Sebelum Tewas Dibunuh, Staf KPU Yahukimo Sempat Pulang Kampung dan Curhat ke Ibunda: Aku Takut Mah
Kematian staf KPU Yahukimo Papua, Henry Jovinski masih menyisakan menjadi teka-teki.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM - Kematian staf KPU Yahukimo Papua, Henry Jovinski masih menyisakan menjadi teka-teki.
Pasalnya hingga saat ini polisi masih belum mendapatkan siapa pelaku yang menghilangkan nyawa pemuda berusia 25 tahun tersebut.
Diketahui Henry Jovinski tewas setelah dibacok oleh orang tak dikenal (OTK) di Jalan Gunung, Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua pada Selasa (11/8/2020) siang.
• Jeritan Hati Ibu Hadiri Pemakaman Staf KPU Yahukimo, Histeris Panggil Korban: Jangan Tinggalkan Mama
Dari keterangan yang disampaikan Ketua KPU Papua Theodorus Kosay, Hendri dibacok saat melakukan supervisi atau monitoring proses pencocokan dan penelitian (coklit) di Distrik Dekai.
Hingga saat ini, polisi masih melakukan pneyelidika terkait pelaku pembunuhan Henry.
Keluarga Menduga Pembunuhan Berencana
Kematian staf KPU Yahukimo, Papua, Henry Jovinski menyisakan duka mendalam bagi keluarga.
Ibu korban, Vivin Monica (53) menduga pembunuhan terhadap anak pertamanya itu telah direncanakan.
Ia berharap pihak kepolisian bisa segera mengungkap kasus pembunuhan anaknya tersebut.
"Saya mohon bantuannya supaya kasus anak saya diungkap," kata Vivin seusai menerima tali asih dari KPU di Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jumat (21/8/2020).
"Saya sebagai seorang ibu tiba-tiba ada orang tidak dikenal (yang membunuh), pasti ada dalangnya, karena itu pembunuhan berencana, anak saya diajak keluar. Entah siapapun orangnya, kalau bisa ketahuan," sambung Vivin.
Vivin juga menyesalkan, selama ini korban kurang diberi pemahaman soal kondisi keamanan di daerah tempat kerjanya.
"Yang saya sesalkan Henry kurang di-briefing ketidakamanan di sana. Harusnya kan ada pengawalan, jangan keluar, harua dibreafing terus. Memang anaknya polos, enggak ada prasangka," ujar Vivin.
• Diculik dan Diperkosa Duda 41 Tahun, Gadis Asal Cengkareng Tak Nyaman Tinggal Bersama Keluarga
Korban Sempat Pulang Kampung
Diceritakan Vivin, beberapa bulan sebelum meninggal, Henry Jovinski pernah pulang ke kampung halaman akibat ada gangguan keamanan.
Vivin Monika mengatakan, anaknya sempat menyaksikan peristiwa pembakaran kantor KPU setempat.
"Kata dia panah berterbangan, kantor dibakar, laptopnya dibanting. Dia pulang ke sini memang tanpa izin," kata Vivin.
Saat berada di rumah, Henry diketahui hanya meringkuk seperti orang ketakutan.

Ia bahkan sempat bercerita bahwa ia merasa takut untuk kembali ke Yahukimo.
"Di rumah tiduran dia ngringkuk, 'aku takut Mah takut'. Kejadiannya enam atau tujuh bulan sebelum ini," kata Vivin.
Tak hanya menyaksikan aksi anarkis, kepada Vivin, sang anak juga mengaku pernah ketakutan, lantaran mendapatkan perlakuan tak menyenangkan saat ia membeli handuk.
"Ketakutan pernah, pulang karena diludahin orang di sana, pas beli handuk," kata ibu korban.
Namun selang beberapa waktu, Henry kembali ke Papua karena dipanggil oleh kantor.
• Akui Sempat Frustrasi saat Video YouTubenya Tak Ada Nonton, Boy William: Gua Gak Tahu Harus Ngapain
Kerap Ditanya Asal Usul
Menurut pengakuan Henry, kata Vivin, selama bekerja korban kerap ditanya asal usulnya oleh orang tidak dikenal.
"Sering ditanya 'kamu orang mana', dia tinggi, putih, namanya juga Henry Jovinsky, orang mana, orang mana, sering (ditanya) gitu di sana."
"Kalau tahu begitu, mending enggak usah berangkat lagi ke sana, mending kerja di Banyumas jadi apa saja," kata Vivin.
Meski kerap mengalami hal tidak menyenangkan, menurut Vivin anaknya selalu meyakinkan orangtuanya bahwa kondisinya baik-baik saja.

"Saya pernah minta supaya dikasih nomor HP temannya, tapi tenang saja katanya," ujar Vivin.
Sementara itu, Komisioner KPU RI Ilham Saputra menyerahkan pengusutan kasus tersebut kepada kepolisian.
"Kita serahkan kepada kepolisian, saya belum mendapatkan kabar lagi, tapi tentu saja kepolisian akan bekerja menyelesaikan kasus ini," kata Ilham.
Ilham berharap, pelaku pembunuhan dihukum seberat-beratnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Jalan Kaki Sore Hari, Pria di Tasik Kaget Lihat Sosok Mengambang di Kolam Ikan: Saya Kira Sampah
"Agar kemudian tidak ada lagi, siapa pun, pihak mana pun yang melakukan kekerasan atau tindakan kriminal terhadap petugas (KPU)," ujar Ilham.
Ditusuk dari Belakang
Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal menuturkan, dari keterangan saksi berinisial KM yang bersama korban saat itu, pelaku bercelana loreng dan berambut gimbal.
Peristiwa tewasnya Hendri itu bermula ketika ia bersama KM mengendarai sepeda motor dalam perjalanan kembali ke Dekai.
TONTON JUGA:
Mereka baru kembali mengantar obat untuk rekannya, KP.
"Setelah melintasi Jalan Gunung, tepat di atas Jembatan Kali Teh, saksi dan korban diadang oleh seorang pria bercelana loreng dan berambut gimbal memegang dua pisau/sangkur menanyakan kedua korban tersebut, 'kalau kalian orang mana, orang Indonesia, mana KTP-nya?" ujar Kamal melalui rilis, Selasa malam.
• Ramalan Zodiak Cinta Kamis 13 Agustus 2020, Virgo Waspadai Perselisihan, Taurus Mudah Cemas
Pelaku tidak beraksi sendirian.
Saksi melihat ada rekan pelaku yang bersembunyi di dalam hutan.
FOLLOW JUGA:
Saat menerima KTP Hendri, pelaku berjalan ke arah belakang Hendri dan langsung menusuk punggung korban.
Melihat rekannya ditusuk, KM berlari meninggalkan sepeda motor sambil berteriak minta tolong.
"Saat itu juga datanglah teman pelaku dari arah kali jembatan sambil memegang satu buah sangkur dan langsung menusuk korban di bagian leher," kata Kamal.
• Amalan Terbaik yang Bisa Dikerjakan di Bulan Muharram, Jangan Sampai Terlewat!
Pelaku kemudian kabur meninggalkan pelaku yang tewas di tempat.
Mendengar teriakan KM, warga sekitar mendatangi lokasi dan menghubungi polisi. Jenazah Hendri kemudian dibawa ke RSUD Dekai.
(TribunJakarta/kompas.com)