Viral di Medsos Odading Mang Oleh di Bandung, Chef Anton Kuswendi Jelaskan Perbedaan dengan Cakue

Odading dan cakue terbuat dari adonan yang nyaris sama, tapi soal bentuk, rasa dan tekstur berbeda.

Editor: Wahyu Aji
SHUTTERSTOCK/AAN ANH Via Kompas.com
Ilustrasi odading atau roti bantal goreng khas Bandung. 

Berbeda dengan odading yang teksturnya lebih padat dan rongga udaranya kecil.

Walaupun begitu, keduanya memiliki bagian dalam roti yang lembap dan berserat.

Cakwe Koh Atek di dalam Gang Belakang Kongsi yang sempit di Pasar Baru pada Jumat (7/8/2020).
ILUSTRASI Cakwe Koh Atek di dalam Gang Belakang Kongsi yang sempit di Pasar Baru pada Jumat (7/8/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

2. Rasa dan pendamping makan

Rasa dari keduanya pun tak sama. Odading lebih menonjolkan rasa manis, sedangkan cakue lebih gurih dan asin.

“Cakue juga diberi gula, tetapi tidak banyak. (Rasanya) lebih asin dan penambahan bumbu agar lebih gurih,” jelas chef asli Sunda itu.

Odading rasanya tak begitu manis, biasanya makanan ini disantap dengan teh manis hangat atau teh tawar hangat.

Sementara cakue yang rasanya lebih asin, sering dipadukan dengan saus merah yang rasanya pedas manis.

3. Bentuk

Kalau dari segi bentuk, kedua jajanan ini terlihat begitu berbeda.

Odading memiliki bentuk persegi dan agak bulat, kalau cakue lebih lonjong dan panjang.

“Karena bentunya odading seperti bantal, banyak orang yang menyebutkan kue itu namanya kue bantal,” kata Chef Anton.

Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, ada jajanan yang nyaris sama persis bentuknya.

Namanya bolang-baling, tekstur dan bentuk rotinya sama persis.

Namun yang membedakan adalah taburan.

Terdapat wijen dan gula pada permukaan bolang-baling.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved