Sisi Lain Metropolitan

Menuai Rezeki dari Palang Pintu Kereta Sederhana di Kebon Baru, Penjaga: Membantu yang Nganggur

Penjaga pos perlintasan kereta di dekat  Stasiun Tebet, Jakarta Selatan merasa terbantu dengan dibangunnya pintu perlintasan sederhana hasil swadaya

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Firman (topi merah) tengah melihat jalur rel dari arah belakang lewat spion. Ia akan segera menutup pintu portal bila terlihat ada kereta dari kejauhan di wilayah Kebon Baru dan Tebet, Jakarta Selatan pada Senin (16/11/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, TEBET - Penjaga pos perlintasan kereta di dekat  Stasiun Tebet, Jakarta Selatan merasa terbantu dengan dibangunnya pintu perlintasan sederhana hasil swadaya warga.

Selain membantu pengguna jalan memangkas waktu, pintu itu juga memberikan sumber rezeki bagi mereka yang sebagian besar mengganggur.

Rustam (38), salah satu penjaga pintu, mengaku terbantu dengan adanya pos perlintasan kereta

Soalnya, pria asli Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan tak memiliki pekerjaan lain selain menjaga pintu kereta yang membelah perkampungan RT 007 RW 005 Kebon Baru dan perumahan Tebet Timur, Jakarta Selatan.

Senasib dengan Rustam, sebagian warga juga menggantungkan hidupnya lewat pos perlintasan ini. Mereka tidak memiliki pekerjaan.

Penjaga pintu lainnya, Irman (39) mengatakan tujuan dibangunnya pintu kereta itu untuk memberdayakan warga setempat.

Ketimbang berbuat tindakan yang mengarah kriminal, mereka lebih baik menjaga pos perlintasan.

"Tujuannya dibikin seperti ini kan karena dulu banyak pengangguran. Daripada berbuat yang tidak-tidak, lebih baik dibangun pos ini buat penghasilan mereka," ujar Irman.

Namun, ketika mendapatkan pekerjaan baru, penjaga boleh keluar. 

Nanti, pengelola pos akan merekrut penjaga baru dari warga setempat yang menganggur.

Dibayar Sukarela

Dua spion yang digunakan Firman untuk mengawasi kereta dari belakang pada Senin (16/11/2020).
Dua spion yang digunakan Firman untuk mengawasi kereta dari belakang pada Senin (16/11/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Irman tak mematok harga bagi para pengendara yang melintas.

Mereka hanya berharap keikhlasan dari para pengguna jalan.

"Ini Swadaya masyarakat saja, pelintas rata-rata ngasihnya Rp 2 ribu. Tapi kita enggak memaksa. Orang silahkan kasih, kalau enggak yaudah," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved