Tahun Ajaran Baru
Siswa di Tangsel Belajar Online Tanpa Fasilitas, JPPI: Kualitas Turun Jauh
JPPI memandang serius faktor ketidaksiapan pemerintah dalam menyiapkan infrastruktur proses belajar online atau daring di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) memandang serius faktor ketidaksiapan pemerintah dalam menyiapkan infrastruktur proses belajar online atau daring di tengah pandemi Covid-19.
Hal yang banyak terjadi di luar wilayah Pulau Jawa, namun mirisnya, terjadi pula di Tangerang Selatan (Tangsel) kota yang beririsan langsung dengan DKI Jakarta.
Di tengah pandemi Covid-19, metode online dianggap sebagai solusi.
Siswa tidak perlu datang ke sekolah sehingga tidak ada kerumunan yang berpotensi menjadi klaster penularan virus ganas itu.
TribunJakarta.com mendapati kasus tersebut di SDN Pondok Cabe Ilir 02, Pamulang, Tangsel.
Sebanyak 300 lebih dari 600-an siswa SDN tersebut tidak memiliki ponsel untuk belajar daring.
"Itu terjadi di Tangerang Selatan dan di daerah lain. Di luar jawa mungkin presentasinya sampai 80%, anak-anak yang enggak punya akses gara-gara perangkat yang tidak tersedia," ujar Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji saat dihubungi TribunJakarta.com, Sabtu (18/7/2020).
Ubaid mengatakan, konsekuensi tidak adanya fasilitas belajar online itu bisa vatal. Kualitas pendidikan di Indonesia menjadi taruhannya.
• Hari Pertama MPLS, SDN Rawa Badak Selatan 01 Kenalkan Guru Hingga Tata Tertib ke Peserta Didik Baru
• 300 Lebih Siswa SDN Pondok Cabe Ilir 02 Tak Punya Ponsel Buat Belajar Online
Pandemi Covid-19 membuat ilmu yang seharusnya didapatkan secara merata oleh seluruh siswa, kini hanya mudah diakses oleh siswa dengan ekonomi tinggi.
Mereka bisa membeli gawai yang mendukung proses pembelajaran.
"Yang pertama tentang kualitas. Kalau ini dipaksakan pasti kualitas turun jauh. Dalam situasi normal saja kualitas pembelajaran kita di sekolah kan masih rendah, literasi kita rendah dibandingkan negara lain," ujarnya.