Sisi Lain Metropolitan

Kisah Toto Sulap Limbah Komputer Hingga Sepatu Bekas Satpam Jadi Karya Seni Bernilai Jual Tinggi

Berbagai jenis sampah disulap Toto Sihono (48) menjadi sebuah karya seni. Mulai limbah komputer, kaleng susu dan sepatu bekas.

TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Toto sedang membuat dua buah lampu belajar dari truk mainan dan boneka barbie pada Rabu (2/9/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, SETU - Berbagai jenis Sampah disulap Toto Sihono (48) menjadi sebuah karya seni.

Dengan memanfaatkan sampah-sampah yang masih jadi persoalan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, ia bisa membuat kerajinan tangan yang fungsional dan tentu saja bernilai jual.

Garasi rumah Toto di kawasan Bhakti Jaya, Setu, Tangerang Selatan disulap menjadi sebuah bengkel seni.

Toto Sihono (48) mengubah limbah menjadi barang seni dengan nilai jual tinggi di bengkel seninya di Kawasan Bhakti Jaya, Tangerang Selatan pada Rabu (2/9/2020).
Toto Sihono (48) mengubah limbah menjadi barang seni dengan nilai jual tinggi di bengkel seninya di Kawasan Bhakti Jaya, Tangerang Selatan pada Rabu (2/9/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Berbagai kerajinan tangan hasil karyanya diletakkan di sana.

Ada celengan, kotak pensil, lampu belajar, asbak dan lain-lain.

Semuanya terbuat dari bahan dasar berbagai jenis sampah.

Toto mencontohkan misalnya saja celengan domba yang terbuat dari bekas saset sejumlah produk.

Saset itu dikumpulkan kemudian dibentuk melengkung seperti bulu-bulu domba.

Toto sedang membuat dua buah lampu belajar dari truk mainan dan boneka barbie pada Rabu (2/9/2020).
Toto sedang membuat dua buah lampu belajar dari truk mainan dan boneka barbie pada Rabu (2/9/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Keempat kaki domba berbahan dasar botol plastik.

Ada lagi kotak pensil yang menggunakan bekas kaleng susu.

Toto juga sempat menunjukkan karya lainnya berupa dua buah lampu belajar dengan warna perak mengkilap. Lampu berbentuk truk dan robot itu cukup menarik perhatian.

Toto sedang membuat dua buah lampu belajar dari truk mainan dan boneka barbie pada Rabu (2/9/2020).
Toto sedang membuat dua buah lampu belajar dari truk mainan dan boneka barbie pada Rabu (2/9/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Ia memanfaatkan komponen komputer bekas sebagai dekorasi di badan truk dan menambahkan sakelar.

Sedangkan robot silver terbuat dari boneka barbie bekas dan beberapa komponen komputer.

Kayu bekas pun tak luput dari perhatiannya, ia membuat sebuah lampu belajar dengan sepatu bekas.

Berawal dari Bekas Sepatu Tentara

Sejumlah sepatu bekas yang dijadikan barang fungsional pada Rabu (2/9/2020).
Sejumlah sepatu bekas yang dijadikan barang fungsional pada Rabu (2/9/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Inisiatif mengubah sampah menjadi kerajinan tangan itu bermula pada tahun 2016. Kala itu, Toto tertarik mengubah sebuah sepatu tentara menjadi karya seni.

Tiba-tiba muncul ide membuat vas bunga dari sepatu itu.

Ia menjemur sepatu itu kemudian mulai mengecat dan memernis.

"Kayaknya bagus ini dibikin vas bunga kemudian dicat. Ternyata hasilnya memang bagus. Dari situ saya keterusan," ujarnya saat berbincang dengan TribunJakarta.com di kediamannya pada Rabu (2/9/2020).

Tidak hanya sepatu, berbagai barang bekas dibawa pulang Toto untuk dijadikan kerajinan tangan.

Kala itu, Toto juga sembari bekerja di sebuah perusahaan sebagai animator digital.

Hasil kerajinan tangan Toto berupa celengan domba terbuat dari saset bekas dan botol plastik di kediamannya di Kawasan Bhakti Jaya, Setu, Tangerang Selatan pada Rabu (2/9/2020).
Hasil kerajinan tangan Toto berupa celengan domba terbuat dari saset bekas dan botol plastik di kediamannya di Kawasan Bhakti Jaya, Setu, Tangerang Selatan pada Rabu (2/9/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Ia mengkolaborasikan berbagai jenis sampah menjadi satu kerajinan tangan.

Sampah-sampah itu didapatnya dari berbagai tempat. Botol-botol plastik dan saset bekas diperolehnya dari jalanan.

Ada juga yang diperolehnya dari orang lain. Misalnya sepatu bekas dan ampas kopi.

"Waktu saya jualan di Pasar Kaget, ada tukang jual sepatu menawarkan dua karung sepatu sortiran kepada saya. Yaudah saya bawa pulang," ujarnya.

Selain itu, ia menggunakan sepatu-sepatu bekas satpam.

Sedangkan ampas kopi diperolehnya dari sebuah kedai kopi.

Hasil kerajinan tangan Toto berupa celengan domba terbuat dari saset bekas dan botol plastik di kediamannya di Kawasan Bhakti Jaya, Setu, Tangerang Selatan pada Rabu (2/9/2020).
Hasil kerajinan tangan Toto berupa celengan domba terbuat dari saset bekas dan botol plastik di kediamannya di Kawasan Bhakti Jaya, Setu, Tangerang Selatan pada Rabu (2/9/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Kala itu, ia melihat ampas kopi yang tidak terpakai. Toto meminta ampas itu untuk dibuat menjadi barang baru.

"Saya melihat ampas kopi dibuang, wah kalau dicetak bagus tuh. Akhirnya saya buat di rumah dan jadi sebuah asbak," ungkapnya.

Kini, barang-barang bekas itu belum terpakai semua. Ia masih menyimpannya di bengkel untuk sewaktu-waktu dipakai membuat kerajinan tangan.

Rata-rata proses pembuatannya memakan waktu dua hari.

Sebagian besar kerajinan tangan yang dibuat dari sampah merupakan barang fungsional dan layak pakai.

Pada tahun 2018, ia mulai menjualkan hasil kerajinan tangannya kepada masyarakat.

Intip Cara Membuat Steak Daging Sapi ala Restoran, Tak Perlu Ribet!

Calon Wakil Bupati Karawang Adly Fairuz Jelaskan Hubungan dengan Wapres Maruf Amin

Lebih Sehat dari Beras Putih, Yuk Catat 4 Jenis Beras yang Bisa Kamu Konsumsi

Kasus Covid-19 di Kota Bekasi Meningkat, Wali Kota: Yang Bisa Mengendalikan Allah

Toto juga memamerkan karyanya ke beberapa workshop, bazzar dan pameran. Tak sedikit masyarakat yang merespons positif.

Bahkan, banyak juga orang yang meminta diajarkan membuatnya.

Barang-barang hasil karyanya dipasarkan di media sosial melalui akun Instagram @artosgaleri.

Selain bernilai jual, Toto juga memiliki andil untuk mengurangi sampah plastik yang masih menjadi persoalan pemerintah sampai kini.

Apalagi, plastik bekas termasuk limbah yang sulit terurai. Bahkan bisa bertahan puluhan tahun!

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved