Virus Corona di Indonesia

PPI: Tingkatkan Kualitas Kesehatan Anak Selama Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi Covid-19

Giwo Rubiyanto, Ketua Umum Pita Putih Indonesia menyampaikan peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk kepedulian bangsa terhadap perlindungan.

Editor: Wahyu Aji
Istimewa
Zoominar Pita Putih Indonesia dengan tema Meningkatkan Kualitas Kesehatan Anak Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Anak Nasional 2020 mengingatkan kembali pentingnya perhatian banyak pihak terhadap isu kesehatan anak di tengah pandemi global Covid-19.

Data Ikatan Dokter Anak Indonesia menyebut, per 20 Juli 2020 tercatat 2.712 anak terkonfirmasi positif Covid-19 dan 51 anak meninggal.

Sebanyak 70 persen kasus anak yang meninggal berada pada rentang usia kurang dari 6 tahun.

Keprihatinan ini mengemuka dalam webinar nasional menyambut Hari Anak Nasional bertajuk "Meningkatkan Kualitas Kesehatan Anak pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi Covid-19", Sabtu (25/7/2020).

Acara ini digelar Pita Putih Indonesia (PPI), Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan Asosiasi Pusat Studi Wanita/Gender dan Anak Indonesia (ASWGI).

Giwo Rubiyanto, Ketua Umum Pita Putih Indonesia menyampaikan peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk kepedulian bangsa terhadap perlindungan anak.

Harapannya, anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, dengan mendorong keluarga Indonesia menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak.

"Peringatan Hari Anak Nasional momen kepedulian bangsa atas perlindungan anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal, dengan mendorong keluarga menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak," ujar Giwo.

Upaya tersebut akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang unggul, berdaya saing dan mumpuni dalam masa pandemi Covid-19.

Meski berada dalam masa pandemi, tetapi keadaan memprihatinkan itu diharapkan dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan kepedulian semua pilar bangsa Indonesia, baik itu orang tua, keluarga, masyarakat, para stakeholder dan pemerintah terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak.

"Anak merupakan aset bangsa, dan benih harapan untuk masa depan. Oleh karena itu penting untuk dibina dan diberikan perlindungan serta diperhatikan kesehatannya," ujar dia.

Menjaga anak dari ancaman dan penyakit bukanlah pekerjaan yang mudah, pemangku kepentingan, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama, saling bahu membahu untuk menjalankan pekerjaan tersebut.

Giwo yang juga Ketua Umum Kowani tersebut menjelaskan perlu adanya pemahaman sinergi antara kebijakan dan layanan kesehatan serta mengaktifkan gerakan hak-hak ibu, bayi baru lahir dan anak.

"PPI menjalankan visinya melalui pendekatan agar semua perempuan dan anak perempuan menyadari atas hak-haknya dalam kesehatan yang berkualitas serta melengkapi perempuan sebagai agen perubahan dalam menghadapi pandemi dan menjalani masa adaptasi kebiasaan baru dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan anak," katanya.

Lebih lanjut Giwo menekankan pentingnya komunikasi, informasi dan edukasi, serta advokasi kepada masyarakat dan pemangku jabatan yang diawali dengan edukasi kepada remaja sebagai calon ibu dan ayah tentang pentingnya gizi serta berperilaku hidup bersih dan sehat dalam mempersiapkan kelak menjadi ibu hamil.

Advokasi itu juga telah dilakukan kepada pemangku jabatan Kementerian Agama dan lintas kementerian, dengan menekankan pentingnya persiapan calon pengantin baik mental maupun fisik dengan menyampaikan bahwa anemia pada ibu hamil dapat dicegah dimulai pada saat persiapan calon pengantin.

Anak, investasi masa depan bangsa

Pembicara utama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Men-PPPA), Bintang Puspayoga mengingatkan isu anak di tengah pandemi bukan saja soal pengasuhan terkait belajar dari rumah, melainkan juga kesehatan fisik dan mental anak.

"Anak-anak juga rentan terdampak wabah ini. Isu umum ada dari isu fisik dari sisi pemenuhan gizi anak, sedangkan dari sisi mental adalah masalah dalam pengasuhan dan juga pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran di rumah," katq Bintang.

Bintang juga menyampaikan, dalam peringatan Hari Anak Nasional 2020, pihaknya telah menghimpun harapan-harapan yang disampaikan anak Indonesia yang tertuang dalam 12 poin "Suara Anak Indonesia".

Salah satunya, menurut Bintang, adalah pentingnya meningkatkan kesehatan fisik dan mental anak melalui penyebaran informasi protokol kesehatan, percepatan akses air bersih secara menyeluruh dan menjaga kebersihan lingkungan.

"Untuk mencapai tumbuh kembang maksimal (anak) dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak," ujar Bintang.

"Anak-anak merupakan investasi bagi masa depan Indonesia. Kita hanya bisa menjadi negara  maju jika anak-anak kita tumbuh dengan kondisi sehat lahir-batin, cerdas dan berkarakter," tegas Bintang.   

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com https://edukasi.kompas.com/read/2020/07/26/112556271/ppi-kesehatan-fisik-dan-mental-anak-jadi-isu-penting-hari-anak-nasional-2020

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved