Kisah Tragedi Suami Korban Longsor di Ciganjur: Maut Menjemput Sang Istri saat Siapkan Makan Malam
Di teras rumah mertuanya di Kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ia sedang menjamu sejumlah kerabat yang datang menjenguknya.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Elga H Putra
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Ade Chandra (43), suami dari Wudiar Nohapa (42), korban tewas akibat turap longsor di Ciganjur, terlihat lesu.
Sekujur tubuhnya penuh luka lecet terkena gesekan benda keras saat hendak menyelamatkan sang istri yang tertimbun puing-puing bangunan.
Terlihat kepala bagian kanannya tertutup perban imbas tertimpa tembok kamar mandi.
Di teras rumah mertuanya di Kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ia sedang menjamu sejumlah kerabat yang datang menjenguknya.
Meski terlihat lemah, ia bersedia menceritakan tragedi yang menimpa hidupnya yang terjadi di rumahnya di Jalan Damai RT 004 RW 002 Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, sekira pukul 19.00 WIB pada Sabtu (10/11/2020) silam.
Detik-detik Maut Menjemput Wudiar
Saat itu, hujan deras disertai angin mengguyur rumah Ade saat malam hari.
Biasanya, derasnya hujan membuat Kali Setu yang berdekatan dengan rumahnya meluap sehingga air mengalir masuk ke bagian belakang rumah.
Letak rumah Ade bersebelahan dengan Kali Setu dan Turap Perumahan Melati Residence.
Ade bergegas menuju kamar mandi untuk menyumbat lobang selokan agar air tidak masuk ke dalam rumah.
Sang istri Wudiar Nohapa (42) sedang menyiapkan makan malam untuk Ade, anak perempuan semata wayangnya berusia 16 tahun dan kedua keponakannya di ruang tengah.
Namun, tiba-tiba suara gemuruh dari arah belakang rumah terdengar.
Dengan sekejap, suara gemuruh itu berubah menjadi serbuan puing turap yang menerjang atap rumah mereka.
Baca juga: Densus 88 Antiteror Polri Kini Dinilai Lebih Humanis
Pondasi atap rumah bagian belakang mereka langsung turut ambruk ke bawah.