Simulasi Belajar Tatap Muka, SMPN 2 Kota Bekasi Pastikan Guru-guru Bebas Covid-19

SMPN 2 Kota Bekasi merupakan salah satu sekolah yang menggelar simulasi belajar tatap muka yang berlangsung periode 3 sampai 28 Agustus 2020.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Kepala SMPN 2 Kota Bekasi, Samsu saat dijumpai di sekolah, Senin, (3/8/2020). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRUBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - SMPN 2 Kota Bekasi merupakan salah satu sekolah yang menggelar simulasi belajar tatap muka yang berlangsung periode 3 sampai 28 Agustus 2020.

Kepala SMPN 2 Kota Bekasi, Samsu mengatakan, pihaknya merupakan sekolah role model atau percontohan yang dipilih Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.

Tahapan persiapan simulasi sudah dilakukan sejak beberapa pekan lalu, dia juga menjamin seluruh guru maupun staf sekolah bebas dari Covid-19.

"Seluruh guru semua staf sekolah sudah mengikuti rapid test sebelum berlangsung simulasi, karena itu bagian dari prosedur yang wajib dijalankan," kata Samsu, Senin, (3/8/2020).

Hasil PUBG Mobile PMWL East Season 2020: Bigetron RA Peringkat Satu, Morph Team Gagal ke Final

Dia menjelaskan, setiap guru atau staf juga dilakukan pengecekan kesehatan secara berkala.

Disamping itu, bagi guru yang tengah sakit atau hamil, mereka tidak diperkenankan mengikuti simulasi belajar tatap muka.

"Yang penting ada surat dokter, jadi untuk guru yang sakit atau hamil, mereka tetap melakukan kegiatan dari rumah, tapi kalau yang sehat dia datang ke sekolah baik itu mengajar simulasi tatap muka atau daring," terangnya.

Total kata Samsu, di SMPN 2 Kota Bekasi terdapat 52 guru, seluruh sudah menjalani prosedur kesehatan dan dipastikan bebas Covid-19.

Simulasi Belajar Tatap Muka di Kota Bekasi Mengacu pada MoU yang Dibuat Pemkot Bekasi

Untuk simulasi belajar tatap muka, Samsu menegaskan pihaknya memberikan pilihan bagi orangtua yang memang belum mengizinkan anak ke sekolah.

Mereka akan tetap mengikuti pelajar secara daring, sebab, pelaksanaan belajar tatap muka ini hanya sebatas simulasi dan diikuti siswa secara bergantian.

"Karena ini hanya sebatas simulasi, siswanya setiap hari ganti-ganti sesuai jadwalnya, kita ada tiga rombel (rombongan belajar) setiap harinya selama periode simulasi," terangnya.

Satu rombel maksimal diisi 18 siswa, tiap rombel mewakili tiga tingkat dari kelas VII, VIII dan IX.

Kegaiatan simulasi ini juga tidak menggantikan metode belajar daring yang sampai saat ini masih dijalankan.

“Jadi ada jadwalnya sendiri, siapa yang kebagian mengajar dengan daring siapa yang mengajar dengan tatap muka. Kan guru ada beberapa tim, siswanya juga begitu kalau dia enggak ikut simulasi dia belajar daring," tegasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved