Demo Buruh Tolak Omnibus Law

Antisipasi Demo Penolakan Omnibus Law, Polisi Masih Perketat Gedung DPR RI

Beberapa personel kepolisian berjaga di sekitar Jalan Gelora, Jalan Gerbang Pemuda, Jalan Gatot Subroto, dan gedung DPR RI.

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Pebby Ade Liana
Suasana Gedung DPR RI hari ini, pukul 12.00 WIB tampak sepi dari pendemo. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Polisi kembali memperketat pengamanan di sekitar gedung DPR RI mengantisipasi terjadinya aksi unjuk rasa hari ini, Selasa (6/10/2020).

Sama seperti Senin kemarin, sejumlah polisi berjaga di sekitar gedung DPR.

Mulai dari lingkungan gedung DPR RI, atau di jalan-jalan sekitarnya.

"Pengamanan masih sama (seperti kemarin). Dari kami ada 1300 personel," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto saat dihubungi, Selasa (6/10/2020).

Menurut pantauan TribunJakarta.com pukul 12.15 WIB, situasi di sekitar Gedung DPR RI tampak sepi dari para pendemo.

Beberapa personel kepolisian berjaga di sekitar Jalan Gelora, Jalan Gerbang Pemuda, Jalan Gatot Subroto, dan gedung DPR RI.

Tampak pula mobil patroli berlalu lalang beberapa kali.

Unjuk Rasa Dilakukan Tertib

Sebagaimana diketahui, sejumlah elemen buruh tetap melanjutkan aksi mogok nasional sebagai bentuk perotes terhadap pengesahan omnibus law Cipta Kerja mulai hari ini, hingga Kamis tanggal 8 Oktober mendatang.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, bahwa mogok nasional merupakan bentuk unjuk rasa serempak yang dilakukan di perusahaan masing-masing secara tertib dan damai.

"Mogok nasional hanyalah istilah, yaitu dalam bentuk ujuk rasa serempak secara nasional sesuai mekanisme Undang-Undang nomor 9 tahun 1998. Lokasi unjuk rasa adalah lingkungan pabrik masing-masing yang akan ditentukan tempatnya oleh pimpinan serikat pekerja di perusahaan masing-masing," kata Said dalam sebuah video yang diterima TribunJakarta.com, Selasa (6/10/2020).

Aksi mogok nasional ini dilakukan mulai hari ini tanggal 6,7, dan 8 Oktober pukul 6.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB waktu setempat.

Menurut Said, aksi ini diikuti oleh 2 juta buruh yang ada di 25 Provinsi.

Diantaranya berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tengerang Raya, Serang, Cilegon, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Cirebon, Bandung Raya, Semarang, Kendal, Jepara, Yogjakarta, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, dan beberapa wilayah lainnya secara menyebar.

Ia pun mengimbau kepada para buruh untuk memperhatikan beberapa hal dalam melakukan aksi pemrotes omnibus law tersebut.

Tak Ikut Massa Aksi di Jakarta, Buruh Depok Gelar Unjuk Rasa di Perusahaannya Masing-Masing

Kala Buruh Unjuk Rasa dan Mogok Kerja Lawan Omnibus Law UU Cipta Kerja: Digelar Hari Ini dan Besok

Malam Ini, Planet Mars akan Mendekati Bumi Lalu Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Diantaranya dengan menerapkan protokol kesehatan, mengikuti arahan dari pimpinan serikat pekerja di masing-masing perusahaan, serta melakukan aksi secara tertib, damai dan penuh tanggung jawab.

"Lakukan dengan tertib, damai dan penuh rasa tanggung jawab. Tidak melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan. Lakukan dengan sekuat-kuatnya agar pesan kita bisa didengar oleh pemerintah dan DPR RI," kata Said.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved