bermotor roda dua memiliki porsi sebesar 72,8 persen disusul kendaraan roda empat 26,5 persen dan kendaraan bus atau truk sebanyak 0,7 persen. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Laporan kasus baru positif Covid-19 di Jakarta masih terus bertambah.

Data termutakhir, Minggu (5/7/2020) positif terinfeksi Covid-19 bertambah 256 orang, sehingga jumlah akumulatif pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta adalah 12.295 orang.

Informasi penambahan pasien tersebut disampaikan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati melalui keterangan tertulis.

"Penambahan jumlah kasus positif sebanyak 256 kasus. Sehingga, jumlah kumulatif kasus positif (Covid-19) di wilayah DKI Jakarta sebanyak 12.295 kasus," kata Ani, Minggu.

Dari jumlah tersebut, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh adalah 7.663 orang, sementara pasien Covid-19 yang meninggal dunia berjumlah 658 orang.

Kemudian, 584 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 3.390 orang melakukan isolasi mandiri di rumah.

Sementara itu, orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 27.604 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 18.234 orang.

Hingga Sabtu kemarin, total tes PCR yang dilakukan di Jakarta telah mencapai 338.306 spesimen.

Terakhir, tercatat 5.022 orang dites PCR dengan rincian 256 di antaranya merupakan temuan baru pasien positif Covid-19 di Jakarta.

Selain itu, 248.724 orang telah menjalani rapid test dengan persentase reaktif 3,5 persen.

Rinciannya, 8.598 orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 240.126 orang dinyatakan non-reaktif.

"Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi secara mandiri di rumah," ujar Ani.

Banyak yak percaya diri tak akan tertular

Sejumlah orang mengenakan masker di trotoar Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020) siang.
Sejumlah orang mengenakan masker di trotoar Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020) siang. (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat)

Pakar sosiolog bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura Sulfikar Amir mengatakan, hasil survei yang dilakukan NTU bersama organisasi Lawan Covid-19 menunjukan mayoritas warga DKI Jakarta percaya diri tak akan tertular Covid-19.

Hal tersebut terlihat dari hasil survei yang menunjukan 77 persen responden merasa risiko terjangkit Covid-19 sangat kecil.

"Mereka menganggap risiko terjangkit Covid-19 itu sangat kecil. Pada level individu itu sekitar 77 persen mereka menganggap tidak akan terkena covid-19, sangat kecil kemungkinan untuk terkena," ujar Sulfikar dalam webinar, Minggu (5/7/2020).

BBegitu juga pada level tertular dengan orang terdekat mereka seperti keluarga.

Sulfkar menjelaskan, responden menganggap kemungkinan kecil tertular dari keluarga atau orang terdekat.

"Pada level orang sekitar (terdekat), itu sama angkanya sekitar 76 persen menanggap kemungkinan sangat kecil," tutur Sulfikar.

Angka yang hampir sama juga terlihat dari jawaban responden ketika ditanya seberapa besar kemungkinan orang di lingkungan seperti tetangga dan tempat tinggal menularkan Covid-19.

"Itu relatif tinggi 70 persen kemungkinan tertular sangat kecil," kata dia.

Tentunya hasil responden tersebut, kata Sulfikar, memiliki pengaruh pada perilaku masyarakat Jakarta yang mungkin sudah menerapkan protokol kesehatan, tapi kurang waspada karena merasa kecil kemungkinan bisa tertular.

Kepercayaan diri masyarakat Jakarta yang merasa tidak akan tertular Covid-19 tersebut, kata Sulfikar, bisa jadi diakibatkan karena banyak dari mereka tidak mengetahui orang di sekitar lingkungan mereka yang pernah terkena Covid-19.

Sebanyak 94 persen responden menjawab tidak kenal orang yang pernah kena Covid-19.

"Jadi mayoritas orang di Jakarta, itu bisa jadi persepsi itu (kemungkinan kecil tertular) karena tidak pernah melihat orang di sekitar terkena Covid-19," kata dia.

