Maling Bersenjata Api Beraksi di Ciracas, Bawa Kabur Rp 300 Juta Hingga Ancam Tembak Balita
Haryanti (34) mengatakan enam pelaku yang menenteng senjata tajam dan api menggasak uang dan harta bendanya setelah melakukan kekerasan
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Muhammad Zulfikar
Suami Haryanti, Zulhan Efendi (40) menuturkan saat rumahnya dibobol dia sedang tak berada di rumah sehingga tak bisa menyelamatkan keluarga.
Dia baru mendapat kabar rumahnya dibobol garong sekira pukul 04.30 WIB dari sang istri yang masih trauma karena diancam pelaku.
"Tadi sudah laporan ke Polsek Ciracas, polisi juga sudah datang olah TKP. Kalau total kerugian materil sekitar Rp 300 juta," kata Zulhan.

Ancam tembak balita
Haryanti (34), warga RT 04/RW 08, Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas masih trauma akibat rumahnya dibobol komplotan garong.
Ditemui di rumahnya Jalan Pule, Haryanti tampak sulit menahan tangis saat menceritakan petaka yang menimpa keluarganya.
Beberapa kali kata-katanya tertahan dari mulut karena harus menyeka air mata yang keluar bila mengingat perilaku keji komplotan maling.
Bukan karena pelaku yang berjumlah enam orang itu berhasil menggasak uang Rp 170 juta, emas, tiga handphone, dan sejumlah slop rokok.
Saat kejadian pada Selasa (4/8/2020) sekira pukul 03.30 WIB, satu pelaku yang menenteng senjata api jenis pistol mengancam membunuh anaknya.
"Anak perempuan saya yang usia 1,5 tahun digendong pelaku. Dia mengancam mau banting sama nembak, kepala anak saya ditodong pistol," kata Haryanti di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (4/8/2020).
Padahal sebelum satu pelaku yang mengenakan penutup wajah dan topi itu merebut satu anak kembar perempuan yang berusia 1,5 tahun.
Haryanti yang pertama mempergoki aksi pelaku karena mendengar suara pintu didobrak, Haryanti mengaku tak memiliki niat melawan pelaku.
Todongan sebilah golok ke bagian leher dari satu pelaku yang mendobrak pintu membuatnya sadar melawan bukan pilihan tepat.
"Jadi selama di dalam rumah satu pelaku yang pakai penutup wajah ini gendong anak saya. Dijadiin sandera biar saya enggak melawan atau teriak," ujarnya.
Haryanti menuturkan selama digendong satu pelaku, putrinya memang tak merengek karena belum mengerti nyawanya terancam.