Antisipasi Virus Corona di DKI

Grafik Kasus Covid-19 di Jakarta Terus Naik, Dokter Sebut Pasien di RS Membludak: Sangat Chaos

Jumlah kasus positif virus corona atau Covid-19 di DKI Jakarta terus meningkat, dokter menjerit

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Virus Corona 

TRIBUNJAKARTA.COM - Jumlah kasus positif virus corona atau Covid-19 di DKI Jakarta terus meningkat.

Dalam beberapa hari terakhir, kasus harian bahkan meningkat tajam dan berada di atas 1.000 kasus per hari. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan kekhawatiran terkait kasus Corona di DKI Jakarta.

Berikut fakta terkait kasus Corona di DKI Jakarta sebagaimana dirangkum Tribunnews.com, Jumat (4/9/2020): 

1. grafik harian terus meningkay

Berdasarkan data di laman corona.jakarta.go.id, yang diakses Tribunnews.com, Jumat (4/9/2020), kasus harian DKI Jakarta menunjukkan trend kenaikan.

Dalam beberapa hari terakhir, jumlah kasus harian bahkan di atas angka 1.000 kasus.

Penambahan kasus Covid-19 di DKI Jakarta hari ini, Jumat (4/9/2020).
Penambahan kasus Covid-19 di DKI Jakarta hari ini, Jumat (4/9/2020). (ISTIMEWA)

Rinciannya, pada 29 Agustus, jumlah kasus baru sebanyak 888 kasus. 

Sehari setelah itu, atau pada 30 Agustus, kasus baru meningkat tajam menjadi 1.114 kasus. 

Kasus baru kemudian turun sedikit pada 31 Agustus, tetapi angkanya masih di atas 1000 kasus yakni 1.029 kasus. 

Pada 1 September, jumlah kasus turun lagi menjadi 941. 

Namun, pada 2 September, kasus kembali naik menjadi 1.053 kasus. 

Setelah itu, pada 3 September, kenaikan kasus kembali terjadi yakni 1.406 kasus.

Berikut grafik kasus baru Corona DKI Jakarta: 

Grafik kasus harian Corona di DKI Jakarta
Grafik kasus harian Corona di DKI Jakarta (corona.jakarta.go.id)

Adapun secara total, jumlah kasus positif di DKI Jakarta sebanyak 43.709.

Dari jumlah itu, 32.424 sembuh, 1.253 meninggal.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Dwi Oktavia mengatakan, penambahan ini berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 9.248 spesimen menggunakan metode swab test PCR.

"Dari jumlah tes itu, sebanyak 7.491 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosa kasus baru dengan hasil 895 positif dan 6.596 negatif," ucapnya, Jumat (4/9/2020).

Dengan penambahan ini, total kasus Covid-19 di ibu kota hingga saat ini telah menembus angka 44.604 kasus.

Rinciannya, sebanyak 74,6 persen atau 33.260 pasien dinyatakan telah sembuh dan 1.260 orang lainnya (2,8 persen) meninggal.

"Sedangkan jumlah kasus aktif di Jakarta, baik orang yang dirawat atau isolasi sampai saat ini sebanyak 10.084 orang," ujarnya.

Untuk persentase kasus positif atau positivity rate Covid-19 di Jakarta selama sepekan terakhir berada di angka 13 persen.

"Sedangkan persentase kasus poaitif secara total sebesar 6,7 persen," kata dia.

Angka ini lebih besar dibandingkan standar yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO), yaitu di bawah 5 persen.

2. Anies khawatir

Trend peningkatan kasus Corona di DKI Jakarta itu mendapat respons dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Anies Baswedan mengatakan peningkatan angka penularan Covid-19 berbanding lurus dengan jumlah testing yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Anies mengklaim, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan testing lima kali lebih tinggi dari batas ideal

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (1/9/2020).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (1/9/2020). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Dengan melakukan testing lebih banyak, maka penambahan kasus harian pun juga semakin meningkat.

