Sisi Lain Metropolitan

Kisah Lily Nelly, 7 Tahun Jadi Pendamping Anak Tuna Ganda Netra: Harus Sabar dan Pintar Membujuk

Punya pengalaman tak terlupakan, Lily Nelly Muslifa merupakan pendamping di Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala sudah bekerja 7 tahun

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH
Lily (kiri) bersama anak asuhnya di Yayasan Dwituna Rawinala, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (7/12/2020). Punya pengalaman tak terlupakan, Lily Nelly Muslifa merupakan pendamping di Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala sudah bekerja 7 tahun 

"Saat ini saya menangani 5 anak. Tapi shift  jadi ada 3 shift dalam satu hari," jelasnya.

Baca juga: 6 Orang Diduga Pengikut Rizieq Shihab Tewas Ditembak, FPI Belum Temukan Jasadnya

Pengalaman tak terlupakan

Selama tujuh tahun menjadi pendamping, tentulah Lily memiliki pengalaman yang tak terlupakan.

Bahkan hingga hari ini pengalaman sekaligus kenangan tersebut tak bisa terlupakan.

Beberapa tahun lalu, Lily mengatakan dirinya sempat mengikuti sebuah acara mendampingi anak asuhnya.

Kemudian dirinya mengalami kejadian yang tak mengenakan.

Baca juga: Tim Pemburu Covid-19 Polres Kepulauan Seribu Diberangkatkan ke Pulau Permukiman

Satu diantara anak asuhnya tiba-tiba saja menarik jilbab yang dikenakannya.

Bahkan, jilbab tersebut robek dan rambut Lily sampai terlihat di tengah acara yang sedang berlangsung.

"Untuk tahun tepatnya ya lupa. Ya tapi paling enggak bisa dilupain ya itu. Jilbab ditarik sampai robek. Mau dibilang malu ya pasti, tapi mau gimana lagi," ungkapnya.

Emosi yang tak stabil dari para anak-anak ini,  menjadi hal utama yang sering dialami oleh para pendamping maupun guru di Yayasan Dwituna Rawinala.

Meski sedang marah, para pendamping meupun guru tetap menghadapinya dengan tabah dan kasih sayang.

Baca juga: Polisi Tuding Massa FPI Bawa Senjata Api, Sekum FPI Munarman: Ini Fitnah Luar Biasa

Sembari ditanya menggunakan bahasa tubuh yang mereka miliki, mereka melakukan pendekatan persuasif.

"Kalau sudaj begitu kita sayang-sayang. Sebab kan mereka emosi tanpa pemantik yang jelas. Kita juga enggak tahu apa mereka sakit perut atau sedang merasakan apa. Jadi harus ditanya baik-baik," jelasnya.

Miliki ciri khas

Ketika anak asuh di Yayasan Dwituna Rawinala sedang dalam emosi yang stabil, para pendamping harus pandai membujuk mereka.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved