PMI DKI Belum Mampu Penuhi Kebutuhan Darah di Jakarta saat Masa Pandemi Covid-19
Kepala Unit Transfusi Darah PMI DKI Jakarta Ni Ken Ritchie mengatakan, pihaknya belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan stok darah di ibu kota
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Beragam upaya dilakukan Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta demi mencari pendonor darah selama masa pandemi Covid-19.
Sebab, stok darah yang ada saat ini kian menipis imbas wabah penyakit yang disebabkan oleh virus corona (SARS-CoV-2) ini.
Kepala Unit Transfusi Darah PMI DKI Jakarta Ni Ken Ritchie mengatakan, pihaknya belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan stok darah di ibu kota.
"Stok darah PMI dari donor sukarela mungkin hanya sekira 200-300 kantong. Sedangkan, permintaan dari rumah sakit sudah hampir normal antara 500 sampai 700 kantong darah," ucapnya, Sabtu (11/7/2020).
Untuk mengatasi masalah ini, sosialisasi melalui media sosial pun terus digencarkan oleh PMI DKI Jakarta.
Selain itu, PMI juga kerap bekerja sama dengan Pemprov DKI untuk melakukan jemput bola di kelurahan-kelurahan.
Namun sayang, banyak kelurahan-kelurahaan yang belakang kembali menjadi zona merah penyebaran Covid-19.
"Kami juga bekerja sama dengan kelurahan untuk donor darah di sana, tapi ternyata banyak kelurahan kembali menjadi zona merah sehingga terpaksa (donor darah) ditunda," kata Ni Ken.
Dari informasi yang dihimpun TribunJakarta.com, sampai akhir Juni lalu, setidaknya ada 22 RW yang kembali masuk zona merah penyebaran Covid-19.
Puluhan RW ini melengkapi lima RW yang masih masuk zona merah penyebaran Covid-19 sejak PSBB masa transisi diterapkan.
"Sebelum pandemi, PMI berhasil mengambil 1.000 kantong darah. Terdiri dari 300 pendonor yang datang ke PMI dan 700 lainnya dari jemput bola," tuturnya.
• Pemkot Bekasi Larang Pengemudi Ojek Online Angkut Penumpang di Zona Merah
• Satresnarkoba Polres Jakarta Barat Tangkap Dua Kurir yang Simpan 18 Paket Sabu Siap Edar
"Sekarang kami hanya bisa tergantung dengan pendonor darah yang ke PMI, sekira 300 orang saja," sambungnya.
Untuk itu Ni Ken berharap, perkantoran dan instansi lainnya mau bekerja sama dengan PMI dalam program donor darah.
Pasalnya, banyak perkantoran hingga tempat ibadah yang menutup diri untuk kegiatan donor darah sejak pandemi Covid-19.