Tak Tega Tinggalkan Anak Sakit Saat Kerja, Begini Ketegaran Ibu Merawatnya: Semampunya Saya Berdoa
Kondisi pilu ini membuat Andi Niswa kerap goyah, ia menangis sendu dan memeluk putrinya.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Siti Nawiroh
8 Tahun Berpisah
Andi menjelaskan, ia harus banting tulang sendirian untuk hidup kedua putrinya sejak Susi Susanti berusia 5 bulan dan suaminya meninggal dunia.
Andi Niswa mengaku ia memiliki dua putri yakni Satriani, segera wisuda di bulan Desember 2020 di Fakultas Ekonomi STKIP Bone, dan Susi Susanti.
Kedua putrinya itu selama ini tinggal di Bone ikut saudara.
Baca juga: Hati-hati, Berikut 4 Bahaya Olahraga Lari Pakai Jaket
Andi menyatakan, sempat mencoba peruntungannya dengan memasok pakaian ke Tawau – Malaysia pada 2012.
Kendati demikian, sejak pelabuhan Tawau direnovasi, otoritas setempat menerapkan kebijakan timbang untuk semua barang masuk.
Biaya kirim kian mahal dan tak ada lagi keuntungan, akhirnya ia memutuskan untuk bekerja sebagai buruh ikat rumput laut di Nunukan.
FOLLOW JUGA:
‘’Jadi terakhir saya bertemu anakku itu mungkin 2012, sudah delapan tahunan, paling lihat dari foto yang dikirim lewat HP, begitu jumpa lagi, dia begini (sakit) kondisinya, bagaimana saya tidak menangis?,’’katanya.
Semua biaya kuliah putri pertamanya adalah hasil mabettang. Niswa bekerja cukup keras demi cita-citanya mengantar anaknya menjadi sukses.
Setiap hari ia berjalan kaki ke lokasi kerja di Sei Lancang, yang berjarak sekitar 1 jam berjalan kaki dari tempat tinggalnya di desa Mammolok.
Saat harga rumput laut mahal, dalam sehari ia bisa membawa Rp 100.000, bekerja dari pukul 06.30 Wita sampai 17.00 Wita.
Baca juga: Edhy Prabowo Diciduk KPK, Rocky Gerung Sebut Prabowo sangat Murka Tapi Tak Diperlihatkan
Uang tersebut, ia belanjakan kerupuk, teh gelas dan air mineral untuk dijual di tempatnya mengikat benih rumput laut.
‘’Kadang goreng bakwan dan jalangkote, saya bawa ke lokasi kerja, lumayan bisa buat ikut arisan uangnya,’’ papar Andi Niswa.
Namun kini, tabungannya sudah sama sekali habis, terakhir kali ia mengirimkan uang Rp.8 juta untuk kebutuhan putri pertamanya membayar kuliah, itupun kebetulan ia mendapat uang arisan.