Hancurnya Hati Ibu saat Anak Semata Wayang Tewas Ditabrak Truk, Putranya Sempat Ucapkan Pesan Ini

Peristiwa tragis itu terjadi di Jalan Lettu Karim Kadir, Kelurahan Gandus, sekitar pukul 18.00 WIB pada Kamis (3/9/2020).

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Siti Nawiroh
TRIBUNSUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI
Bocah lima tahun tewas ditabrak truk di Jalan Lettu Karim Kadir, Kelurahan Gandus, sekitar pukul 18.00 WIB pada Kamis (3/9/2020). 

Saat ini jenazah bocah 5 tahun tersebut masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang untuk dilakukan pemeriksaan.

Lebih lanjut Sahnan menyatakan, perasaan hancurnya hati orang tua bocah lima tahun itu yang harus mengikhlaskan kepergian anak semata wayangnya.

Muhammad Al Farisy bocah 5 tahun yang meninggal dunia setelah ditabrak truk tangki, Kamis (3/9/2020).
Muhammad Al Farisy bocah 5 tahun yang meninggal dunia setelah ditabrak truk tangki, Kamis (3/9/2020). (TRIBUNSUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI)

"Terutama ibunya, syok sekali nangis-nangis terus. Sering pingsan, keadaannya lemas. Orang tuanya juga tidak ikut ke Rumah Sakit. Mereka masih syok," tegas Sahnan.

Rencananya usai diperiksa, jenazah Farisy akan langsung dibawa pulang ke rumah duka untuk kemudian dimakamkan di TPU terdekat.

"Rencananya akan dimakamkan di TPU Talang Kemang hari ini juga," ujar Sahnan.

Cara Mudah Cek Apakah Terdaftar Penerima Bansos Rp 500 Ribu Per KK, Bisa Akses di Sini!

Pesan Sang Bocah

Ketua RT 21 Kelurahan Gandus Suandi (52) mengatakan, kakek korban, ayah dan ibu korban syok mendengar kabar meninggalnya anak satu-satunya tersebut.

Terlebih, Suhendar (28) dan Irma Purnamasari (28) ini sempat menunggu kurang lebih lima tahun untuk memiliki anak tunggalnya ini.

"Sempat menunggu lima tahun, orangtuanya sebelum memiliki anak tunggal laki-laki ini," kata Suandi, Jumat (4/9/2020).

Suandi menyatakan, ada satu hal yang sempat diungkapkan oleh Farisy sebelum meninggal dunia.

Ekspresi Polos Rafathar Ditanya Tips Jadi Putra Raffi Ahmad, Putra Nagita Slavina Sempat Kebingungan

Meski demikian, ungkapan tersebut baru disadari oleh pihak keluarga saat korban sudah meninggal.

Dua hari sebelum meninggal dunia akibat tabrak lari tersebut, korban sempat berbicara kepada orangtuanya bahwa tak lama lagi bakal ada keramaian di rumahnya.

FOLLOW JUGA:

"2 hari sebelum kejadian dia sempat ngomong bersiaplah sebentar lagi ada orang ramai-ramai kerumah kita mau sedekahan. Tidak tahu kalau itu adalah firasat," kata Suandi dilansir dari Sripo (grup TribunJakarta). 

Ketika korban meninggal dunia barulah keluarga mengetahui maksud dari omongan bocah tersebut.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved