Beri Ucapan Selamat ke Gibran dan Bobby, Togar Situmorang: Perubahan Besar Berawal dari Pemuda
Pasangan calon (paslon) Pilkada Solo nomor urut 1, Gibran Rakabuming - Teguh Prakosa, unggul jauh di Quick Count atau Real Count Charta Politika.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pasangan calon (paslon) Pilkada Solo nomor urut 1, Gibran Rakabuming - Teguh Prakosa, unggul jauh di Quick Count atau Real Count Charta Politika.
Gibran Rakabuming - Teguh Prakosa dari hasil hitung cepat menanh dari pasangan nomor urut 2, Bagyo Wahyono - FX Supardjo.
Hasil ini masih bersifat sementara hitung cepat dan tentunya akan dapat berubah dengan bertambahnya suara yang dihitung walau tidak akan melenceng jauh nanti dari hasil resmi perhitungan KPU.
Penghitungan di TPS saat ini masih berlangsung.
Pada Pilkada Solo, hanya ada dua pasangan calon, yaitu Gibran Rakabuming - Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono - FX Supardjo, yang maju dari calon independen.

Lalu di Pilkada Medan, Bobby Bobby Nasution - Aulia Rachman unggul sementara atas Akhyar Nasution-Salman Alfarisi. Suara masuk sekitar 80 persen.
Hal itu membuat Advokat juga Pemerhati Kebijakan Publik, Togar Situmorang, SH,MH,MAP,CLA berpendapat bahwa yang muda harus berani mengambil peran lebih dalam dan mengambil kebijakan penting di daerah.
Ini tugas besar dan harus menghidupi kesejahteraan bersama, terbukti kaum millenial sudah waktunya memimpin di Negeri Tercinta Indonesia.
Togar melihat bahwa pemilihan kali ini cukup menarik dengan hadirnya Gibran dan Bobby. Pasalnya, Gibran yang seorang anak dan Bobby adalah menantu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus diterpa isu mengenai politik dinasti.
"Pilkada hari ini pasti mau tidak mau akan membahas di Solo dan Medan, memang sangat menarik karena Gibran hampir menjadi calon tunggal kemudian sekarang dikaitkan dengan isu politik dinasti selalu menjadi sorotan," jelasnya
Menjadi anak dari seorang presiden setidaknya membuat dirinya memiliki nilai-nilai kepemimpinan. Tapi saya masih memiliki harapan ketika lihat sosok Gibran yang muda ini punya semangat. Dalam teori sosialis politik di sana disebutkan, biasanya anak seorang pemimpin itu dia mau tidak mau ada pewarisan nilai, pewarisan kepemimpinan.
Togar Situmorang berpendapat kedua sosok orang muda mengambil peran lebih dalam mengambil kebijakan penting di daerah.
Ada ungkapan “Beri aku sepuluh pemuda dan dengan kesepuluh pemuda itu aku akan mengguncang dunia. Dengan seratus pemuda, aku akan memindahkan Gunung Semeru.”
Itu bukan hanya sekedar kiasan semata. Ungkapan heroik di atas pernah dilontarkan Presiden Soekarno dalam suatu kesempatan berpidato di hadapan pemuda Indonesia
Maka, tidak salah jika muncul anggapan bahwa perubahan besar dalam sebuah negara atau bangsa dimulai dari kalangan muda.