Tahun Ajaran Baru

Kisah Perjuangan Para Guru yang Datangi Muridnya Satu per Satu di Rumah Karena Susah Sinyal

Seorang guru di Magelang datangi muridnya satu per satu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.

Penulis: Suharno | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
ISTIMEWA
Ifan, guru SD N Growong, Tempuran, Magelang. Ia bersama rekan-rekannya melaksanakan masa pengenalan lingkungan sekolah dan profil guru di rumah siswa karena sulitnya sinyal untuk melaksanakan hal tersebut secara daring. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang Guru di Magelang datangi muridnya satu per satu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.

Dampak pandemi Covid-19, pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi pilihan yang diambil oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Kegiatan pembelajaran jarak jauh ini guna menyiasati agar kegiatan belajar-mengajar tetap bisa terlaksana di tengah pandemi Covid-19 atau virus corona.

Dengan mengandalkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, ketidakhadiran secara fisik di ruang sekolah bisa digantikan dengan interaksi melalui internet.

 Catherine Wilson Pakai Daster Bersama Seorang Pria Saat Ditangkap Polisi, Begini Pengakuan Tetangga

 Artis FTV Hana Hanifah Goyang TikTok di Kantor BIN Viral di Media Sosial: Kami Tidak Mengundang

 Suami Jual Istri ke Pria Hidung Belang Via MiChat: Tarif Rp 400 Ribu Dipotong Pelaku per Transaksi

 Nekat Berjualan Kembali di Sepanjang Kanal Banjir Timur, PKL dan Petugas Bentrok

Meski demikian, kenyataan yang terjadi saat pelaksanaan PJJ ternyata tidak semudah yang dicanangkan.

Seperti diungkapkan oleh akun @efenerr yang mengunggah cerita temannya yang berprofesi sebagai guru SD di Magelang, Jawa Tengah.

Dalam twitnya, @efenerr menyebut temannya ini melakukan kunjungan dan pembelajaran luring ke rumah siswa-siswanya, karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk diadakannya pembelajaran daring secara ideal.

Dilakukan saat MPLS

Saat dikonfirmasi terkait unggahan tersebut, Ifan Mustika Rinaldi, guru kelas VI SD Negeri Growong, Kecamatan Tempuran, Magelang, Jawa Tengah, mengatakan, kunjungan ke rumah siswa itu dilakukan selama tiga hari saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

"Hari pertama kami cuma nge-share video-video pengenalan lingkungan sekolah dan profil guru. Selanjutnya pada hari ketiga, bagi siswa-siswa yang tidak punya HP, kami kunjungi satu-satu. Khusus untuk yang kelas satu saja," kata Ifan dilansir dari Kompas.com (18/7/2020).

Ifan, guru SD N Growong, Tempuran, Magelang. Ia bersama rekan-rekannya melaksanakan masa pengenalan lingkungan sekolah dan profil guru di rumah siswa karena sulitnya sinyal untuk melaksanakan hal tersebut secara daring.
Ifan, guru SD N Growong, Tempuran, Magelang. Ia bersama rekan-rekannya melaksanakan masa pengenalan lingkungan sekolah dan profil guru di rumah siswa karena sulitnya sinyal untuk melaksanakan hal tersebut secara daring. (ISTIMEWA)

Tidak hanya Ifan seorang, kunjungan ini juga dilakukan oleh guru-guru di SD N Growong yang totalnya berjumlah delapan orang.

Sementara untuk jumlah siswa kelas 1 ada 12 orang, dan secara total jumlah siswa di SDN Growong ada 108 orang.

"Karena rumahnya (siswa) kan berjauhan. Desa kami itu ada empat dusun, jadi gurunya dibagi untuk tiap-tiap dusun. Karena jalannya yang mungkin agak susah, jadi bersama-sama, dua-dua gitu. Memang aksesnya agak sulit," kata Ifan.

Daring dianggap tidak efektif
Ifan menyebut bahwa pembelajaran daring sebenarnya tidak ideal, terutama bagi siswa yang masih duduk di kelas satu.

"Kelas satu belum bisa apa-apa, belum bisa nulis, (tulis) namanya sendiri saja belum bisa. Orangtua juga kesulitan, karena mereka bekerja. Akhirnya anak main sendiri," kata Ifan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved