TribunJakarta Wiki
Mengenal Meriam Si Jagur, Senjata Bersejarah Yang Punya Simbol Unik: Kerap Dianggap Vulgar
Meriam si Jagur merupakan senjata peninggalan Portugis yang ada di Museum Kesejarahan Jakarta, atau yang dikenal dengan Museum Fatahillah.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Suharno
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMAN SARI - Meriam si Jagur merupakan senjata peninggalan Portugis yang ada di Museum Kesejarahan Jakarta, atau yang dikenal dengan Museum Fatahillah, di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
Punya keunikan, meriam ini cukup menarik perhatian pengunjung yaitu dengan simbol tangan dengan jempol kejepit diantara jari telunjuk dan jari tengah yang ada pada bagian belakang meriam.
Simbol ini, seringkali dinilai sebagai simbol yang tidak sopan atau porno.
Lalu apa sebenarnya makna dari simbol tersebut?
Pemandu wisata senior Museum Sejarah Jakarta Yosep menjelaskan, bahwa Meriam si Jagur bukan peninggalan Belanda.
• MPLS Tahun 2020/2021 Digelar Secara Daring: Perkenalan Sekolah Dilakukan Secara Virtual Tour
Melainkan senjata peningggalan bangsa Portugis yang dibuat di Macau, China.
Meriam ini merupakan hasil leburan dari beberapa meriam kecil. Meriam tersebut dilebur menjadi satu meriam dengan ukuran besar seberat 3,5 ton yang kini disebut dengan nama Meriam si Jagur.
"Makanya di bagian atas ada tulisan yang artinya saya dilahirkan dari diri sendiri. Makanya mariam kecil tadi jadi sebesar ini," kata Yosep dikutip dari wisata virtual IG TV Museum Kesejarahan Jakarta baru-baru ini.
Sementara simbol pada bagian belakang meriam tidak sama sekali berarti negatif.
• Permukiman Padat Penduduk di Depan RSD Wisma Atlet Kemayoran Dilalap Si Jago Merah
Lambang jempot kejepit di antara jari telunjuk dan jari tengah, menurut bahasa Portugis, merupakan simbol dari kata 'fico' yang berarti good luck, atau semoga beruntung.
Meriam ini pertama kali diletakan di kota Malaka sebagai senjata pertahanan bagi bangsa Portugis.
Namun, kemudian meriam ini dibawa oleh Belanda ke Batavia tepatnya di Kota Intan setelah menang dari pertempuran melawan Portugis.
Mariam ditempatkan di Batavia untuk memperkuat pertahanan Belanda ketika di Batavia.
• 100 Polisi Kawal Aktivitas Olahraga Warga Tangerang Selatan Setiap Hari Minggu
"Jadi setelah portugis kalah di malaka oleh belanda, mariam ini dibawa ke batavia tahun 1641," jelasnya.