Ada yang Nyangkut hingga Tersedot, Layangan Masuk Mesin Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta Tak Sekali
Insiden layang-layang masuk ke dalam mesin pesawat untuk ke sekian kalinya terjadi di sekitar Bandara Soekarno-Hatta Banten.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Insiden Layang-layang masuk ke dalam mesin pesawat untuk ke sekian kalinya terjadi di sekitar Bandara Soekarno-Hatta Banten.
Layang-layang yang dimainkan warga masuk ke mesin pesawat Penumpang saat hendak landing.
Kepala Otoritas Bandara Soekarno-Hatta Herson mengatakan, kejadian tersebut sering terjadi akhir-akhir ini di saat layangan sering terbang di sekitar Bandara.
"Ada yang nyangkut, ada juga yang kesedot," ujar Herson saat dihubungi, Selasa (28/7/2020).
Herson mengatakan, beruntung peristiwa itu tidak sampai membahayakan penerbangan.
Walaupun tersedot mesin pesawat, pendaratan tetap mulus.
"Layangan kecil ya. Tidak sampai ada kerusakan," ujar dia.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, temuan dan aduan para pilot pesawat diteruskan ke pemerintahan setempat, yakni Pemerintah Kota Tangerang.
Herson mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan surat untuk meminta Pemkot Tangerang membina masyarakat agar tidak menerbangkan layangan di area keselamatan penerbangan.
"Sudah kami kirimkan surat itu," tutur dia.
Dalam surat bernomor UM.202/012/12/KOBU.I/2020 yang dikirim 23 Juli, Otoritas Bandara Soekarno-Hatta meminta Pemerintah Kota Tangerang melakukan penertiban masyarakat yang berada di sekitar wilayah Bandara agar tidak lagi bermain layang-layang.
Cerita pembuat layangan bentuk keranda
Kebijakan belajar dari rumah tak menghambat remaja asal RT 02 RW 09, Grogol, Limo, Kota Depok, bernama Muhammad Aldi (19), mengasah kreatifitasnya.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, ia berhasil menciptakan layang-layang berbentuk unik yang sangat menarik perhatian bila sudah mengudara.

Bukan layangan berbentuk mahluk astral pocong dan viral yang tengah viral di berbagai daerah, Aldi justru menciptakan layangan berbentuk keranda mayat dan juga kuburan.
Pada TribunJakarta.com, Aldi menuturkan ide untuk membuat layang berbentuk tak lazim ini berawal dari iseng semata.
"Awalnya hanya iseng-iseng, yang pertama itu keranda dulu baru setelah itu yang kuburan," kata Aldi pada TribunJakarta.com, Kamis (23/7/2020).
Dari pembuatan layangan berbentuk keranda, Aldi berpikir bahwa ia bisa membuat layang-layang dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
Buntutnya, ia pun mencoba membuat layangan kuburan lengkap dengan nisannya bertuliskan "corona bin pilek".
"Setelah keranda, kan bentuknya kubus ya. Saya kepikiran pasti bisa bikin yang lain, sampai akhirnya saya coba buat yang kuburan ini," paparnya.
Aldi mengatakan, seluruh layang-layang hasil karyanya ini dikerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain.
"Sendiri, biasanya mulai ngerjain itu malam sampai subuh. Gak sampai berhari-hari, paling beberapa jam saja," katanya.
Lanjut Aldi, kemampuannya membuat layang-layang sudah turun temurun dari kakeknya.
"Turunan ya, kakek saya juga jago buat layang-layang," tuturnya.
Mahasiswa Akademi Pariwisata semester IV ini berujar, kendala yang ia alami hanyalah saat membuat tali kama pada layangan kuburan.
Bahkan, ia harus mengganti tali kama ini sebanyak empat kali agar bisa melayang dan stabil di udara.
"Yang susah itu tali kama yang layangan kuburan, saya sampai empat kali ganti biar bisa terbang dan manteng (stabil)," katanya.
Terakhir, ia berpesan agar pandemi Covid-19 ini tak menghambat kreatifitas anak muda seusianya.
"Yang penting salurin hobby saja, asalkan positif kan kenapa tidak. Daripada berkegiatan yang gak jelas, lebih baik hobbya disalurkan," ujarnya.
Main layangan berujung diringkus polisi
Seorang pria diringkus polisi setelah layangan yang diterbangkannya putus dan jatuh di gardu induk hingga menyebabkan listrik padam selama 5 jam.
Ialah DKS (50) yang menyebabkan 71.121 pelanggan listrik di Kuta, Denpasar Selatan dan Timur kesusahan karena layangannya.
Meski bermain layangan di lapangan, DKS tak bertanggung jawab dan meninggalkannya begitu saja.
Polisi pun menangkap DKS (50), karena layangan miliknya putus dan jatuh di gardu induk PLN Pesanggaran, Denpasar, Bali.

Akibatnya, listrik untuk 71.121 pelanggan di wilayah Kuta, Denpasar Selatan dan Denpasar Timur, padam pada Minggu (19/7/2020) pukul 16.45 Wita.
"Layangan berukuran besar itu jatuh di bus bar dan akibatnya padam 3 trafo gardu induk," kata Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan dalam keterangan tertulis, Senin (20/7/2020) malam.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (19/7/2020) sekitar pukul 16.25 Wita.
Saat itu, DKS (50) bersama anaknya menerbangkan layangan jenis “bebean” besar di sebuah tanah kosong dekat kawasan Pelabuhan Benoa.
Layangan tersebut lalu terbang dengan panjang tali yang diulur kurang lebih 150 meter.
Tali layangan lalu diikat di pohon dan ditinggal pulang ke rumah.
Namun, layangan tersebut putus dan jatuh di gardu PLN.
Pemilik mengetahui jika layangan tersebut putus tetapi tidak berusaha mencarinya.
Peristiwa tersebut berimbas pada padamnya listrik selama kurang lebih 5 jam di wilayah tersebut.
Peristiwa tersebut kemudian dilaporkan ke pihak polisi.
Tak lama kemudian pemilik layangan ditangkap di rumahnya dan mengaku bersalah.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 188 KUHP subsider Pasal 409 KUHP (1), barang siapa karena kesalahanya menyebabkan kebakaran atau peletusan yang berbahaya bagi orang lain dengan ancaman kurungan satu bulan dan paling lama lima tahun penjara.
Jansen mengimbau kepada masyarakat Denpasar dan sekitarnya agar memperhatikan lokasi saat bermain layang-layang.
Sehingga, tidak membahayakan orang lain maupun fasilitas umum.
“Kami melakukan tindakan ini untuk memberikan efek jera agar saat bermain layangan diperhatikan lokasi dan panjang tali layangan, memang tidak ada larangan bermain tetapi mohon diperhatikan agar tidak merugikan,” kata dia. (Tribunnews.com/Kompas.com)