Pilkada Kota Tangsel
Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno Sebut Pilkada Tangsel Seru
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno sebut Pilkada Tangsel seru.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Hasil hitung cepat sejumlah lembaga sudah menunjukkan kemenangan Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan di Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel).
Hasil tersebut bukanlah hal yang sudah diperkirakan sebelumnya, melainkan hal yang mengejutkan.
Pasalnya, sampai detik akhir, elektabilitas tiga pasangan calon yang berlaga di Pilkada Tangsel saling kejar-mengejar.
Baca juga: Ini Pasal Jerat Rizieq Shihab hingga Terancam Hukuman 6 Tahun Penjara Buat Kerumunan di Petamburan
Diketahui, Pilkada Tangsel menjadi ajang kontestasi tiga pasangan calon.
Nomor 1 adalah pasangan Muhamad dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo yang diusung koalisi besar lima partai, PDIP, Gerindra, PSI, PAN dan Hanura, dan didukung partai non parlemen NasDem, Garuda, Berkarya dan Perindo.
Muhamad merupakan mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Tangsel, yang maju menjadi Tangsel 1.
Sedangkan calon wakil wali kotanya, Rahayu Saraswati merupakan politikus Gerindra dan mantan anggota DPR RI. Saraswati juga merupakan keponakan dari Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Sedangkan pasangan nomor 2 adalah Siti Nur Azizah dan Ruhamaben. Pasangan itu diusung PKS, Demokrat dan PKB, serta didukung partai non parlemen PKPI.
Nur Azizah adalah mantan birokrat di Kementerian Agama. Ia juga dikenal sebagai putri dari Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'ruf Amin.
Wakilnya, Ruhamaben, merupakan kader PKS yang pernah menjabat Pimpinan DPRD Tangsel, serta Direktur keuangan PT Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PITS), BUMD Tangsel.
Nomor urut 3 adalah pasangan Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan. Benyamin-Pilar diusung secara tunggal oleh Partai Golkar, dan didukung partai non parlemen, PPP, Gelora dan PBB.
Benyamin merupakan calon petahana.
Pria 62 tahun itu menjabat wakil wali kota Tangsel selama dua periode sampai saat ini, mendampingi wali kota Airin Rachmi Diany.
Pasangannya, Pilar merupakan kader Golkar di Provinsi Banten. Pilar merupakan putra dari Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah.
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan, kontestasi politik di Tangsel kali ini tergolong seru, dibandingkan yang sebelumnya.
"Ya memang seru sampai akhir tidak ada yang mengklaim akan menang, karena selisih elektabilitas tidak terpaut jauh," ujar Adi kepada TribunJakarta.com, Kamis (10/12/2020).
Adi mengungkapakan, setidaknya ada dua rahasia kemenangan pasangan nomor urut 3 di Tangsel.
Pertama adalah strategi politik jebakan poros ketiga.
Adi menjelaskan, Benyamin-Pilar yang hanya diusung satu partai, yakni Golkar, adalah sebuah strategi.
Dengan Golkar sebagai pengusung tunggal, maka partai lain otomatis akan membuat poros-poros koalisi lainnya.
Semakin banyak partainya, maka kemungkinan munculnya poros kedua dan ketiga semakin besar.
"Dia membiarkan partai di luar Golkar membentuk perkongsian untuk melawan. Kalau partainya disapu bersih jadi pendukung Benyamin-Pilar ya akan muncul dua poros."
"Hanya akan muncul dua poros, suatu hal yang sangat dihindari oleh dinasti," paparnya.
Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu, jika hanya ada dua pasangan calon alias head to head, petahana, Benyamin-Pilar dipastikan akan kalah.
"Makanya, membiarkan partai tidak dirangkul atau hanya maju dengan Golkar itu bagian dari strategi politik mereka, dan berhasil," ujarnya.
Adi lebih jauh menjelaskan. Di Tangsel ada sekira 60% warga yang menginginkan pemimpin baru, sedangkan 40% sisanya, puas dengan kepemimpinan sebelumnya yang digawangi Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie, dengan motor utama Partai Golkar.
Jika 60% warga ini bersatu, maka petahana akan tumbang. Namun dengan strategi Golkar tanpa teman koalisi, akhirnya terbentuk dua poros lainnya dan 60% itu terbelah dua.
"Ada sekitar 60% masyarakat di Tangsel itu ingin perubahan dengan mengganti dominasi keluarga politik Airin, tapi yang semangat mengganti itu terbelah," paparnya.
"Kalau mau jujur, partai di luar Golkar itu masuk perangkap strategi keluarga dinasti," jelas Adi.
Selain perangkap poros ketiga, rahasia kemenangan Benyamin-Pilar, tidak lain adalah Airin Rachmi Diany, Wali Kota Tangsel, sekaligus Ketua DPD Golkar Tangsel.
Adi jelas mengatakan bahwa pembangunan Tangsel di bawah kepemimpinan Airin, begitu membekas di sebagaian besar warga Tangsel.
Kehadiran Benyamin-Pilar yang membawa jargon "Lanjutkan" menjadi bukti sahih bahwa mereka adalah suksesor Airin.
Dengan begitu, warga Tangsel akan ikhlas menyerahkan tampuk kepemimpinan Tangsel 1 kepada Benyamin dan Tangsel 2 kepada Pilar.