5 Menit Pandangi Ibu Tergantung di Pohon Rambutan, Sang Anak Berlalu Cuci Beras Lalu Teriak: Mbok!
Beberapa jam sebelum azan Subuh berkumandang, seorang pria mencuci beras di sumur belakang rumah dan tiba-tiba berteriak.
TRIBUNJAKARTA.COM, TEMANGGUNG - Beberapa jam sebelum azan Subuh berkumandang, seorang pria mencuci beras di sumur belakang rumah dan tiba-tiba berteriak.
Pria 48 tahun berinisial SP itu menyaksikan Naruh (75), ibunya, tergantung di dahan pohon rambutan di belakang rumah mereka.
"Mbok," ucap SP berulangkali.
Kemudian, ia beringsut dari sumur untuk memanggil adiknya yang tinggal di samping rumah sang ibu.
Sang adik kaget melihat ibunya yang sudah sepuh itu sudah meninggal, tergantung di pohon rambutan.
Tanpa curiga, sang adik membantu SP untuk menurunkan jasad ibunya dari pohon rambutan.
• 4 Hari Tak Keluar Kamar Hotel Bareng Janda, Berondong Ini Sempat Ngaku Miliki Hubungan Ibu dan Anak
Keduanya kemudian membawa tubuh Naruh ke dalam rumah.
Kematian Naruh karena gantung diri dipercaya begitu saja oleh warga Dusun Jeketro, RT 1/RW 4, Desa Karangwuni, Kecamatan Pringsurat, Temanggung.
Tak lama, anggota Satreskrim Polres Temanggung menuju lokasi setelah menerima laporan ada warga meninggal karena gantung diri.
"Kami yang dapat informasi kejadian itu langsung datang ke lokasi kejadian," ucap Kasat Reskrim Polres Temanggung AKP M Alfan, Selasa (25/8/2020) sore.
Polisi lalu menggelar olah tempat kejadian perkara di lokasi.
Belakangan, polisi mencium ada yang tak beres dari kematian Naruh.
Sejumlah luka ditemukan dari tubuh korban, seperti pelipis dan kedua telinga mengeluarkan darah.
Begitu juga dengan jeratan tali yang melingkar di leher Naruh.
• Bekerja 24 Jam hingga Takut Tertular, Curhat Penggali Kubur Makamkan 1.500 Jenazah dari Awal Pandemi
Tali tersebut bukan jeratan pada umumnya yang biasa terdapat pada korban bunuh diri.