Pilkada Kota Depok
PPP Tidak Masalah Bila Calon Pendamping Mohammad Idris Berasal dari PKS
Qonita berujar, dari awal Koalisi Tertata mendukung Idris, pihaknya pun harus merangkul partai yang lainnya dalam koalisi tersebut
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Teka-teki pendamping Wali Kota Depok, Mohammad Idris, dalam Pilkada Kota Depok 2020, masih menjadi misteri hingga saat ini.
Namun, sebelumnya diwartakan bahwa Partai Kedailan Sejahtera (PKS) meminta syarat kepada Idris agar calon pendampingnya berasal dari pihaknya, bilamana mau mendapat dukungan penuh.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPC PPP, Qonita Luthfiyah, menuturkan, partainya yang merupakan bagian dalam Koalisi Tertata merasa tak ada masalah bilamana nantinya pendamping Idris berasal dari PKS.
“Sebetulnya begini, itu bukan masalah buat kami di Tertata karena bicaranya yang pertama adalah dukungan ke Idris kan Tertata lebih dulu dari partai PKS,” ujar Qonita dikofnirmasi wartawan, Jumat (24/7/2020).
Qonita berujar, dari awal Koalisi Tertata mendukung Idris, pihaknya pun harus merangkul partai yang lainnya dalam koalisi tersebut.
“Memang saat kami memutuskan untuk mendukung Pak Idris Kami memang harus merangkul partai-partai lain juga untuk menambah kekuatan nah termasuk PKS,” bebernya.
Oleh sebab itu, Qonita berujar hal yang lebih penting saat ini adalah lebih kepada koalisinya terlebi dahulu.
“Kaitan wakilnya dari PKS, itu bukan jadi masalah, yang penting koalisi partainya terdahulu,” tuturnya.
• Tukang Pijat Panggilan Perkosa Ibu Muda, Tergiur Kemolekan Tubuh Korban Hingga Dipergoki Suami
• Anggota PPSU Kelapa Dua Wetan Tewas Terlindas Truk di Cipayung
“Artinya ketika dukungan kami direspons oleh pak Idris ya otomatis kan kerjasama kami dengan pak Idris sudah terbangun,” timpalnya lagi.
Untuk informasi, sebelum dikabarkan 99 persen akan kembali didukung oleh PKS, Idris telah lebih dahulu mendapat dukungan dari Koalisi Tertata yang mana terdiri dari Partai Amanat Nasional (PAN), Demokrat, PPP, dan PKB.
Namun saat ini, PKB sudah keluar dari koalisi tersebut.
“Memang PKB lepas. PKB saya gak tahu dan gak punya kapasitas untuk menjelaskan kan itu dapur orang,” pungkasnya.