Cece Suhandi Tega Bunuh dan Buang Jasad Anak di Kali, Sebelumnya Korban Disiksa Selama Sebulan

Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Arie Ardian Rishadi mengatakan Cece tega membunuh Abdullah karena kesal dengan sikap istri sirinya, SAP (19).

Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Bima Putra
Cece Suhandi (32) saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolrestro Jakarta Timur, Senin (20/7/2020). 

"Ini sudah dilakukan berulang kali dalam kurun waktu satu bulan ini. Jadi sudah sering mengalami tindak penganiayaan sebelum akhirnya meninggal," kata Arie di Mapolrestro Jakarta Timur, Senin (20/7/2020).

Cece yang tercatat warga Kecamatan Cakung berdalih menganiaya Abdullah karena sakit hati kepada istri sirinya SAP (19).

Dia beralasan SAP yang bekerja jadi pelayan Cafe jarang pulang sehingga tak terima mengurus Abdullah seorang diri di rumah.

"Setelah membuang jasad korban pelaku sempat mengancam ibu korban agar tidak menceritakan perbuatannya. Sekarang masih kita dalami," ujarnya.

Arie menuturkan perbuatan Cece terungkap usai jasad Abdullah yang tersangkut di aliran kali Cipto ditemukan warga pada Selasa (7/7/2020).

Penyidik Unit Reskrim Polsek Cakung lalu membawa jasad ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi, hasilnya Abdullah tewas akibat dianiaya.

Hasil autopsi tersebut jadi modal penyidik Unit Reskrim Polsek Cakung melakukan penyelidikan dan membuktikan perbuatan Cece.

"Pelaku menganiaya korban di rumahnya, dia membuang jasad korban dengan maksud agar perbuatannya tidak diketahui lalu kabur. Pelaku kita amankan di Bogor," tuturnya.

Bank DKI Siapkan Pembayaran Nontunai untuk Layanan Ambulans Gawat Darurat

Hendak Cek Kesiapan Pengajian, Warga Cilangkap Temukan Tetangganya Tewas Tersengat Listrik

Sempat Jadi Korban, Nelayan Cerita Kebengisan Komplotan Bajak Laut yang Diringkus di Pulau Seribu

Sang ibu stres

SAP (19) tak hanya dirundung sedih setelah buah hatinya, Muhammad Abdullah (2) tewas dianiaya suami sirinya, Cece Suhandi (32).

Kanit Resmob Polrestro Jakarta Timur AKP Tom Sirait mengatakan SAP yang bekerja jadi pelayan kafe itu kini stres meratapi kepergian anaknya.

"Ibu korban masih stres karena sedih anaknya meninggal. Stres karena sempat diancam mau dibunuh juga sama pelaku," kata Tom di Mapolrestro Jakarta Timur, Senin (20/7/2020).

Ancaman pembunuhan terhadap SAP dilontarkan Cece pada Senin (6/7/2020), selepas Abdullah tewas akibat luka hantaman benda tumpul di kepala.

Kesedihan anaknya dibunuh dan takut terhadap ancaman pembunuhan membuat SAP tak berani melaporkan perbuatan Cece ke polisi.

"Setelah membuang jasad korban tersangka kabur ke Bogor. Karena di sana tidak punya keluarga dia tidur di pinggir jalan. Kita amankan depan Stasiun Bogor," ujarnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved