Aksi Didin Panjat Tiang Bendera Saat Upacara Hari Santri, Peci dan Sarung Melorot Saksi Perjuangan
Didin melakukan aksi heorik dengan memanjat tiang bendera saat peringatan Hari Santri, yang jatuh pada Kamis (22/10/2020) kemarin.
TRIBUNJAKARTA, - Aksi heroik Didin, seorang santri pondok pesantren Alislam di Kabupaten Gorontalo, patut diacungi jempol.
Didin melakukan aksi heroik dengan memanjat tiang bendera saat peringatan Hari Santri, yang jatuh pada Kamis (22/10/2020) kemarin.
Tanpa menghiraukan licinnya tiang bendera, Didin tetap memberanikan diri memanjat tiang tersebut.
Didin memanjat tiang bendera karena tali penggerak putus saat upacara bendera.
Saat bendera merah putih akan dikibarkan, tali bendera tiba-tiba putus dan Didin langsung bergerak menaiki tiang bendera.
Aksi santri kelas VII madrasah tsanawiyah, untuk memasang kembali tali yang putus ini membuat perayaan hari santri terlihat heroik.
Ia memanjat tiang saat upacara tengah berlangsung, ketika ratusan santri dan dewan guru turut hadir di halaman pesantren ini.
Baca juga: Update Peringkat Terbaru FIFA: Timnas Indonesia Sejajar dengan Kamboja, Tertinggal Jauh dari Vietnam
Baca juga: Misteri Rokok di Kontrakan Ibu Hamil, Sempat Istigfar Sebelum Ditemukan Tewas Bakda Magrib
Baca juga: 3 Tempat Makan Gado-gado Legendaris yang Ada di Kawasan Menteng: Sehat dan Lezat Buat Makan Siang
Ramli Anwar, selaku pengasuh Pondok Pesantren Alislam menerangkan, tali bendera tiba-tiba putus saat bendera merah putih akan dibentangkan.
“Saat bendera dibentangkan siap untuk dikerek, tiba-tiba tali putus sehingga ujung tali naik ke puncak tiang,” kata Ramli Anwar, dikutip dari Kompas.com.
Latihan Berjalan Lancar
Ramli menuturkan, sebelum melakukan prosesi upacara ini sudah berlatih dengan matang.
Para santri dibimbing secara langsung oleh anggota purnapaskibraka Gorontalo.
Para santri yang mendapat tanggung jawab sebagai petugas upacara sudah melakukan latihan selama satu pekan terakhir.
Selama latihan, mereka menggunakan bendera yang dikhususkan untuk latihan.
Tidak ada masalah selama para santri melaksanakan latihan.
Baca juga: Update Peringkat Terbaru FIFA: Timnas Indonesia Sejajar dengan Kamboja, Tertinggal Jauh dari Vietnam
Kronologi Kejadian Tali Putus
Pada Kamis pagi hari yang dinanti-nantikan tiba.
Para santri dan guru sudah berkumpul di halaman. Mereka mengenakan baju upacara berwarna putih.
Pada awal upacara berlangsung normal seperti biasanya tanpa ada gangguan apapun.
Tetapi saat petugas pengibar bendera membentangkan bendera Merah Putih, tiba-tiba tali putus yang menyebabkan ujungnya naik ke puncak tiang.
Dari arah barisan santri laki-laki tiba-tiba seorang santri berlari melesat ke arah tiang, ia adalah Didin, seorang santri asal Sulawesi Tengah.
Ia kemudian memanjat tiang bendera masih dengan mengenakan sarung dan peci hitam.
Beberapa petugas upacara mencoba memegang tiang bendera agar tidak roboh menahan beban Didin yang tengah memanjat.
Setelah melewati pertengahan tiang, tiba-tiba sarungnya mulai mengendur.
Ini membuat jepitan kaki Didin terlihat licin karena kain sarungnya berada di antara kaki dan tiang bendera.
Baca juga: Mencicipi Gado-gado Palm yang Legendaris: Rasa Bumbu Kacangnya Khas dan Menu Favorit Warga Menteng
Baca juga: Kebakaran Gudang Kardus di Kapuk, Bangunan hingga Truk Ludes Terbakar
Namun, tiba-tiba sarung yang dikenakan santri ini terbuka dan meluncur ke bawah diterpa angin.
Lepasnya sarung yang ia kenakan tidak membuat pecah konsentrasi Didin untuk memanjat, ia masih mengenakan celana pendek.
Didin terus berupaya memanjat lebih tinggi hingga tangannya meraih ujung tali yang berada di puncak tiang.
Setelah memegang ujung tali yang terlepas, ia meluncur ke bawah.
Suara tepuk tangan dan ucapan syukur menggema di halaman pesantren sesaat Didin menjejak tanah.
Upacara pengibaran bendera Merah Putih pada hari santri pun berlanjut.
Seluruh peserta upacara Hari Santri mengapresiasi keberanian dan aksi heroik yang dilakukan Didin.
Baca juga: AC Milan Disebut Tim Tidak Normal Usai Torehkan 8 Kemenangan Secara Beruntun
“Kami sangat mengapresiasi aksi heroik yang ditunjukkan oleh santri Didin,” ujar Ramli Anwar.
Didin Belajar Gratis di Pesantren Alislam
Di Pondok Pesantren Alislam, Didin tidak dikenakan biaya apa pun, bahkan difasilitasi untuk bisa belajar hingga tuntas.
Pesantren yang dihuni lebih dari 430 santri ini menggratiskan santri yang berasal dari keluarga kurang mampu dan anak yatim.
Sejak sebulan lalu, pesantren ini telah membuka diri untuk proses belajar-mengajar dengan persyaratan yang sangat ketat untuk mencegah pandemi Covid-19.
Baca juga: Mencicipi Gado-gado Palm yang Legendaris: Rasa Bumbu Kacangnya Khas dan Menu Favorit Warga Menteng
Bahkan orangtua siswa tidak bisa menjenguk dengan leluasa, mereka dibatasi pagar pemisah dengan waktu kunjungan hanya 7 menit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Heroik, Masih Pakai Sarung dan Peci, Anak Ini Panjat Tiang Bendera Saat Upacara Hari Santri"