Penangkapan Tukang Bakso Penculik Anak
Berawal dari Bujuk Rayu Tukang Bakso, Anak Berkebutuhan Khusus Diculik hingga Diperkosa Belasan Kali
Seorang anak berkebutuhan khusus menjadi korban penculikan dan pencabulan usai tak kuasa menahan bujuk rayu dari seorang tukang bakso
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Berawal dari bujuk rayu seorang tukang bakso berinisial PBA (39), anak berkebutuhan khusus menjadi korban penculikan dan pemerkosaan.
PBA menculik korbannya berinisial A (16) di Jalan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat pada 8 September 2020 lalu.
Sebelum diculik, pelaku mengiming-imingi bakal memberikan pekerjaan sebagai pembantu ke korban.
Untuk meyakinkan korban, pelaku juga sempat memberikan uang Rp 50.000.
Syaratnya, korban harus mau ikut pelaku ke kosannya yang berada di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
• Lika-liku Pelarian Penculik Anak Berkebutuhan Khusus ke Jombang, Terkuak Pelaku Sudah Berkeluarga

Di kosan itu, kemudian pelaku melancarkan aksi bejatnya dengan mencabuli korban sebanyak tiga kali.
"Selama kurang lebih dua hari di tempat kos, tersangka mengakui sudah menyetubuhi korban sebanyak tiga kali," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Yusri Yunus, Senin (5/10/2020).
Setelah dua hari disekap di rumah kos, PBA memboyong korban ke Boyolali, Jawa Timur.
Di sana, keduanya menginap di sebuah rumah kos di sekitaran Terminal Boyolali selama satu pekan.
"Di Boyolali sempat dilakukan pencabulan sebanyak tiga kali," jelas Yusri.
Pelarian pelaku terus berlanjut, kali ini PBA membawa korban ke Jombang, Jawa Timur.
PBA kembali menyewa rumah kost di Jombang selama dua pekan.
Di rumah kosan itu, lagi-lagi PBA mencabuli A yang tak berdaya.
• BREAKING NEWS DPR RI Sahkan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja Senin 5 Oktober 2020
• Masih Ada Kesempatan Klaim Token Listrik Gratis PLN Bulan Oktober, Ikuti Langkah-langkahnya
"Jadi total 14 kali tersangka melakukan pencabulan terhadap korban," ujar Yusri.
Pelaku Ingin Nikahi Korban
Pihak kepolisian menguak motif PBA (39) menculik dan mencabuli anak berkebutuhan khusus, A (16).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus Yusri mengatakan, tersangka yang berstatus sebagai duda berniat untuk menikahi korban.
"Motifnya ini tersangka memang suka dengan korban dan ada niatan untuk menikahi. Tersangka ini duda, sudah pernah menikah," kata Yusri saat merilis kasus ini.
Sebelum aksi penculikan terjadi, lanjut Yusri, tersangka dan korban sudah saling mengenal.
PBA dan A diketahui kerap bertemu di sekitar Danau Sunter, Jakarta Utara.
"Korban memang kenal cukup lama dengan tersangka sekitar sebulan, sering lalu lalang di sekitar Danau Sunter," ujar Yusri.
Terkuak Usai Viral Kasus Penggelapan Gerobak Bakso
Aksi penculikan dan pencabulan yang dilakukan terhadap anak berkebutuhan khusus ini terkuak usai PBA terlibat kasus penggelapan gerobak bakso.
Kasus tersebut dialami PBA dalam pelariannya selama satu pekan di Boyolali, Jawa Tengah.
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak menjelaskan, mulanya PBA menyewa gerobak bakso.
Namun, gerobak bakso itu malah dijual oleh PBA sebelum ia melanjutkan pelariannya ke Jombang, Jawa Timur.
• 4 Tahun Rahasia Ayah Terbongkar karena Tangisan Si Bungsu Bakda Subuh dari Balik Pintu
• Tak Mau Ditilang, 2 Pria Todong Polisi hingga Ibu-ibu Pakai Pistol
"Sebelum berangkat ke Jombang dijual Rp 500 ribu dan ini viral di medsos di Boyolali," kata Calvijn di Polda Metro Jaya.
Berawal dari viralnya kasus penggelapan gerobak bakso itu, penyidik Polda Metro Jaya melakukan pendalaman.
Calvijn mengungkapkan, penyidik mencocokkan antara kasus penculikan yang terjadi di Jakarta Pusat dan penggelapan di Boyolali.
"Baju yang digunakan tersangka dan baju korban identik dengan apa yang sudah disita penyidik," jelas dia.
Polisi pun langsung melakukan pelacakan dan berhasil mengetahu keberadaan korban.
Pelarian PBA pun berakhir setelah polisi menangkapnya pada 30 September 2020 lalu di daerah Jombang, Jawa Timur.