Baliho Habib Rizieq

Pernah Berjuang Jualan Koran Sebelum Masuk Sekolah, Pangdam Tak Gentar Dicopot Karena Baliho Rizieq

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman jualan koran atau loper koran semasa masih remaja. Ia tak gentar dicopot karena baliho Habib Rizieq Shihab.

TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman (tengah) memastikan dirinya yang memerintahkan pencopotan baliho Habib Rizieq usai apel di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020) pagi. Sewaktu remaja, Dudung pernah menjadi loper koran dan tak khawatir jika ketegasannya soal baliho Habib Rizieq membuatnya harus kehilangan jabatan sebagai Pangdam. 

Bukan Perintah Jokowi

Soal banyaknya dukungan yang datang kepadanya, Dudung merasa tak layak menerima.

Ia memastikan langkah yang diambilnya itu sebagai tanggung jawab dan tugasnya sebagai Pangdam Jaya.

Baca juga: Sidang Narkoba Anak Wakil Wali Kota Tangerang, Saksi Ahli Jabarkan Soal Rehabilitasi

"Saya tidak layak menerima ucapan dan dukungan seperti itu. Yang jelas saya melaksanakan tugas sebagai Pangdam Jaya dan juga tidak mengharapkan seperti itu jadi biasa aja," ungkapnya.

Pangdam Jaya Majyen TNI Dudung Abdurachman bersama tim Tribunnews di Makodam Jaya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (23/11/2020)
Pangdam Jaya Majyen TNI Dudung Abdurachman bersama tim Tribunnews di Makodam Jaya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (23/11/2020). (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Polemik ini dipastikan Dudung tak mempengaruhi kehidupannya. Malahan ia menganggapnya biasa saja.

Bahkan, keluarganya mendukung langkah tegasnya dan lebih memahami dirinya.

Ketimbang mendengar komentar masyarakat yang kontra terhadap Dudung.

Termasuk, ketika muncul polemik di balik pencopotan baliho Habib Rizieq yang dihubungkan dengan perintah Presiden Joko Widodo.

Dudung pun membantah dengan tegas dugaan tersebut. Ia mengatakan perintahnya soal pencopotan baliho Habib Rizieq tak ada hubungannya dengan Presiden Jokowi.

"Begini, mula-mula hidup ini sadar mengandung risiko. Tetapi kalau hati nurani itu kuat, apapun yang kita hadapi harus berani."

"Termasuk menghadapi risiko itu sendiri. Kata Nabi Muhammad SAW dalam hadisnya orang yang tidak berani mengambil risiko adalah orang yang rugi." 

"Hidup ini misteri, besok tidak ada yang tahu.  Cuma saya yakin Allah itu sudah memilih apa yang akan kita alami, tinggal kita memilih Apa yang harus kita lalui."

"Yang terjadi kemarin itu sudah menjadi Jalan Tuhan, saya nggak ada stres, nggak ada apa, biasa aja," jelasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved