Bandingkan Kasus Edhy Prabowo & Fee Formula E, Ferdinand Hutahaean: Semoga Novel Tangkap Pelakunya
Ferdinand Hutahaean menyoroti kasus penangkapan Edhy Prabowo dengan anggaran formula E sebesar Rp560 M.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Siti Nawiroh
TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean bersuara mengenai Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang diciduk KPK pada Rabu dini hari (25/11).
Ferdinand menyoroti kasus penangkapan Edhy ini dengan anggaran formula E Rp560 M.
Untuk diketahui, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo terkena operasi tangkap tangan (OTT) KPK terkait benih lobster.
Sejumlah barang bukti, seperti ATM yang diduga terkait suap, disita KPK.
"Turut diamankan sejumlah barang, di antaranya kartu debit ATM, yang diduga terkait dengan tindak pidana korupsi dan saat ini masih diinventarisasi oleh tim," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri pada Rabu (25/11/2020).
TONTON JUGA:
Ali mengatakan Edhy Prabowo ditangkap bersama 17 orang lain. Saat ini mereka masih dalam pemeriksaan intensif tim penyidik KPK.
Atas kasus ini, Ferdinand memberikan pujian terhadap kinerja KPK yang telah menciduk Edhy Prabowo.
Baca juga: Daftar Harga HP Samsung Bulan November 2020, Ada Galaxy M51 hingga Galaxy S20 FE
Hal ini diungkapkan Ferdinand melalui laman Twitter resminya @FerdinandHaean3.
Dalam cuitannya itu, Ferdinand mengaku lebih menyukai melihat penangkapan Edhy Prabowo, orang yang paling dekat dengan Prabowo Subianto melalui kaca mata politik.
FOLLOW JUGA:
"Novel Baswedan memimpin timnya fokus pd korupsi ecek2 suap tp diam ttg fee e formula ratusan milliar yg nyata2 raib tanpa hasil. Siapa yg diuntungkan secara politik?," tulisnya.
Lebih lanjut, Ferdinand berharap agar Novel Baswedan, pemimpin penangkapan Edhy juga bisa memeriksa aliran anggaran formula E Rp560 M.
"Saya ucapkan selamat kpd @KPK_RI yg berhasil menangkap sosok besar (menteri) dgn korupsi ecek2 suap benih lobster.
Baca juga: Intip Gaya Iis Rosita Dewi Istri Edhy Prabowo yang Ikut Ditangkap KPK, Punya Profesi Tak Sembarangan
Semoga KPK, bung Novel Baswedan jg memimpin timnya turun ke Pemprov DKI Jakarta memeriksa aliran uang fee E Formula Rp.560 M yg raib merugikan negara. Ini korupsi..!," tegas Ferdinand.
Ferdinand lantas mengaku penasaran dengan barang bukti yang disita KPK atas penangkapan Edhy Prabowo.

Baca juga: Jadwal dan Spoiler Manga One Piece Chapter 997: Roronoa Zoro Mengamuk Serang Apoo dan Queen
"Sy penasaran dgn barang bukti yg disita olh @KPK_RI , brp banyak uang dan apa sj barbuk yg disita. Suap ijin ekspor benih lobster ini menurutku paling dikisaran 1-5 M dr 1 perusahaan. Bandingkan dgn Fee E Formula yg Rp.560 M hilang begitu sj. Semoga Novel juga tangkap pelakunya," ucap Ferdinand Hutahaean.

Baca juga: Tajir Melintir, Raffi Ahmad Hadiahi Sule dan Nathalie Holscher 30 Tiket Pesawat ke Bali
Selain itu, Ferdinand memberikan peringatan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar lebih waspada.

"Melihat sisi politiknya, penangkapan yang dipimpin oleh Novel Baswedan ini, saya cuma mau bilang, mas @ganjarpranowo waspada mas..!! Yang tdk ada bisa ada, yang ada bisa tidak ada..!! Politik memang penuh siasah dan strategi..!!,"terang Ferdinand.
Baca juga: Pengakuan Janggal Adik Kubur Jasad Kakaknya Penjual Bakso di Kontrakan karena Dilarang Nikah Duluan
Nasib Uang Komitmen Fee Formula E
Pemprov DKI Jakarta sudah mengucurkan biaya komitmen (commitment fee) penyelenggaraan Formula E sebesar 31 juta poundsterling.
Tapi balapan mobil listrik itu tertunda karena wabah Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta, Achmad Firdaus menyebut dana komitmen itu dibayar tiga kali.
Pada tahun 2019, Pemprov DKI sudah melakukan pembayaran yang terbagi dua termin dengan masing - masing 10 juta poundsterling.
Termin pertama dana 10 juta poundsterling dibayar lewat dana talangan Bank DKI pada 22 Agustus 2019 lalu, kemudian dilanjutkan pembayaran termin kedua dengan nilai sama, pada 30 Desember 2019.
Baca juga: Satgas Pencairan Dana Dibentuk Koperasi Indosurya untuk Bantu Anggota Lansia
Kemudian awal tahun 2020, dana komitmen itu telah dibayar Pemprov DKI sebesar 11 juta poundsterling lewat mekanisme APBD.
"Sementara pembayaran termin kedua pada 2020 ini belum terlaksana karena masuk dalam efisiensi," kata Firdaus saat rapat kerja dengan Komisi E DPRD DKI Jakarta, Selasa (16/6/2020).
FOLLOW JUGA:
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasional PT Jakarta Propertindo Muhammad Taufiqurachman menjelaskan, dana komitmen yang telah dibayarkan tidak akan hangus meski pelaksanaannya ditunda.
Sebab, pelaksanaannya akan tetap berlangsung pada tahun 2021 mendatang lantaran musim balap tahun 2020, dialihkan ke tahun berikutnya.
Baca juga: 6 Obat Tradisional untuk Menghancurkan Batu Ginjal Secara Alami, Catat Resepnya!
Saat ini tengah dilakukan proses perubahan kesepakatan kontrak yang baru.
"Jadi uang commitment fee tidak hilang karena season (musim balap) 2020 dialihkan ke 2021 kemudian saat ini dalam proses amandemen kontrak agreement," kata Taufiqurachman.