Suara Ledakan Keras dari Semburan Air Lumpur di Bekasi, Lurah: Duarrr Gitu

Warga Jalan Lembur I, Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi digegerkan dengan semburan air bercampur lumpur pada Sabtu (5/9/2020).

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Rumah lokasi semburan air lumpur di Jalan Lembur I, Kranggan, Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi. 

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI - Warga Jalan Lembur I, Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi digegerkan dengan semburan air bercampur lumpur pada Sabtu (5/9/2020).

Semburan air bercampur lumpur ke udara itu menjadi viral di media sosial.

Semburan air lumpur berada di pekarangan rumah warga bernama Manahan Daulay.

Di lokasi itu, selain sebagai tempat tinggal terdapat pabrik air minum bernama Elana dan kolam renang.

Dalam video tersebut, tampak air bercampur lumpur menyembur dari dalam tanah pekarangan rumah warga.

Air bercampur lumpur berwarna cokelat kehitaman itu menyembur dengan kencang hingga beberapa meter ke udara.

Respon Camat

Video semburan air bercampur lumpur viral di media sosial.
Video semburan air bercampur lumpur viral di media sosial. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Camat Jatisampurna Wahyudin membenarkan kejadian tersebut.

Air menyembur terjadi di salah satu rumah warga sekira pukul 10.00 WIB.

"Jadi dia kan itu ngebor nah kedalamannya katanya udah sekitar 70 meteran apa, udah langsung keluar begitu," kata Wahyudin.

Aktivitas pengeboran yang dilakukan warga, kata Wahyudin, bertujuan untuk membuat sumur air tanah.

"Awalnya sempet 10 meter (tinggi semburan), tapi sekarang udah redah si, kecil sekarang mah," kata Wahyudin.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi bersama Tim Ahli Geologi, lanjut dia, sudah meninjau langsung lokasi semburan air bercampur lumpur.

Berdasarkan analisis awal, semburan diprediksi tidak akan terjadi berkepanjangan dan akan berhenti dalam waktu satu atau dua hari.

"Mulainya katanya jam 10an, sebenarnya dia gali sudah dari kemarin keluar semburan baru tadi pagi," tuturnya.

"Sampai tadi sore masih rembesan kecil aja, kata ahli geologi enggak gede paling satu dua hari (semburan) selesai gas nya keluar semua selesai udah,"tambahnya.

Klaim Tak Timbulkan Bahaya

Warga saat mengecek saluran air yang bercampur dengan lumpur dari semburan galian sumur.
Warga saat mengecek saluran air yang bercampur dengan lumpur dari semburan galian sumur. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Dia memastikan, semburan air bercampur lumpur ini tidak menimbulkan bahaya bagi lingkungan tempat tinggal sekitar.

"Enggak, enggak kaya lumpur Lapindo, ini mah kaya ini aja kaya air nyemprot aja cuma ada lumpurnya sedikit tapi nggak lumpur yang pekat," tegas dia.

Wali Kota Bekasi, kata Wahyudin, juga sudah menghubungi tim ahli dari Provinsi Jawa Barat.

Pengawasan akan tetap dilakukan di lokasi semburan.

"Karena kan air tanah itu kewenangan provinsi dari kita enggak ada tim teknisnya juga, tapi dari Dinas LH sudah turun bareng pak wali," tegas dia.

Fenomena Pertama

Fenomena semburan air bercampur lumpur ini, menurut Wahyudin, merupakan yang pertama terjadi di wilayah Jatisampurna.

Namun, kata dia, wilayah Kecamatan Jatisampurna memang selama ini diketahui memiliki potensi gas alam sehingga fenomena tersebut bisa terjadi.

"Iya emang ada di kita (potensi gas alam), tapi itu di kelurahan Jatiraden, kalau kejadian yang inikan di Jatirangga," ucapnya.

Diduga Akibat Tekanan Gas Alam

Camat Jatisampuran Wahyudin mengatakan, semburan air lumpur terjadi diduga akibat tekanan dari kandungan gas alam yang ada di wilayah tersebut.

Untuk diketahui, wilayah Jatisampurna memang memiliki kandungan gas alam yang sejak bebrrapa tahun silam sudah ada perusahaan yang berusaha melakukan memanfaatan.

"Iya emang ada di kita (potensi gas alam), tapi itu di kelurahan Jatiraden, kalau kejadian yang inikan di Jatirangga," kata Wahyudin.

Semburan Sempat 10 Meter

Wahyudin mengatakan semburan air lumpur sempat mencapai setinggi 10 meter, namun kejadian itu tidak berlangsung lama sehingga tidak sampai membanjiri lokasi.

"Awalnya sempet 10 meter (tinggi semburan), tapi sekarang udah redah si, kecil sekarang mah," kata Wahyudin.

Aktivitas pengeboran yang dilakunan warga kata Wahyudin, bertujuan untuk membuat sumur air tanah.

Berdasarkan analisis awal, semburan diprediksi tidak akan terjadi berkepanjangan dan akan berhenti dalam waktu satu atau dua hari.

Fenomen semburan air bercampur lumpur ini menurut Wahyudin, merupakan yang pertama terjadi di wilayah Jatisampurna.

"Jadi diakan itu ngebor nah kedalamannya katanya udah sekitar 70 meteran apa, udah langsung keluar begitu," kata Wahyudin.

Timbulkan Suara Ledakan

Semburan air lumpur di Jalan Lembur I Karanggan, Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Sabtu, (5/9/2020) kemarin sempat menimbulkan suara ledakan.

Lurah Jatirangga, Ahmad Apandi mengatakan, sura ledakan itu muncul satu kali pada saat semburan baru keluar dari pipa pengeboran sumur air.

"Ledakan itu ketika dari gas ke lumpur, duarrrr gitu, udah abis itu enggak ada cuma suuuuuuut aja suara sama air, cuma sekali cukup keras sampai terdengar warga," kata Apandi, Senin, (7/9/2020).

Area Ditutup

Dia menjelaskan, sampai hari ini lokasi semburan masih disterilkan dari aktivitas apapun termasuk pemilik rumah bernama Manahan Daulay.

"Area itu memang sengaja kami tutup berdasarkan arahan dari pak Kapolres karena kita kan belum tahu kandungan dan semacamnya, termasuk juga keluarga pak Daulay sudah enggak tinggal di situ," jelasnya.

Apandi menjelaskan, sejauh ini kondisi semburan sudah tidak terjadi lagi.

Hanya saja, air dari lokasi sumur masih keluar meski warnanya sudah tidak cokelat pekat.

"Ditutup menggunakan batu kali, kemudian ada juga beberapa semen, ditutup untuk menghindari semburan," ungkapnya.

"Sekarang itu sudah tidak berupa lumpur, memang yang keluar tetap air rembesan bor-an itu sendiri," terang dia.

Area Semburan Ditutup

Pantauan TribunJakarta.com di lokasi semburan, kini seluruh areanya ditutup rapat menggunakan terpal.

Pagar tinggi juga menutupi pekarangan lokasi galian sumur sehingga menyulitkan untuk langsung dapat melihat ke titik semburan.

Warga setempat juta tampak memantau saluran air di dekat lokasi semburan, di sana terdapat aliran air berwarna cokelat yang berasal dari galian sumur tersebut.

Herman ketua RT setempat mengatakan, air di drainase yang bercampur dengan air semburan tidak memiliki bau atau semacamnya.

"Nggak ada bau, dari awal saya ke sana, kemarin sampai tadi pagi itu nggak bau airnya," terang Herman.

KLHK Lakukan Kajian

Lurah Jatirangga Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi Ahmad Apandi mengatakan, tim teknis dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) lakukan kajian di lokasi semburan air lumpur.

Apandi mengatakan, fenomena semburan air lumpur diduga akibat tekanan gas ini merupakan yang pertama terjadi di wilayahnya.

"Ini yang pertama, baru ada kejadian kaya gini (semburan lumpur)," kata Apandi, Senin, (7/9/2020).

Menurut Apandi, hari ini tim teknis dari Kementerian LHK didampingi Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi mulai melakukan pengujian di lokasi semburan.

Jadi YouTuber Nomor 1 di Asia, Atta Halilintar Akui Rasakan Tekanan Berat: Bukan Posisi yang Enak

Bocah Lima Tahun Tewas Digigit Ibunya, Pengakuan Pelaku Korban Hendak Lompat dari Lantai 12

8 Fakta Wanita WN Maroko Aniaya Anak Hingga Tewas di Apartemen, Suami Bakal Tiba di Jakarta

Ketua DPRD Lebak Tewas di Hotel, Nginap Bersama Wanita Hingga Sewa Kamar Promo

"Justru kita nunggu alatnya kan dari kementerian yang lebih lengkap kami menunggu dari pihak kementerian Nanti akan diuji segala macemnya," terang dia.

Sejauh ini, pihaknya belum dapat memastikan apakah air lumpur yang keluar dari semburan itu memiliki kandungan yang membahayakan atau tidak.

"Kita kan belum tahu kandungan dan semacamnya termasuk juga keluarga Pak Daulay (pemulik rumah) sudah enggak tinggal di situ," ucap dia.

"Takutnya ada bahaya atau apa makanya tertutup dan strilisasi kita nunggu kajian dari tim teknis dulu apakah gasnya kandungan airnya," tambahnya.

Lokasi Rumah Pribadi

Adapun semburan air lumpur berada di pekarangan rumah warga bernama Manahan Daulay.

Di lokasi itu, selain sebagai tempat tinggal terdapat pabrik air minum bernama Elana dan kolam renang.

"Jadi tempat itu rumah pribadi beliau, artinya dalam satu hamparan itu, ada rumah pribadi, ada pabrik, ada kolam renang, lokasi pengeborannya di samping rumah beliau," jelasnya.

Dari informasi sementara, tujuan pengeboran tanah dilakukan untuk membuat sumur air guna keperluan rumah tangga.

"Sementara kita ketahui beliau hanya menggali sumur aja buat air, kalau untuk air minun (usaha) si engga, kalau buat air minum (usaha) kan di lingkungan pabrik, tapi ini (pengeboran) di rumah beliau pekarangan," paparnya. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved