Sisi Lain Kim Jong Un Pemimpin Korea Utara, Bisa Menangis di Depan Publik

Terlepas dari anggapan musuh politik yang menyebutnya bengis, terungkap pemimpin Korea Utara Kim Jong Un itu bisa menangis di depan publik.

Editor: Y Gustaman
dok. AFP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan istrinya Ri Sol Ju 

TRIBUNJAKARTA.COM - Terlepas dari anggapan musuh politik yang menyebutnya bengis, terungkap pemimpin Korea Utara Kim Jong Un itu bisa menangis di depan publik.

Kim Jong Un terlihat menangis ketika mulai menceritakan segala kesulitan yang dialami Korea Utara sepanjang tahun ini.

Belum lama ini ia pernah dirumorkan meninggal, diikuti nama sang adik sebagai penerus, yakni Kim Yo Jong

Bahkan, Kim Yo Jong dinilai bisa lebih kejam dari sang kakak jika menjadi orang nomor satu di negeri komunis itu. 

Kabar kematian Kim Jong Un sempat menjadi trending topic di Twitter, namun otoritas Korut belum memberikan informasi apapun. 

Bayi Pegang Foto Mendiang Ibu yang Tewas sebelum Lahiran, Sang Ayah: Dia Hadiah Terakhir Istriku

Seorang pakar Semenanjung Korea meyakini Kim Jong Un meninggal dengan berbagai gambar dan artikel yang menyebar di dunia maya.

Beberapa hari terakhir, Korut disorot setelah muncul pemberitaan Kim Jong Un dalam kondisi kritis seusai operasi kardiovaskular.

Kabar itu mengemuka setelah Kim Jong Un absen dalam Hari Matahari, peringatan kelahiran mendiang kakek sekaligus pendiri Korea Utara, Kim Il Sung.

Terakhir kali Kim terlihat di muka publik adalah saat memimpin pertemuan para petinggi Dewan Politbiro Partai Buruh pada 11 April.

Wakil direktur kanal Hong Kong Satellite TV mengklaim bahwa Kim Jong Un meninggal, yang kemudian diperkuat keterangan pakar Semenanjung Korea, Jang Sung-min.

Dilansir IBTimes Sabtu (25/4/2020), Chairman The World and Northeast Asia Peace Forum itu menyiratkan kepercayaan bahwa kabar itu benar.

Dikabarkan media bernama Kuki News, Jang mengutip ucapan sumber bahwa pemimpin yang berkuasa sejak 2011 itu berada dalam kondisi serius.

"Kondisi kesehatan Kim Jong Un sangat serius. Kemudian pada pagi ini, pemerintah Korut menyimpulkan mustahil bagi mereka menyelamatkannya," kata Jang.

Kritik Puan Maharani, Lekuk Pikiran Nikita Mirzani Disebut Rocky Gerung Lebih Seksi

Jang menerangkan, si sumber itu sempat ditanya apakah dia bersedia untuk memastikan apakah Kim Jong Un sudah tiada atau masih hidup.

Sumber itu kemudian tidak menjawab pertanyaan itu dan menghindari memberi jawaban langsung.

"Hanya itu yang perlu Anda ketahui," kata si sumber.

Berbekal ucapan si informan, Jang kemudian menginterpretasi bahwa Pyongyang telah mengakui desas desus kondisi si pemimpin tertinggi.

"Kami harus membagi risiko soal kabar kematiannya, dan bersiap dengan segala tindakan jika informasi itu benar adanya,' ucap Jang.

Sebelum Kim Jong Un tampil lagi di depan publik untuk membuktikan masih hidup, dia akan pertimbangkan yang bersangkutan sudah wafat.

Belakangan rumor itu tak benar. Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan bahwa Kim Jong Un hadir dalam pembukaan pabrik pupuk dan melakukan pemotongan pita.

Orang-orang di pabrik tersebut juga dikabarkan sangat gembira menyambut kehadiran pemimpin tertinggi tersebut.

Dikutip dari BBC, kemunculan Kim Jong Un dikabarkan setelah terakhir dia tampak pada 12 April lalu dan dispekulasikan telah meninggal dunia karena kesehatannya.

Bank BCA Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 dan S2, Berikut Syarat dan Tahapan Seleksinya!

Menangis saat Parade Militer

Terkait momen Kim Jong Un menangis terjadi dalam parade militer untuk merayakan 75 tahun berdirinya Partai Buruh di Lapangan Kim Il Sung, Pyongtang.

Kim nampak emosional dalam pidatonya ketika dia mulai membahas mengenai kesulitan yang tengah dihadapi Korea Utara sepanjang tahun ini.

Selain karena sanksi internasional akibat uji coba senjata, Pyongyang juga didera oleh banjir, terjangan topan, hingga dampak virus corona.

"Berapa orang yang sudah bertahan dan menderita dengan kondisi sulit saat ini?" tanya Kim Jong Un dalam pidatonya, di mana dia mulai menangis.

Kim menyatakan, adalah tentara Korut yang dia sebut patriotik sudah bergerak cepat dalam mencegah penyebaran corona maupun pemulihan akibat bencana alam.

"Perjuangan mereka tak bisa dibalas hanya dengan air mata terima kasih. Saya menyesal dan sakit karena tak bisa bersama mereka di malam penuh kemenangan ini," kata dia.

Generasi ketiga dari Dinasti Kim itu menyatakan, kesigapan pasukannya membuat hingga saat ini, Korut belum menemukan satu kasus virus corona.

Dia lalu menawarkan kata-kata lebih bersahabat kepada Korea Selatan, di mana dia berharap bisa "menggenggam tangan" tetangga jika pandemi berakhir.

Dilansir Bloomberg Sabtu (10/10/2020), Kim menegaskan bahwa pemerintahannya akan terus meningkatkan kemampuan tempur mereka.

Mengenakan setelah abu-abu, pria yang dijuluki "Pria Roket" oleh Presiden AS Donald Trump itu berujar peningkatan itu demi mencegah adanya ancaman.

Lihat Produksi Miniatur Motor Karya Wawang, Hanya Seharga Ratusan Ribu Rupiah, Bisa Buat Mahar Nikah

"Termasuk ancaman nuklir yang secara terus menerus digaungkan oleh kekuatan musuh," jelas pemimpin Korut sejak 2011 tersebut.

Berbicara kepada kerumunan dari balkon, Kim menuturkan Korea Utara bukanlah negara pertama kali menggunakan senjata nuklir jika terjadi konflik.

Kim Jong Un menghadiri potong pita sebuah pabrik pupuk pada Jumat (1/5/2020). Tampak Kim Yo Jong ada di dekatnya, sebelah kiri.
Kim Jong Un menghadiri potong pita sebuah pabrik pupuk pada Jumat (1/5/2020). Tampak Kim Yo Jong ada di dekatnya, sebelah kiri. (KCNA via NK News)

"Tetapi jika ada negara yang berusaha menyerang kami, maka saya akan mengerahkan senjata terhebat kami dan menghukum mereka," janjinya.

Duyeon Kim, peneliti senior di Center for a New American Security di Seoul berkata, pidato Kim kali ini terasa lebih menyejukkan.

"Dia hampir berusaha tidak memprovokasi AS, sambil di saat bersamaan memamerkan keberhasilan negaranya untuk merekatkan persatuan," ujar Duyeon Kim.

Selain dimeriahkan oleh defile pasukan, parade militer merayakan 75 tahun Partai Buruh itu juga menjadi ajang perkenalan senjata baru.

Salah satunya adalah rudal balistik antar benua (ICBM) terbaru Korut, yang disebut merupakan senjata terbesar yang dibuat oleh negara itu.

Acuannya adalah ketika diperkenalkan di Lapangan Kim Il Sung, ICBM yang belum diketahui namanya itu diangkut dengan kendaraan 22 roda.

Sebagai perbandingan, Hwasong-15 yang adalah ICBM terhebat Korut dan sanggap menempuh jarak 12.000 km, dibawa di kendaraan dengan 18 roda.

TONTON SELENGKAPNYA DI SINI

Artikel ini disarikan dari berita TribunJakarta.com dan Kompas.com dengan judul: Ceritakan Kesulitan Korea Utara, Kim Jong Un Menangis; dan Kim Yo Jong Mencuat setelah Kim Jong Un Dikabarkan Meninggal, Diprediksi Bakal Lebih Kejam

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved