Asma Allah Diucap Sri Handayani Sebelum Meninggal, Berikutnya Suami dan 2 Anak Menyusul
Setelah membuka pintu kamar dan menerima uang setoran sebesar Rp 250 ribu, Sri Handayani (36) menyebut asma Allah lalu meninggal.
TRIBUNJAKARTA.COM, SUKOHARJO - Setelah membuka pintu kamar dan menerima uang setoran sebesar Rp 250 ribu, Sri Handayani (36) menyebut asma Allah lalu meninggal.
"Ya Allah," ucap Handayani melengking menahan sakit sambil menahan ulu hatinya.
Ucapan perempuan yang akrab disapa Mbak Handa pada Rabu (19/8/2020) dini hari di pintu kamar, membuat suaminya, Suranto (43), langsung terjaga dari tidur lelapnya.
Beberapa waktu sebelumnya, Handayani membukakan pintu buat Henry Taryatmo (41) yang mendatangi rumahnya dini hari itu. Ia tak curiga karena tamunya itu bukan orang asing.
Lagipula, Henry adalah teman Suranto sejak sekolah dasar. Keduanya terikat hubungan pekerjaan sewa rental mobil dan taksi online.
Mobil Toyota Avanza AD 9125 XT yang dijadikan untuk taksi online atas nama Suranto, selama ini juga yang dipakai Henry.
• Pria Ini Santai Minum & Mandi di Rumah Teman SD Ditemani 4 Jasad, 3 Hari Kemudian Ditangkap Polisi
Dini hari itu Henry datang untuk mengembalikan mobil dan memberikan setoran kepada Suranto, namun hanya ditemui Mbak Handa.
Suranto, begitu juga dengan dua anaknya yang masih kecil, yakni RF (10) dan DAH (6).
Sempat Handayani bertanya sebelum Henry keluar rumah, mengingat sudah dini hari dan kemungkinan besar sulit mendapatkan transportasi.
"Gimana kamu pulang? Mau naik apa?" Mbak Handa bertanya kepada Henry.
"Saya ngojek saja. Tapi belum ada yang nyangkut," Henry membalas.
Iba melihat Henry tak kunjung mendapat ojek online untuk pulang, Handayani mempersilakannya menunggu di ruang tamu.
Handayani kemudian berlalu kembali ke kamar untuk melanjutkan tidur, sedangkan Henry main game online selama menunggu ojek online.
• Liang Kubur Siap dan Istri Sudah Didoakan, Suami Kaget Lihat Sosok di Balik Kain Penutup Jenazah
Tak lama, ia beranjak ke dapur dan mengambil pisau dapur. Henry memberanikan diri memanggil pemilik rumah, "Mas, Mbak."
Panggilan pertama tak direspon, Henry mengulanginya lagi. Hingga pintu kamar terbuka Handayani muncul di hadapan Henry.
Sejurus kemudian, Henry menyodorkan uang setoran Rp 250 ribu dan diterima Handayani lalu menghitungnya.
Tiba-tiba, Henry menerobos tepat ulu hati Handayani tiga kali dengan pisau yang ia ambil dari dapur.
Perbuatan keji yang menewaskan Handayani, begitu saja muncul selagi Henry main game online di ruang tamu.
Tiba-tiba, ia teringat tanggal 19 Agustus adalah hari jatuh tempo ia harus membayar utangnya.
Suranto terbangun, syok, dan berteriak mendapati istrinya bersimbah darah sudah tak bernyawa di tangan Henry.
Ia tewas menyusul istrinya setelah Henry kembali menerjang dan menghunuskan pisau ke tubuhnya sebanyak lima kali.
Setelah menghabisi Handayani dan Suranto, Henry seperti kesetanan mengetahui anak sulung korban, RF, terbangun dan menangis keras.
Bocah yang masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar itu tewas dengan tujuh luka tusuk.
• Diklakson Hingga Digedor Mobil Tak Kunjung Jalan, Warga Baru Sadar Pengemudi Sudah Lemas
Si bungsu DH yang masih duduk taman kanak-kanak, adalah anggota keluarga yang bernasib sama seperti ayah, ibu dan kakaknya.
Detik-detik keluarga Suranto tewas, diperagakan oleh tersangka Henry saat dihadirkan penyidik Polres Sukoharjo saat rekonstruksi, Kamis (27/8/2020.
"Kami melakukan rekonstruksi ini agar lebih jelas kronologinya," ungkap Kapolres Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas.
Ada satu momen dari 51 adegan, di mana Henry begitu lepas setelah membunuh satu keluarga di rumah mereka di Dukuh Slemben, RT 01/RW 05, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Henry sempat membersihkan diri di kamar mandi, kemudian meneguk air putih dingin dari kulas di dapur rumah korban.
Teringat karena harus membayar utangnya yang jatuh tempo, Henry ngeloyor ke kamar dan mengambil BPKP dan STNK mobil dan KTP atas nama Suranto.
Dini hari itu juga, Henry keluar rumah mengendarai motor Honda Mega Pro milik korban dan menitipkannya di Kartasura.
Menurut Yugo, motor Honda Mega Pro korban belum sempat dijual Henry.
Tersangka sempat mengelak telah mengambil motor korban. Sehingga kuasa hukum keluarga menduga ada pelaku lain terlibat dalam kasus ini.
Sehari sebelum rekonstruksi, polisi memastikan pembunuhan keluarga Suranto hanya melibatkan pelaku tunggal.
• Diduga Mau Tawuran, Tujuh Bocah Belasan Tahun Diamankan Polisi
Setelah menyembunyikan motor, Henry kembali lagi dan mengambil mobil korban kemudian menjualnya kepada seseorang sekitar Rp 82 juta, berdasarkan bukti transfer.
Saat rekonstruksi, Henry harus duduk di kursi roda karena mendapat luka tembak di kaki kiri kanannya. Ia tak kooperatif saat ditangkap polisi.
Tersangka memakai baju tahanan biru dongker dan kepala tertutup masker, yang tampak hanya kedua matanya. Ia juga memegang kruk.
"Dia tidak koorperatif dan mau melawan," ucap Kasat Reskrim Polres Sukoharjo AKP Nanung Nugroho.
Menurut Nanung, Henry tak terlihat menyesal setelah menghabisi keluarga Suranto.
Ditemukan Kakak Korban
Maryono (53) pertama kali menemukan mayat Suranto dan tiga anggota keluarganya pada Jumat (21/8/2020) malam, setelah melongok dari jendela rumah.
Ia terpanggil untuk mendatangi rumah Suranto karena dikabari tetangga yang mencium bau busuk dari dalam rumah korban.
Saat masuk mengecek, Maryono mendapati rumah hening dan gelap. Ia begitu kaget saat menyaksikan di dalam rumah ternyata seisi keluarga sudah meninggal bersimbah darah.
Selang tiga jam mayat keluarga Suranto ditemukan, polisi menangkap Henry di Kecamatan Baki, Sukoharjo.
• Napi Lapas Riau Pemeras Perempuan Habiskan Rp 4,5 Juta Main Hago
Jenazah satu keluarga korban pembunuhan Henry dimakamkan pada Sabtu (22/8/2020) sore di TPU Curidan, Kampung Curidan, Kelurahan Bulakrejo, Sukoharjo.
Keempat jenazah dimakamkan di satu liang kubur panjang 2,5 meter, lebar 2 meter, dan kedalaman 2 meter. Di permukaannya ditandai dengan empat gundukan tanah.
"Nanti kalau dipasangi batu nisan, jumlahnya ada empat, meski dalam satu liang lahat," jelas Ketua RW 06 Setyohadi (51).
Menurut Setyohadi, jenazah keluarga Suranto dimakamkan di TPU Curidan atas permintaan keluarga istri Suranto.
Artikel ini disarikan dari berita Tribunsolo.com dengan judul: Kalimat Terakhir Istri Suranto Sebelum Nyawanya Dihabisi Henry Taryatmo; Pelaku Sempat Mandi & Minum di Rumah Korban; Detik-detik Penemuan Mayat di Baki Sukoharjo; dan Usai Bunuh Satu Keluarga di Baki Sukoharjo, Pelaku Tak Terlihat Menyesal