Penangkapan Komplotan Penodong
Ikuti Jejak Ibu yang Kini Dibui, Remaja Tanggung Pimpin Komplotan Penodong, Punya Sebutan Kapten
Remaja tanggung memimpin komplotan penodong di Terminal Tanjung Priok, ia mengikuti jejak sang ibu yng lebih dulu dibui karena kasus serupa.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Dionisius Arya Bima Suci
Komplotan ini mulai dipimpin oleh Kapten selama sekitar dua tahun belakangan, terutama setelah sang ibu dibui.
Paksi juga membenarkan bahwa wanita yang merupakan ibu dari Kapten ialah Nona Haryati (32).
Berdasarkan catatan TribunJakarta.com, Nona merupakan pemimpin komplotan penodong Terminal Bus Tanjung Priok yang ditangkap pada 12 November 2018 lalu.
Kapolsek Tanjung Priok saat itu, Kompol Supriyanto mengatakan, Geng Nona biasa beroperasi di Terminal Tanjung Priok dikarenakan anggota komplotannya tinggal di sana.
Baca juga: Sejarah Hari Ini: Gol Tunggal Bepe Bantu Persija Bawa 3 Poin Saat Jumpa Pelita Jaya
Karenanya mereka dapat dengan mudah memantau situasi penumpang di terminal tersebut, terutama saat dini hari.
Beroperasi saat dini hari, Geng Nona mengincar penumpang dari luar kota, terutama mahasiswa.
"Kan kebanyakan penumpang yang jadi korban itu dari luar kota, mereka merasa takut dan kebanyakan mereka mahasiswa semua," kata Supriyanto dalam konferensi pers di Mapolsek Tanjung Priok, Senin (26/11/2018) silam.
Geng Nona sudah lama beroperasi di Terminal Tanjung Priok. Meski belum dapat dipastikan sejak kapan, Supriyanto mengatakan mereka sudah berbulan-bulan melakukan aksinya di terminal itu.
Bahkan, dalam periode Oktober-November 2018, mereka sudah beroperasi selama 30 kali.
Baca juga: Bioskop Cinepolis Dibuka Kembali, Pengelola: Pengunjung Antusias Sejak Hari Pertama Dibuka
"Kurang lebih dari pengakuan sudah 30 kali. Itu dalam sebulan. Belum bulan-bulan yang sebelumnya," ungkap Supriyanto.
Geng Nona memiliki modus operandi tersendiri untuk melancarkan aksinya.
Sebelum memulai aksinya, Geng Nona mengincar penumpang dari bus luar kota yang baru turun di terminal.
Nona mengajak beberapa anak di bawah umur yang biasa berkumpul bersama komplotannya di Terminal Tanjung Priok.
"Awal mulanya, pertama penumpang yang datang dari luar kota didatangi oleh pelaku yang anak kecil, pura-pura, om minta uang buat makan," kata Supriyanto.
Supriyanto menjelaskan setelah anak suruhan Nona mendapatkan uang dari korbannya, pelaku lainnya yang bersembunyi di sela-sela bus akan mengerubungi korban.
Secara bergerombol, mereka akan menodong dan merampas barang berharga milik korban, seperti misalnya handphone.
Baca juga: 5 Cara Ampuh Hilangkan Sakit Kepala Migrain, Coba Hirup Aroma Lavender dan Minum Jahe Hangat
Baca juga: Jelang MotoGP Teruel 2020, Andrea Dovizioso Ingin Hasil Maksimal, Joan Mir Berharap Tak Ada Order