Sosok Pria Kurus Tewas di Tangan Bos Dikenal Sayang Orangtua, Keluarga Menangis Teringat Ini

Demi merawat orangtua di Palembang, Firmansyah (44) memilih meninggalkan bisnis kateringnya di Tangerang. Ia tewas di tangan orang yang dipanggil bos.

Editor: Y Gustaman
Tribun Sumsel/Agung Dwipayana
Hutri Agustini menunjukkan foto Firmansyah (44) semasa muda saat foto bersama keluarga, saat ditemui Tribun Sumsel di rumahnya, Lorong Lembaga, Jalan H Faqih Usman, Kelurahan 2 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Selasa (1/9/2020). (Inset) Firman tak berdaya setelah dianiaya dua orang yang ditemuinya di Lorong Terusan 1, Jalan KH Wahid Hasyim, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Minggu (30/8/2020). 

TRIBUNJAKARTA.COM, PALEMBANG - Demi merawat keduanya orangtua di Palembang, Firmansyah memilih meninggalkan bisnis katering yang dirintisnya sejak Januari.

Umur pria 44 tahun bertubuh kurus itu harus berakhir tragis pada Minggu (30/8/2020) sore di tangan dua pria yang ditemuinya dan dipanggil bos.

Kematian Firman ditangisi keluarga. Selama ini ia memilih tinggal bersama ibu bapaknya, M Husni Ateh (78) dan Sanimah (70).

Keduanya yang sudah sering sakit-sakitan dirawat baik oleh Firman. Ayahnya, mulai lumpuh dan Firman lah yang selalu menuntunnya berjalan.

"Setelah tiga bulan di Tangerang, dia pulang ke Palembang karena katanya mau tinggal sama orangtua saja," ungkap Hutri Agustini saat ditemui Tribun Sumsel di rumahnya, Selasa (1/9/2020).

Awalnya Membantah, Pria Ini Malu Kondomnya Masih Terpasang saat Berduaan dengan Terapis Pijat

Temui Bos Didampingi Teman

Wajah Firman memucat, tatapannya kosong, tak sepatah kata pun terucap dari mulutnya. Ia terduduk di jalan seperti menahan sakit menjelang azan Magrib.

Kelimunan orang-orang di sekitarnya hanya diam, tak tergerak menolong Firman yang dari kepala dan kaki kirinya mengalir darah segar.

Pria kurus berkaus kuning, bertopi corak loreng, dan bercelana hitam itu, jadi tontonan sampai tubuhnya diangkut dan dimasukkan ke kantong mayat.

Di Lorong Terusan 1, Jalan KH Wahid Hasyim, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, dua orang yang menganiaya Firman masih misteri.

Doni Irawan (36) masih selamat, meski kaki kanannya robek. Duka di Minggu (30/8/2020) sore itu tak pernah ia sangka-sangka sebelumnya.

Beberapa jam sebelumnya, Doni hanya menurut ketika diajak Firman untuk menemui seseorang yang dipanggilnya dengan sebutan bos.

"Katanya, mau menemui bos. Saya tidak tahu siapa bos itu. Saya ikut saja," kata Doni yang tergolek lemas di ranjang Instalasi Gawat Darurat RSUD Palembang Bari, Senin (31/8/2020).

Matinya Kaki Tangan Gembong Narkoba di Depan Musala, Keponakan Saksikan dari Jauh

Tiba di Lorong Terusan 1, Doni menyaksikan Firman menemui dua orang pria.

Tanpa Doni duga, kedua pria itu menyambut dengan beberapa kali sabetan celurit yang mendarat di kepala dan kaki Firman.

Doni Irawan (36) terbaring di IGD RSUD Palembang Bari, Senin (31/8/2020). Ia turut menjadi korban pengeroyokan saat menemani Firmansyah (44) menemui seseorang di Lorong Terusan 1, Jalan KH Wahid Hasyim, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Minggu (30/8/2020) sore.
Doni Irawan (36) terbaring di IGD RSUD Palembang Bari, Senin (31/8/2020). Ia turut menjadi korban pengeroyokan saat menemani Firmansyah (44) menemui seseorang di Lorong Terusan 1, Jalan KH Wahid Hasyim, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Minggu (30/8/2020) sore. ()
Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved