Sisi Lain Metropolitan
Cerita Penjaga Pintu Kereta di Kebon Baru: Palang Ditutup Bila Hujan Berkabut, Ini Alasannya
Irman bertugas sebagai pengendali portal sedangkan Doni berada di luar pos sembari melihat kereta dari kejauhan.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, TEBET - Mencari sesuap nasi sebagai penjaga palang pintu perlintasan kereta rel listrik tak bisa tanggung-tanggung.
Pasalnya, seorang penjaga pintu bertanggung jawab bukan hanya diri sendiri melainkan orang lain. Apalagi bila pintu perlintasan yang dijaga tidak resmi.
Tidak ada palang pintu yang tertutup secara otomatis ataupun bunyi sirine tanda kereta hendak melintas.
Sebagai penjaga pintu tak resmi di kawasan Kebon Baru, Irman (39), tak boleh lengah saat menjaga pintu kereta.
Kedua matanya harus terus awas melihat jalur kereta dari dua arah, arah Stasiun Cawang dan Stasiun Tebet.
Bila dari kejauhan kereta rel listrik sudah tampak, ia langsung memutar tuas di pos.
Kedua palang pintu yang berada di antara wilayah permukiman padat Kebon Baru RT 007 RW 005 dan perumahan Tebet Timur itu lalu tertutup bersamaan.
Sebanyak 10 orang bertugas menjaga pos itu secara bergantian.
Siang itu, Irman dan Doni sedang berjaga.
Irman bertugas sebagai pengendali portal sedangkan Doni berada di luar pos sembari melihat kereta dari kejauhan.
Hujan deras dan kabut
Menjaga pintu perlintasan sebenanya tak sulit lantaran jalur kereta lurus tak berbelok. Dari kejauhan, kereta yang datang pasti terlihat.
Namun, para penjaga pintu perlintasan akan mengalami kendala bila cuaca berubah hujan deras disertai kabut.
Jarak pandang mereka menjadi terbatas. Kereta pun dari kejauhan sulit terlihat.