"Di Indonesia hanya ada dua provinsi yang (jumlah testing) melampaui angka WHO, yakni Jakarta dan Sumatera Barat."

"Jakarta sekarang mengkhawatirkan, kenapa? Dalam tiga minggu terakhir, angka (penambahan kasus positif harian) naik terus."

"Artinya apa? Kita mendeteksi banyak, penularan juga terjadi angkanya banyak," ujar Anies dikutip Kompas.com dari video Kompas TV, Kamis (3/9/2020).

Untuk itu, Anies mengimbau warga disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M, yakni memakasi masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan.

Sementara Pemprov sebagai pemangku kebijakan akan mengerjakan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment.

"Maka PR kita adalah menggalakkan yang 3M, karena yang 3T sudah dikerjakan ini."

"Jakarta sudah mengerjakan 3T, sekarang mari kita pastikan masyarakat mengerjakan 3M," terangnya.

3. Dokter Sebut Pasien di RS Membludak

Ola (25), salah satu dokter di rumah sakit rujukan Covid-19, mengatakan, situasi di rumah sakit di Jakarta memang kacau.

Pasien Covid-19 membeludak datang ke rumah sakit.

Jumlahnya lebih banyak dibanding awal Covid-19 muncul di Indonesia.

Sebagian pasien datang dalam keadaan sesak napas.

“Chaos, sangat, sangat chaos banget karena seperti yang kita lihat di berita itu benar. Ya grafiknya sangat naik, pasien-pasien makin banyak yang datang, tiba-tiba bawa hasil swab positif, udah dalam keadaan sesak butuh dirawat gitu. Lebih parah dibandingkan sebelumnya (awal pertama Covid-19 muncul di Indonesia),” kata Ola saat dihubungi, Kamis (3/9/2020) sebagaimana dikutip dari Kompas.com

Ola mengaku miris dengan keadaan saat ini.

Setelah enam bulan, kondisi pandemi tidak membaik, malah memburuk.

Ia berpikir, entah sampai kapan ia dan rekan-rekan tenaga medis lain harus mengenakan alat pelindung diri (APD) selama delapan jam per hari untuk merawat pasien.

Ola bercerita, ia kerap sedih setiap kali melihat pasien datang dengan diantar keluarganya.

Hanya ada dua kemungkinan nasib pasien tersebut.

Mereka keluar rumah sakit dengan keadaan sembuh atau meninggal.

“Saya itu sangat sedih ketika melihat pasien terus-menerus ke rumah sakit. Saya melihat pasien itu diantar keluarganya tanpa tahu apakah itu hari terakhir mereka ketemu bapak atau ibunya setelah dirawat atau melihatnya lagi keluar dari rumah sakit dengan keadaan sembuh,” ucap Ola.

Sebagai dokter, Ola harus berjuang merawat pasien agar mereka bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.

Dia merasa menjadi dokter seutuhnya ketika melihat pasien yang ditanganinya sembuh.

“Saya mau pasien-pasien saya bisa kumpul bareng lagi bersama keluarganya. Ini yang membuat saya harus berjuang untuk bagaimana caranya jangan ada lagi penambahan kasus kematian karena Covid-19,” ujar dia.

Ola meminta masyarakat untuk meringankan beban tenaga medis mengurangi angka pasien Covid-19 dengan mengikuti aturan pemerintah.

Dia menegaskan, Covid-19 bukanlah penyakit yang main-main.

Mematuhi protokol kesehatan adalah kunci mencegah penularan.

“Patuhi peraturan, Covid ini bukan main-main loh, ini beneran seseram itu. Jadi ketika keluhan demam aja bisa dua hari tiga hari tiba-tiba sesak napas dan tidak bisa napas. Hanya dengan hitungan hari, tidak lihat umur, tidak lihat penyakit bawaan, tidak lihat kaya atau miskin, siapa pun bisa kena,” ucapnya. 

(Kompas.com/Cynthia Lova/TribunJakarta/Dionsius)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved