Kerbau Sakral Milik Keraton Solo Mati, Prosesi Pemakamannya Tak Sembarangan

Satu ekor kerbau sakral milik Keraton Solo mati pada Rabu (11/11/2020) pukul 07.00 WIB.

Editor: Elga H Putra
Tribun Solo/Olham Oktafian
Satu kerbau sakral milik Keraton Solo bernama Nyai Manis mati pada Rabu (11/11/2020). Proses pemakaman dilakukan dengan prosesi adat. 

TRIBUNJAKARTA.COM, SOLO - Satu ekor kerbau sakral milik Keraton Solo mati dan proses pemakamannya tak sembarangan.

Kerbau sakral itu mati pada Rabu (11/11/2020) pukul 07.00 WIB.

Kerbau yang merupakan hewan keturunan kerbau Kiai Slamet itu bernama Nyai Manis.

Nyai Manis sendiri lahir dari rahim Nyai Suti dan merupakan anak tertua.

Tim Lembaga Dewan Ada (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta, KRT Sulistyo Wartonagoro menuturkan kerbau tersebut mati lantaran faktor usia.

"Tidak ada pamitan, karena sudah sepuh, umurnya 35 tahun," kata Sulistyo kepada TribunSolo.com.

Selain itu, Sulisyto mengungkapkan Nyai Manis mempunyai riwayat sakit pencernaan.

Kerbau itu sempat dirawat beberapa hari sebelum akhirnya mati.

"Kemarin, 2 hari sebelumnya sudah dirawat dokter tapi memang sudah waktunya," ungkapnya.

Untuk diketahui, Nyai Manis merupakan ibu Kiai Joko yang awal tahun lalu mati di usia 30 tahun.

Pemakaman Prosesi Adat

Kerbau Nyai Manis yang mati hari ini, harus melewati prosesi adat sebelum dikebumikan.

Srati atau pawang kawanan kerbau bule keturunan kerbau Kyai Slamet, Heri Sulistyo menyampaikan, prosesi pemakaman berlangsung lebih kurang selama 1 jam.

"Kurang lebih segitu," katanya singkat Rabu (11/11/2020).

Baca juga: Pilu, Pengantin Baru dan Kedua Orangtuanya Meninggal Terpapar Covid-19 Hanya Berjarak 4 Hari

Prosesi tersebut, lanjut Heri dimulai dari perlakuan mayat kerbau sampai pembacaan doa.

Untuk perlakuan sendiri, Nyai Manis dikanfankan layaknya jasad manusia.

"Dimandikan juga, setelah itu dikafani lalu dibungkus plastik," paparnya.

Setelah itu, prosesi selanjutnya yakni pembacaan doa yang dilakukan oleh Kyai Keraton Surakarta Hadiningrat.

"Diberi mori, kembang sama dupa, setelah itu didoakan oleh para ulama," paparnya.

"Setelah itu baru dimakamkan," ujarnya.

Sisakan 21 Ekor

Dengan matinya Nyai Manis, kerbau sakral di Keraton Solo kini tersisa 21 ekor.

Baca juga: Aurel JKT48 Sempat Tak Bisa Tidur dan Stres Usai Alami Tindakan Asusila, Polisi Lakukan Penyelidikan

Kerbau Nyai Manis sendiri lahir dari rahim Nyai Suti dan merupakan anak tertua.

Ia kemudian melahirkan anak, salah satunya Kiai Joko yang mati awal tahun lalu.

"Anaknya saya tidak hafal, dia sudah jadi buyut," paparnya.

Heri menambahkan jika saat ini, 21 kerbau yang tersisa menempati kandang yang berbeda dengan kata lain dipisah.

Itu terjadi lantaran saat masa kawin, pejantan kerbau acapkali saling bertengkar.

"Disini ada 3 kandang, yang sini tinggal 4 ekor dan yang di kandang satunya bagian barat ada 10 ekor dan sebelah timur ada 7 ekor," ucap dia.

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Susul Sang Anak, Kerbau Bule Keraton Solo Nyai Manis Mati, Punya Riwayat Sakit Pencernaan dan Ditinggal Nyai Manis, Kerbau Keturunan Kiai Slamet di Keraton Solo Masih Banyak, Per Ekor Punya Nama

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved