Pembunuhan PSK di Bekasi

Janji Via MiChat Berujung Maut, PSK Tewas Ditikam Setelah Pelanggan Kalap Lihat Uang di Dompet

Aksi pembunuhan terhadap wanita PSK terjadi di Kelurahan Margamulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Minggu (25/10/2020) lalu.

TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Ilustrasi mayat. 

"Nah itu yang jadi masalah, jadi kita enggak pegang sama sekali data penghuninya, karena memang enggak pernah lapor ke RT," tuturnya..

Warga Sudah Endus Marak Praktik Prostitusi Online

Warga di lingkungan RW 04, Kelurahan Margamulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi telah mengendus adanya praktik prostitusi online di wilayah setempat.

Hal ini disampaikan Monang Pardede ketua RW 04, saat dijumpai TribunJakarta.com, Senin, (26/10/2020).

"Awalnya emang kita udah curiga, tapi setelah kejadian ini (pembunuhan) ternyata benar (ada praktik prostitusi online)," kata Monang.

Untuk diketahui, pada Minggu (25/10/2020) malam, wanita pekerja seks komersial (PSK) berinisial SS (24) tewas bersimbah darah di kamar indekos Haji Jamal Gang Rahayu, RT 01 RW 04.

Ia dibunuh oleh pria hidung belang bernama Bayu Dani Adal usai berhubungan intim di kamar kos tersebut.

Keduanya diketahui kenal melalui aplikasi MiChat, setelah sepakat BO (Booking Online) dengan harga Rp450 ribu sekali main.

Menurut Monang, kecurigaan warga setempat terkait adanya prostitusi online sudah tampak dari gelagat para penghuni indekos.

Apalagi ketika melihat penghuni menerima tamu secara bergantian, ditambah marak dijumpai wanita berpakaian minim dijemput pria bukan penghuni kost.

Selain itu, kecurigaan warga juga tertuju pada keberadaan Apartemen Urbano yang terletak di lingkungan setempat.

Beberapa kali pihaknya melakukan penelusuran menggunakan aplikasi MiChat, ternyata lokasi prostitusi berada dua lokasi tersebut.

"Itu yang sedang kita curigai, satu itu (kontrakannya pak Jamal) prostitusi terselubung, kemudian di Apartemen Urbano nih sini sama," ungkapnya.

"Kami warga sudah selidiki juga pakai MiChat wah itu ketahuan arahnya kalau enggak ke sini (apartemen) atau ke situ (kosan haji jamal)," terang dia.

Baca juga: Kapolda Metro Jaya Pastikan Pelajar Terlibat Kerusuhan Demo UU Cipta Kerja Tetap Dipidana

Baca juga: Pria Bakar Diri di Dekat Kali Ciliwung, Pakaian dan Tanaman di Sekitarnya Ikut Gosong

Pihaknya sudah berupaya untuk melaporkan adanya kecurigaan itu ke pengelola masing-masing tempat hunian.

Tetapi, pengelola indekos maupun apartemen kurang begitu memperdulikan terkait aktivitas menyimpang para penghuninya.

"Kita sudah sempet laporlah, malah satpam apartemen kita kasi tahu kalau masih ada (praktik prostitusi) warga bisa demo karena resah, tapi tetap aja masih ada," terangnya.

Menurut Monang, baik di Indekos Haji Jamal dan Apartemen Urbano dia tidak memiliki data kependudukan secara detail tiap penghuninya.

Pengurus lingkungan sejatinya menugaskan agar pengelola selalu melaporkan identitas penghuninya agar didata RT setempat.

"Saya sudah perintahkan RT supaya minta data KTP atau KK-nya, tapi agak susah alasannya terkait privasi takut disalahgunakan," paparnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved