Bocah 10 Tahun Nangis Lihat Ayah Ibu Bersimbah Darah, Tak Lama Kemudian Pisau Mendarat di Tubuhnya
RRI, bocah 10 tahun terbangun dini hari di rumahnya di Dukuh Slemben RT 01 RW 05, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - RRI, bocah 10 tahun terbangun dini hari di rumahnya di Dukuh Slemben RT 01 RW 05, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Kala itu sekira pukul 01:00 WIB, anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) itu terbangun dan melihat pemandangan mengerikan dari depan kamar tidur.
Bagaimana tidak, bocah yang masih di bawah umur itu melihat tubuh ibu dan ayahnya bersimbah darah.
Saat itu juga, RRI menangis lalu dihampiri oleh sesosok pria.
Orang yang menghampiri RRI adalah Henry Taryatmo (41), pria yang tak lain adalah rekan orangtuanya.
Henry bertamu malam-malam ke rumah orangtua RRI untuk mengembalikan mobil dan memberi uang setoran.
Namun siapa sangka, dalang di balik orangtua RRI tewas terbunuh adalah Henry.
• Foto Pernikahan dengan Nadya Lenyap di Instagram, Rizki DA Ungkap Ini dan Minta Doa: Mudah-mudahan
Beberapa waktu sebelum RRI terbangun, Henry datang bertamu dan disambut oleh ibu RRI, Sri Handayani (36), Rabu (19/8/2020).
Sri membukakan pintu untuk Henry karena ia itu datang untuk mengembalikan mobil dan memberi uang setoran.
Namun saat hendak pamit pulang, belum ada ojek online yang menyantol di aplikasinya Henry.
• Ternyata Ini Nama Kontak Lesty Kejora di Ponsel Rizky Billar, Tak Pakai Nama Asli
"Mulihmu piye, arep numpak opo (pulangmu gimana, mau naik apa?)," tanya korban Sri seperti yang diungkapkan Henry direkonstruksi pembunuhan satu keluarga yang digerlar di Mapolres Sukoharjo, Kamis (27/8/2020).
"Ngojek ae, tapi durung nyantol (ngojek aja, tapi belum nyangkut)," jawab Henry.
Henry yang belum mendapat ojek dipersilahkan menunggu di ruang tamu oleh Sri.
Tak lama kemudian, Sri masuk ke kamar karena suami dan dua anaknya sudah tertidur.

Nyambil nunggu ojek online ada yang nyangkut, Henry bermain game online.
Ingat utang
Tiba-tiba di tengah asyiknya bermain, Henry teringat utang dan jatuh tempo pembayarannya.
Kala itu, Henry mempunyai niat untuk mengambil mobil majikannya dan membunuh.
Niatnya itu dijalankan Henry dengan berjalan ke dapur untuk mengambil pisau.
Setelah pisau diambil, Henry memanggil orang di rumah tersebut.
• Ambil Tikar di Kontrakan Teman, Pria Ini Cium Bau Menyengat Tak Sadar Ada Mayat Wanita Tanpa Busana
"Mas, mbak...," kata Henry tak ada yang merespon.
Sri bangun saat mendengar panggilan Henry yang kedua kalinya.
Saat Sri terbangun, Henry memberikan uang Rp 250 ribu untuk setoran.
Ditusuk saat menghitung uang setoran
Sri menghitung uang yang diberikan Henry untuk setoran.
• Bukan Istri yang Didoakan, Suami di Kabupaten Blitar Terkejut Ketika Buka Penutup Kain Jenazah
Kala Sri menghitung uang, Henry datang dan menusukkan pisau tepat di uluhatinya.
"Ya Allah," teriak Sri seraya memegangi lukanya.
Mendengar teriakan sang istri, suami Sri, Suranto (43) terbangun.
Melihat istrinya bersimbah darah, Suranto syok dan berteriak "heeee...hee,"

Henry yang panik kemudian mendatangi Suranto dan menusukkan pisau di dadanya sebanyak lima kali.
RRI ikut jadi korban
RRI ikut kena sasaran Henry setelah membunuh Sri dan Suranto.
Setelah bocah malang itu melihat di depan kamar tidur orangtuanya tewas, Henry mendaratkan pisau di tubuh RRI sebanyak 7 tusukan.
Tak berhenti sampai situ, kekejaman Henry berlanjut ke adik RRI yang juga terbangun dan melihat peristiwa nahas tersebut.
• Intip Mewahnya Rumah Baru Baim Wong & Paula di Pondok Indah, Tempat Khusus Ibadah Pakai Dinding Kaca
DI (6) yang masih duduk di bangku TK tewas dihabisi oleh Henry.
Mandi dan minum setelah membunuh
Setelah menghabisi 4 nyawa, Henry dengan santainya minum dan mandi di rumah korban.
Dari rekonstruksi itu diketahui pelaku sempat membersihkan diri di kamar mandi dan minum di dapur rumah korban dengan santainya sebelum meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP).
Pelaku mengambil minum air putih dari kulkas hingga menuangkan dalam gelas dan menenggaknya.
Sebelum meninggalkan lokasi, pelaku menuju kamar korban dan mencari BPKB hingga mengambil KTP korban.
"Agar lebih mudah menjual kendaraannya," aku Henry Taryatmo saat ditanya polisi.
• Penulusuran Klaster Pabrik LG Masih Berlanjut, Pemkab Bekasi Sasar Lingkungan Keluarga Karyawan
Setelah pelaku mengambil BPKB terus mengambil motor Mega Pro korban untuk meninggalkan lokasi.
Bahkan keesokan harinya, giliran mobil korban diambil tersangka untuk dijual.
(TribunJakarta/TribunSolo)