Ini Kata Pangdam Jaya Terkait Polemik HRS: Mulai Dari Perasaannya Hingga Kehidupan Pribadinya

Langkah tegas Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman terkait Rizieq Shihab menuai polemik di masyarakat.

Indah / Tribun Jakarta
Pangdam Jaya Majyen TNI Dudung Abdurachman bersama tim Tribunnews di Makodam Jaya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (23/11/2020) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Langkah tegas Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman terkait Rizieq Shihab menuai polemik di masyarakat.

Baik pro dan kontra terlihat dari sejumlah cuitan negatif di media sosial hingga jajaran karang bunga di depan Markas Kodam Jaya, Kramat Jati, Jakarta Timur sebagai apresiasi terhadap dirinya.

Lalu bagaimanakah perasaan Dudung menyikapi hal tersebut?

Saat ditemui di Makodam Jaya, Dudung mengatakan tak pernah ambil pusing perihal polemik yang saat ini terjadi.

Ia mengatakan hanya menjalani tugasnya untuk membantu Pemerintah Daerah dengan mengambil tindakan.

"Menurunkan baliho itu kita membantu pemerintah daerah juga. Kalau Satpol PP engga sanggup ya kita bantu. Hukum tertinggi adalah menjaga keselamatan rakyat," katanya di lokasi, Senin (23/11/2020).

Baca juga: Ini Pesan Tegas Pangdam Jaya Jika Ada yang Nekat Pasang Lagi Baliho Rizieq Shihab

Tak hanya postet maupun baliho HRS, Dudung memastikan pencopotan turut menyasar pada poster maupun baliho ilegal.

Di mana dipasang tidak sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Baginya, cuitan maupun umpatan negatif adalah sesuatu yang wajar yang dilontarkan sejumlah masyarakat.

Ia hanya menganggap bahwa, penilaian negatif kepadanya perihal langkah tegasnya berasal dari orang-orang yang tak memahami maksudnya sedari awal.

Baca juga: Berikut UMK Jawa Barat 2021, Bagaimana dengan Daerah Bekasi, Depok dan Bogor?

"Saya mengikuti polemik, ada yang pro dan kontra. Istilahnya di rekayasa di saya begini, saya begitu, ya itulah dinamika kehidupan. Ya ini kan orang yang gak paham ini terjadi seperti apa. Ya wajar lah. Saya biasa aja, banyak yang mendukung. Tapi kebanyakan yang mendukungnya," jelasnya.

Banyaknya dukungan yang datang kepadanya, Dudung mengungkapkan bila dirinya masih tak layak menerima hal tersebut.

Pasalnya, langkah yang diambilnya itu sebagai tanggung jawab dan tugasnya sebagai Pangdam Jaya.

"Kalau saya tidak layak menerima ucapan dan dukungan seperti itu. Yang jelas saya melaksanakan tugas sebagai Pangdam Jaya dan juga tidak mengharapkan seperti itu jadi biasa aja," ungkapnya.

Baca juga: Polisi Masih Buru Pelaku Begal Motor Guru Ngaji di Bekasi, Tiga Saksi Diperiksa

Selanjutnya, apakah polemik ini mempengaruhi kehidupan Dudung?

Yap, rupanya tidak. Secara santai Dudung mengatakan kehidupannya terasa seperti biasanya.

Bahkan keluarganya mendukung langkah tegasnya dan lebih memahami dirinya ketimbang mendengan komentar masyarakat yang kontra.

Termasuk ketika polemik pencopotan baliho HRS ini dihubungkan dengan perintah Presiden Joko Widodo, Dudung membantah dengan tegas.

Ia mengatakan hal tersebut tak ada hubungannya dengan Jokowi.

"Jadi begini mula-mula hidup ini sadar mengandung resiko. Tetapi kalau hati nurani itu kuat apapun yang kita hadapi harus berani termasuk menghadapi resiko itu sendiri. Kata Nabi Muhammad SAW dalam hadisnya orang yang tidak berani mengambil resiko adalah orang yang rugi,"

"Hidup ini misteri, besok tidak ada yang tahu.  Cuma saya yakin Allah itu sudah memilih apa yang akan kita alami, tinggal kita memilih Apa yang harus kita lalui. Kalau yang terjadi kemarin itu sudah menjadi Jalan Tuhan, saya nggak ada stres, nggak ada apa, biasa aja," jelasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved