Sulit Beli Rumah, Ratusan Warga Jaktim Pilih Tinggal di Kuburan Selama Puluhan Tahun
280 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 517 jiwa kini tinggal di atas lahan TPU Kebon Nanas dan TPU Kober Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur.
Penulis: Bima Putra | Editor: Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Sebanyak 280 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 517 jiwa kini tinggal di atas lahan TPU Kebon Nanas dan TPU Kober Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur.
Mereka bermukim dengan mendirikan bangunan di atas lahan TPU aset Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, bahkan banyak yang sudah tinggal selama puluhan tahun di lokasi.
Di antaranya Puput, warga RT 15/RW 02 Kelurahan Cipinang Besar Selatan yang sudah puluhan tahun tinggal di area TPU Kebon Nanas karena kondisi keterbatasan ekonomi keluarga.
"Dulu orangtua saya tinggal di situ. Saya juga enggak ingin tinggal di kuburan, mimpi juga enggak. Cuma karena keadaan (ekonomi)," kata Puput di Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (21/11/2025).
Sulitnya mendapat akses hunian layak di Jakarta membuat Puput dan keluarganya memilih mendirikan rumah di area TPU Kebon Nanas, pun mereka sadar tindakannya tak dibenarkan.
Sehari-harinya Puput berjualan tisu di sekitar TPU Kebon Nanas dengan penghasilan tak menentu, sehingga dia kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Sehingga saat mendengar informasi Pemprov DKI segera menertibkan alih fungsi lahan di TPU Kebon Nanas dan TPU Kober menjadi permukiman, Puput mengaku bingung.
"Jangankan buat bayar (sewa) rumah susun per bulan, karena warga termasuk saya itu cuma penjual tisu. UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) di situ, dapat uang hari itu habis hari itu," ujarnya.
Namun Puput paham bila Pemprov DKI Jakarta harus menertibkan ratusan rumah di atas lahan TPU Kebon Nanas, dan TPU Kober Rawa Bunga untuk mengatasi masalah krisis lahan makam.
Berdasarkan data sebanyak 69 TPU aset Dinas Pertamanan dan Hutan (Tamhut) Kota DKI Jakarta kini sudah penuh, hanya tersisa sembilan TPU dapat digunakan untuk pemakaman warga.
Sehingga Puput pasrah dan berharap bahwa ketika proses relokasi nanti, Pemprov DKI mempertimbangkan lokasi Rusun agar tidak jauh dari lokasi anak sekolah dan tempat kerja warga.
"Karena dampak dari penggusuran itu kan enggak cuma anak sekolah, pekerjaan. Per bulan harus bayar rumah susun, kalau ketemu Alhamdulillah, kalau enggak kita bisa angkat kaki dari Rusun," tuturnya.
Sementara Pemkot Jakarta Timur menyatakan akan berupaya mengakomodir keinginan warga terdampak penertiban bangunan di atas TPU Kebon Nanas dan TPU Kober.
Di antaranya dengan menyediakan Unit Rusun, memfasilitasi pemindahan sekolah anak-anak, serta membantu UMKM warga dengan merelokasinya ke lokasi binaan (Lokbin) Dinas UMKM.
Nantinya lahan TPU yang selama ini digunakan warga untuk membangun rumah akan dikembalikan sesuai fungsinya guna menambah ketersediaan makam di Jakarta.
"Kami minta dikembalikan lahan yang pernah digunakan mereka (untuk tempat tinggal) selama 20 tahun, bahkan ada yang 30 tahun," kata Sekretaris Kota Jakarta Timur, Eka Darmawan.
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
| Puluhan Tahun Tinggal di Makam, Warga Jakarta Timur Bingung Bila Direlokasi ke Rusun |
|
|---|
| Pukuli Korbannya, Begal Rampas Pengendara Motor di Jatinegara |
|
|---|
| Ratusan Rumah di TPU Kebon Nanas dan Kober Jaktim Bakal Ditertibkan, Penghuni Dikasih Waktu 2 Pekan |
|
|---|
| Alih Fungsi TPU di Jaktim jadi Permukiman Warga Sudah Berlangsung 30 Tahun |
|
|---|
| Krisis Lahan Makam, Ratusan Rumah Warga Jaktim di Atas TPU Bakal Ditertibkan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/lahan-tpu-kebon-nanass.jpg)