Pemulung Temukan Mayat Pria Membusuk dengan Kondisi Tergantung d Jelambar: Saya Pikir Boneka
Seorang pemulung menemukan pria tewas tergantung di rumah kosong di Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (26/8/2020).
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM, GROGOL PETAMBURAN - Seorang pemulung menemukan pria tewas tergantung di rumah kosong di Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (26/8/2020).
Saat ditemukan, jasad korban dalam kondisi sudah berbau busuk.
"Jenazah ditemukan dalam kondisi tergantung. Sampai saat ini kami masih lakukan penyelidikan terkait identitas korban," kata Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren AKP Mubarak, Kamis (27/8/2020).
Pria tanpa identitas itu diperkirakan berusia 48 tahun ditemukan di rumah kosong di Jalan Hadiah RT 10 RW03, Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Diperkirakan korban sudah meninggal sekitar empat hari.
Namun Mubarak masih belum dapat mengungkapkan penyebab kematian korban.
Diduga korban tewas karena bunuh diri.
Namun sampai saat ini polisi masih menunggu hasil visum.
"Hasil visum baru keluar kira-kira tiga hari kedepan. Jadi masih kami tunggu hasil visum," ujar Mubarak.
Dikira boneka
Sambil memilah sampah, Hasan (54) menceritakan peristiwa kemarin sore saat dia menemukan mayat di dalam rumah kosong di sebuah lahan perusahaan di Jalan Hadiah, Jelambar, Grogol, Jakarta Barat.
Hasan yang sudah belasan tahun pemulung memang kerap menyendiri sambil memilah sampah di depan rumah kosong yang kondisinya sudah tak terawat.
Siang kemarin, ia baru datang di rumah itu setelah sempat absen selama 10 hari.
Seperti biasa, ia memilah sampah sambil berteduh di bawah pepohonan yang ditanam.
Di sela kegiatannya, ia masuk ke dalam rumah yang sudah belasan tahun kosong itu untuk beristirahat sejenak.
Namun, betapa kagetnya dia saat melihat ada benda tergeletak di dalam rumah, yang awalnya dia kira adalah boneka.
"Saya emang suka masuk ke dalam, pas kemarin saya kesana sekitar jam 11, di dalam itu ada yang tergeletak kondisi badannya bengkak. Awalnya saya pikir itu boneka buat nakut-nakutin tapi kok dilalerin makanya saya lapor ke satpam," kata Hasan ditemui di lokasi, Kamis (27/8/2020).
Hasan yang kaget kemudian melapor ke petugas keamanan di lahan tersebut.
Akhirnya ia pun memastikan benda yang dilihatnya di dalam rumah itu adalah mayat seorang pria yang sudah dalam kondisi bengkak.
Diduga mayat itu sudah beberapa hari sehingga telah membusuk.
"Awalnya satpam ngira itu orang gila lagi tidur, tapi saya bilang bukan soalnya udah dilalerin segala sama agak bau busuk," ucapnya.
Hasan mengatakan, saat ditemukan mayat tersebut dalam kondisi tergeletak di lantai.
Dia pun memastikan tak mengenal sosok korban.
Pun dengan kondisi mayat tersebut dia juga tak mengetahuinya.
"Itu sudah ditanganin polisi," ujarnya.
Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, AKP Mubarak mengatakan pihaknya masih menunggu hasil identifikasi Labfor Polri untuk memastikan penyebab tewasnya korban.
"Kemarin yang periksa ident hasilnya masih kita tunggu soalnya mayat sudah agak membusuk," kata Mubarak.
Pemikiran bunuh diri bukan main-main
Pemikiran mengenai bunuh diri bukan hal yang main-main.
Sebab, bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak.
Diketahui, permasalahan dalam hidup terkadang membuat seorang putus asa hingga memutuskan untuk mengakhiri hidup.
Selain itu, kita juga harus lebih peka terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita.
Pasalnya,sedikit kepekaan dan perhatian yang kita berikan bisa menyelamatkan nyawa mereka yang berniat mengakhiri hidupnya.
Tanda-tanda orang yang berniat bunuh diri
Kita memang tidak bisa mengetahui apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh orang lain.
Namun, kita bisa mengidentifikasi gerak-geik seseorang yang memiliki niatan untuk mengakhiri hidupnya.
Melansir Healthline, berikut tanda-tanda seseorang yang berniat mengakhiri hidupnya:
- merasa putus asa, terjebak dalam kehidupan, atau sendirian
- mengaku tidak memiliki alasan untuk terus hidup membuat surat wasiat atau memberikan barang-barang pribadi
- mencari cara untuk melakukan kejahatan pada diri sendiri, seperti membeli senjata
- kurang atau terlalu banyak tidur
- makan terlalu sediki atau terlalu banyak
- melakukan hal sembrono
- menghindari interaksi sosial dengan orang lain
- mengekspresikan kemarahan atau niat untuk membalas dendam
- menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau kegelisahan yang ekstrem
- mengalami perubahan suasana hati yang drastis
- berbicara tentang bunuh diri sebagai jalan keluar.
Jika Anda menemukan tanda-tanda tersebut dilakukan atau dialami oleh orang sekitar Anda, segeralah mengambil tindakan untuk membantu mencegah upaya bunuh diri yang dilakukannya.
Cara berbicara dengan seseorang yang ingin bunuh diri
Jika Anda mencurigai orang disekitar Anda ingin mengakhiri hidupnya, ajaklah mereka untuk berbicara tentang kekhawatiran tersebut.
Pembicaraan bisa kita awali dengan tanpa mengajukan pertanyaan yang bersifat menghakimi dan konrontatif.
Hal yang perlu kita lakukan adalah berbicara secara terbuka dan menanyakan langsung apa yang menjadi kekhawatiran kita.
Selama percakapan, pastikan juga untuk melakukan hal berikut:
- tetap tenang dan berbicara dengan nada meyakinkan
- validasi perasaan mereka
- menawarkan dukungan
- yakinkan mereka bahwa Anda siap untuk membantunya.
Selain itu, pastikan aga diri kita tidak menyepelekan masalah yang mereka alami atau mencoba mempermalukan mereka agar berubah pikiran.
Hal terpenting yang harus kita lakukan adalah menjadi pendengar yang baik dan menunjukkan dukungan kita kepada mereka.
Kita juga bisa menyemangati mereka untuk mencari bantuan profesional.
Cara mengatasi
Perawatan yang diberikan untuk orang yang memiliki keinginan bunuh diri biasanya tergantung pada penyebab yang mendasari pemikiran mengakhiri hidup.
Namun dalam banyak kasus, pemikiran bunuh diri biasanya diatasi dengan cara berikut:
1. Terapi bicara
Terapi bicara atau psikoterapi dalah salah satu metode pengobatan yang memungkinkan untuk menurunkan risiko pasien mencoba bunuh diri.
Terapi yang diberikan biasanya berupa Cognitive behavioral therapy (CBT), yang bertujuan untuk mengajari pasien cara mengatasi berbagai peristiwa dan emosi yang berkontribusi pada pikiran dan perilaku bunuh diri.
Terapi ini juga membantu pasien untuk mengganti pemikiran negatif dengan positif sehingga kembali bisa merasakan kepuasan dalam hidup.
2. Pemberian obat
Jika terapi bicara tidak cukup untuk mengatasi keinginan bunuh diri, profesional kesehatan mental bisa memberikan obat untuk meredakan gejala seperti depresi dan kecemasan.
Mengobati gejala-gejala ini dapat membantu mengurangi atau menghilangkan pikiran untuk bunuh diri.
Berikut obat-obatan yang bisa diberikan untuk mengatasi keinginan bunuh diri:
- antidepresan
- obat anti-psikotik
- obat anti-kecemasan.
3. Perubahan gaya hidup
Selain terapi bicara dan pengobatan, risiko bunuh diri kadang-kadang dapat dikurangi hanya dengan mengadopsi kebiasaan sehat,
seperti:
- menghindari alkohol dan narkoba
- olahraga teratur
- tidur yang cukup (KOMPAS.com/TribunJakarta.com/Elga)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Memahami Orang yang Ingin Bunuh Diri: Tanda dan Cara Mengatasinya"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/mayat-gantung-diri-di-sebuah-rumah-kosong-di-jelambar-grogol-jakarta-barat.jpg)