Food Story

Jadi Langganan Gubernur Anies, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih Legendaris yang Berjualan Sejak 1958

Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih bisa menghabiskan sekitar 400 - 500 porsi dalam satu hari di hari biasa sedangkan di akhir pekan bisa mencapai 500 por

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Sepiring nasi goreng kambing Kebon Sirih di Restoran pada Selasa (1/9/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - "Ini nasi goreng yang nungguin pembeli, bukan pembeli yang nungguin nasi goreng."

Itulah kelakar Indra Kurniawan (41), salah satu pengelola warung tenda Nasi Goreng Kambing Bonsir kepada TribunJakarta.com pada Selasa (1/9/2020).

Soalnya, nasi goreng Bonsir memang tinggal menunggu pembeli lantaran sudah matang sebelum pembeli datang.

Hal itu bisa dilihat dari satu wajan besar berisi nasi goreng kambing yang terlihat menggunung.

Jadi ketika pengunjung memesan satu porsi, pelayan hanya tinggal menciduk nasi ke dalam boks makanan berbahan kertas. Nasi goreng kambing pun bisa segera disantap.

Indra mengatakan nasi goreng langsung dimasak di wajan besar karena permintaannya yang tinggi.

Sebelum pandemi Covid-19, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih bisa menghabiskan sekitar 400 - 500 porsi dalam satu hari di hari biasa sedangkan di akhir pekan bisa mencapai 500 - 600 porsi.

Dalam membuatnya, wajan besar berisi daging kambing direbus seperti memasak semur selama 20 menit. Baru setelah direbus, dituangkan nasi putih dengan jumlah besar. 

Dari pengamatan TribunJakarta, sebelum diaduk, nasi yang tampak menggunung di atas wajan disiram dengan sejumlah bumbu.

Kepulan asap dan aroma rempah seketika menyeruak begitu juru masak itu mengaduk nasi dengan sudip berulang kali agar bumbunya merata. Aroma rempahnya cukup menyengat.

Indra melanjutkan banyak orang yang mengira sajian nasi gorengnya mirip dengan nasi kebuli karena aroma yang mirip kari.

Generasi Kedua

Indra mengisahkan nasi goreng Kebon Sirih sudah berjualan sejak tahun 1958. Awalnya, usaha ini dirintis mendiang kakeknya, Haji Nein Amad yang wafat di usia sekitar 70 tahun.

Pengelola salah satu usaha Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Indra Kurniawan pada Selasa (1/9/2020).
Pengelola salah satu usaha Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Indra Kurniawan pada Selasa (1/9/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

"Nein Amad itu merupakan warga Pamulang Tangerang Selatan. Ibaratnya kakek hijrah dari Pamulang ke Jakarta. Sempat tinggal di Setiabudi," kenangnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved