Keberangkatan Penumpang di Terminal Pulo Gebang Tak Kunjung Normal Sejak Pandemi Covid-19 Melanda
Kepala Terminal Pulo Gebang Bernard Pasaribu mengatakan sejak pandemi melanda hingga kini jumlah keberangkatan penumpang belum normal.
Penulis: Bima Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Para pengelola perusahaan auto bus (PO) di Terminal Pulo Gebang tampaknya harus putar otak untuk mempertahankan usaha mereka.
Kepala Terminal Pulo Gebang Bernard Pasaribu mengatakan sejak pandemi melanda hingga kini jumlah keberangkatan penumpang belum normal.
"Belum normal, masih jauh keadaannya seperti sebelum pandemi. Untuk jumlah keberangkatan penumpang per harinya sekarang kisaran 600-900," kata Bernard saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Jumat (11/9/2020).
Padahal sebelum pandemi Covid-19 keberangkatan penumpang di Terminal Pulo Gebang pada hari kerja berkisar 2-3 ribu orang dalam satu hari.
Sementara jumlah keberangkatan di akhir pekan atau hari libur nasional sebelum pandemi berkisar di angka 5-6 ribu penumpang dalam satu hari.
Digantinya surat izin keluar masuk (SIKM) ke Corona Likelihood Metric (CLM) untuk syarat keberangkatan penumpang pun tidak membuat lonjakan.
• Terungkap Alasan Manajemen Persija Akhiri Kerja Sama dengan Sergio Farias
• Jeritan Sejumlah Pengemudi Ojol Ketika PSBB DKI Jakarta Kembali Diperketat
"Tanggal 8 September 2020 lalu jumlah keberangkatan sebanyak 723 penumpang. Kemudian tanggal 9 September 2020 keberangkatan tercatat sebanyak 942 penumpang," ujarnya.
Selain sepi, pembatasan jumlah penumpang yang tidak boleh lebih dari 50 persen kapasitas kursi ikut berdampak pada pemasukan PO.
Bernard menuturkan sejak aturan maksimal penumpang diberlakukan guna mencegah penularan Covid-19 para PO menaikkan harga tiket.
"Kapasitas penumpang dalam satu bus maksimal masih 50 ℅, jadi harga belum bisa normal buat menutup biaya operasional bus. Kenaikan harga tiket sekitar 20-30 persen," tuturnya.