Duka Pedagang Pasar Antik di Jalan Surabaya: Pandemi Datang, Turis Menghilang

Pasar Antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat, sudah menahun menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun asing untuk berburu Barang Antik.

Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Pedagang barang antik, Rohmat (janggut putih) membersihkan teko dengan menggunakan amplas di seberang kiosnya di Pasar Antik Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (8/7/2020). 

"Paling sering dibeli sama orang India, Jepang, Cina, sama orang-orang Eropa," ucapnya.

Pedagang barang antik lainnya, Pram (64), sama juga keluhannya dengan Iwan.

Suasana sepinya Pasar Antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat di tengah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi pada Rabu (8/7/2020).
Suasana sepinya Pasar Antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat di tengah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi pada Rabu (8/7/2020). (Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Ia kehilangan ara turis asing yang suka membeli barang porselen di kiosnya.

Selama pandemi, Pram selalu membuka kiosnya demi mengharap cuan. Namun, tetap saja, harapan hanya harapan yang berbanding terbalik dengan realita.

Omo (60), pedagang barang antik yang termasuk paling lama berdagang, mengatakan pasar antik yang memiliki sekitar 200 kios itu sedang mengalami mati suri.

"Seperti mati suri, enggak ada yang mau beli. Takut korona kali. Ini udah jalan 3 bulan sepi total. Kehilangan banyak turis asing dan pembeli orang kita juga enggak ada," tambahnya.

Suasana sepinya Pasar Antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat di tengah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi pada Rabu (8/7/2020).
Suasana sepinya Pasar Antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat di tengah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi pada Rabu (8/7/2020). (Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Bisa Raup Puluhan Juta di Masa Normal

Sementara Fikri, penjual buku dan kamera antik mengatakan, dalam sebulan bisa meraup sekira Rp 20 jutaan.

Pembeli sebagian besar membeli buku-buku lawas secara borongan yang digunakan sebagai dekorasi cafe atau rumah. Pernah satu rak buku yang dijualnya habis dibeli.

Namun, bila tak ada yang membeli borongan, pembeli masih suka datang membeli satuan untuk dibaca.

"Sekarang turun jauh deh enggak ada setengahnya. seperempatnya juga enggak ada. Ini aja baru buka sebulan, sebelumnya tutup," ujar penjual asal Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat tersebut.

Suasana sepinya Pasar Antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat di tengah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi pada Rabu (8/7/2020).
Suasana sepinya Pasar Antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat di tengah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi pada Rabu (8/7/2020). (Tribunjakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Ini 4 RW di Jakarta Barat yang Masih Berstatus Zona Merah Covid-19

Tolak Reklamasi, Massa Unjuk Rasa di Depan Taman Impian Jaya Ancol

Wakil Wali Kota Tangerang Ungkap Teka-teki Keberadaan Anaknya yang Tersandung Narkoba

Selain Fikri yang kehilangan omset jutaan, Rahmat (65) pun juga sama.

Saat ditemui, ia sedang sibuk mengusap-usap teko dengan amplas. Usapan tangannya semakin membuat bodi teko halus. Usai dibersihkan, teko itu tampak lebih mengkilap.

Ia membersihkan benda untuk minum itu di seberang jalan sementara kiosnya ditinggal kosong. Rohmat seakan yakin tidak ada pengunjung yang datang untuk melihat-lihat.

"Parah sekali, enggak ada tamu sama sekali. Biasanya sebulan bisa raup Rp 10 juta dari turis-turis asing, sekarang kosong," pungkasnya.

Kala pandemi datang, turis pun menghilang. Para pedagang berharap geliat pasar hidup kembali seperti sedia kala.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved