Pemprov DKI Ungkap Alasan Tolak Izin Reuni 212 di Monas
Kepala UPK Monas Muhammad Isa Sarnuri mengatakan, alasan penolakan itu lantaran Monas masih ditutup sejak 14 Maret 2020 lalu.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta resmi menolak permohonan izin penggunaan kawasan Monumen Nasional (Monas) untuk kegiatan Reuni Akbar 212.
Penolakan itu disampaikan melalui surat bernomor 4801/-1.853.37 yang dilayangkan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kepada Ketua Umum Dewan Tanfidzi Nasional Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas Muhammad Isa Sarnuri mengatakan, alasan penolakan itu lantaran Monas masih ditutup sejak 14 Maret 2020 lalu.
Untuk itu, segala jenis kegiatan di area Monas belum diperbolehkan.
"Sejak 14 Maret 2020 Monas ditutup untuk umum dan tidak ada kegiatan publik apapun yang dilangsungkan di kawasan Monas," tulis Isa dalam Surat Jawaban untuk PA 212.
Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini menjelaskan, penutupan kawasan Monas dilakukan demi meminimalisir penularan Covid-19.
"Penutupan Monas dan peniadaan semua kegiatan publik apapun sebagai bagian dari usaha Pemprov DKI untuk mencegah penuturan di masa di wabah Covid-19," ujarnya.
"Saat ini dan selama wabah itu ada si Jakarta, maka Monas tetap ditutup untuk kegiatan publik apapun," sambungnya.
Hal ini pun disebutnya sesuai dengan arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang meminta jajarannya untuk meminimalisir kegiatan pengumpulkan massa.
Atas dasar itulah, Pemprov DKI menolak surat izin yang diajukan PA 212 kepada UPT Monas.
"Memperhatikan hal itu, maka permohonan izin penggunaan Monas tidak bisa dipenuhi," tuturnya.
Sebelumnya, rencana reuni Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Monas, Jakarta Pusat disarankan untuk ditunda.
Pimpinan Pondok Pesantren Buntet Cirebon, Jawa Barat, KH Adib Rofiuddin Izza mengatakan kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan kerumunan di tengah pandemi Covid-19.
“Kalau saya mengimbau, saya menyarankan sebaiknya ditunda dulu. Sekarang bukan waktunya kita bereforia, bersama sama, bergerombol, itu tidak akan menyelesaikan masalah. Artinya tidak akan menyelesaikan masalah tentang Covid-19,” kata Kiai Adib Rofiuddin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/11/2020).