Penambahan Rute Transjakarta Sampai Terminal Poris Plawad Tangerang Terbentur Anggaran
Penambahan rute elevated busway oleh Pemerintah Kota Tangerang terbentur oleh anggaran.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Penambahan rute elevated busway oleh Pemerintah Kota Tangerang terbentur oleh anggaran.
Awalnya, Pemerintah Kota Tangerang berencana untuk menambah elevated busway sampai ke Terminal Poris Plawad.
Dimana, untuk saat ini elevated busway hanya sampai Tendean-Ciledug yang merupakan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Kendalanya ya anggaran, begitu. Karena butuh dana yang besar untuk mewujudkan itu," kata Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah di Kantornya Kamis (16/7/2020).
Ia meneruskan, Pemkot Tangerang pun pernah berdiskusi dengan Pemprov DKI Jakarta terkait penambahan rute di atas.
Namun, Pemprov DKI hanya merestui rute yang sampai perbatasan Kota Tangerang dengan DKI Jakarta.
"Dari dulu kita sampaikan tapi malah dari DKI itu concernnya sampai batas kota saja, makanya dari batas kota kita panjangkan yang sebelumnya hanya sampai Puri Beta, sekarang sampai Ciledug," ungkap Arief.
• Kenangan Terakhir Pelawak Tarzan Bersama Almarhumah Omas yang Tidak Bisa Dilupakan
• Sejumlah Artis Mulai Mendatangi Rumah Duka Almarhumah Omas
Perpanjangan rute, kata Arief, bermaksud untuk memudahkan masyarakat pengguna jasa transportasi udara yang hendak ke Bandara Soekarno-Hatta.
Jadi, masyarakat tidak perlu memikirkan lamanya perjalanan menggunakan transportasi darat.
"Jadi orang Jakarta yang berbatasan dengan Kota Tangerang jauh dari bandara enggak perlu mutar lewat Jakbar (Jakarta Barat). Mereka kan nanti bisa naik elevated busway melalui Kota Tangerang," ujar Arief.
Namun, keinginan Pemkot Tangerang dari 2017 itu tak terwujud lantaran, program perpanjangan rute tersebut memakan dana yang cukup besar
Pasalnya, Pemkot Tangerang pernah mengajukan penawaran ke Pemprov DKI Jakarta terkait anggaran tersebut untuk saling melengkapi.
"Dulu kita pernah ajukan ke DKI itu anggarannya sampai 1 koma seperempat trilyun pada era kepemimpinan Gubernur pak Ahok," beber Arief.