TGUPP Tegaskan Pembangunan Kampung Akuarium Tak Langgar Aturan
Anggota TGUPP Angga Putra Fidrian memastikan, rencana penataan kawasan Kampung Akuarium tak melanggar aturan.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Peletakan batu pertama atau ground breaking pun telah dilakukan Anies bertepatan dengan HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada Senin (17/8/2020) kemarin.
Menurut rencana, Pemprov DKI bakal membangun 240 hunian tipe 36 yang terdiri dari 5 blok rumah berlapis di lahan seluas 10.300 meter persegi itu.
Proyek penataan ini pun direncanakan bakal rampung pada Desember 2021 mendatang.
Politikus PDIP Minta Anies Teruskan Proyek Kampung Akuarium Era Ahok

Politikus PDIP Gilbert Simanjuntak menentang keras rencana penataan Kampung Akuarium yang bakal dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dibandingkan membangun permukiman di kawasan itu, ia menyarankan Anies mengikuti cara pendahulunya, yaitu Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok merekolasi warga Kampung Akuarium ke rumah susun (Rusun) Rawa Bebek.
Sebab, masih banyak rusun di DKI yang sampai saat ini belum dioptimalkan keberadaannya.
"Rusun yang ada juga belum terisi, sebaiknya itu saja dulu dioptimalkan," ucapnya, Senin (24/8/2020).
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini menilai, program penataan yang dilakukan Ahok saat masih menjabat sebagai orang nomor satu di ibu kota sudah baik.
Anies pun disebutnya hanya tinggal meneruskan program yang sudah dijalankan sejak tahun 2016 lalu.
Namun, nyatanya Anies ogah melanjutkan program tersebut dan memilih membangun kembali Kampung Akuarium.
Hal ini yang kemudian dikatakan Gilbert menghambat kemajuan Jakarta di era kepemimpinan Anies.
"Apa yang sudah dilakukan gubernur sebelumnya itu penuh perjuangan. Kalau tidak berkesinambungan maka Jakarta sulit maju," ujarnya saat dikonfirmasi.
Kebijakan Anies menata Kampung Akurium ini pun disebutnya hanya untuk kepentingan jangka pendek.
Mantan Wakil Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini menuding Anies tak mempertimbangkan rencana jangka menengah, apalagi jangka panjang.