Sebagai informasi, survei tersebut dikeluarkan oleh Social Resiliene Lab Nanyang Technolgical University Singapura bersama organisasi Lapor Covid-19 dengan periode pengumpulan data 29 Mei-20 Juni 2020 di wilayah DKI Jakarta.

Metode yang digunakan merupakan Quota Sampling dengan variable penduduk per kelurahan dan menggunakan metode analisis formula spearman rho untuk mengukur korelasi variabel dan faktor demografi DKI Jakarta.

Jumlah responden terkumpul 206.550 dan dinyatakan valid sebanyak 154.471 responden.

Jumlah pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta bertambah 256 orang per Minggu, sehingga jumlah akumulatif pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta adalah 12.295 orang.

Dari angka tersebut, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh adalah 7.663 orang, sementara pasien Covid-19 yang meninggal dunia berjumlah 658 orang.

Kemudian, 584 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 3.390 orang melakukan isolasi mandiri di rumah.

Sementara itu, orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 27.604 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 18.234 orang.

Jakarta belum siap terapkan new normal

Sulfkar Amir mengatakan DKI Jakarta saat ini belum siap untuk menuju kenormalan baru atau new normal.

Sulfikar mengatakan alasan utama ketidaksiapan tersebut adalah indeks persepsi risiko masyarakat Jakarta yang masih rendah terhadap pandemi Covid-19 tersebut.

"Secara keseluruhan, warga DKI belum siap untuk memasuki era new normal, setidaknya sampai tingkat persepsi risiko cukup tinggi (di angka lebih dari 4)," ujar Sulfikar dalam seminar webinar, Minggu (5/7/2020).

Hasil survei indeks persepsi risiko yang diluncurkan oleh Laporcovid19.org bersama NTU Singapura sendiri menggunakan tolak ukur penerimaan warga Jakarta terhadap fenomena Covid-19.

Adapun dalam survei tersebut ditetapkan 6 variabel yang menjadi ukuran indeks persepsi risiko di daerah DKI Jakarta, diantarnya variabel ekonomi, persepsi risiko, pengetahuan, informasi, sosial kolektif, dan proteksi diri.

Sulfikar mengatakan, saat ini indeks persepsi risiko di masyarakat Jakarta hanya di angka 3,30 atau di dalam indikator kurang siap.

Ada beragam faktor yang membuat indeks persepsi risiko tersebut masih rendah dan yang paling tinggi adalah dampak ekonomi yang signifikan.

"Dampak ekonomi yang signifikan memengaruhi rendahnya persepsi risiko secara umum," kata dia.

Selain itu, ada faktor informasi mengenai Covid-19 yang tidak sampai ke masyarakat membuat masyarakat belum paham mengenai persepsi risiko yang dibawa Covid-19.

Akibatnya persepsi risiko terhadap Covid-19 rendah dengan 2.48 saja, dari survei yang dilakukan, sebagian besar responden percaya kemungkinan tertular Covid-19 sangat kecil.

"Sedangkan perilaku menjaga diri DKI Jakarta atau self protection cukup baik dengan variabel menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," kata Sulfikar.

Skala 1 sampai 5, perilaku menjaga diri masyarakat Jakarta sudah di angka 4,29. Hasil tersebut merupakan hasil survei dari Social Resilience Lab NTU dan Laporcovid19.org dengan 154.471 responden valid di DKI Jakarta. (KOMPAS.com/Rindi Nuris Velarosdela/Singgih Wiryono) (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pakar Sebut Warga DKI Jakarta Belum Siap Masuki Era New Normal, Ini Alasannya"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei: 77 Persen Warga Jakarta Percaya Diri Tak Akan Tertular Covid-19"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UPDATE Covid-19 di Jakarta 5 Juli: Bertambah 256, Pasien Positif Kini Lebih dari 12.000"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved